Dunia esports MLBB sedang ramai dibicarakan tentang masalah freeze contract player yang diklaim dapat merugikan para pemain. Isu ini mulai menarik perhatian komunitas esports MLBB setelah mendapatkan kritik dari Vice President ONIC Esports, Coach Yeb.
Vice President ONIC Esports, Coach Yeb, mengungkapkan kritik terhadap kebijakan beberapa organisasi esports yang menerapkan freeze contract kepada para pemainnya. Ia berpendapat bahwa tindakan ini melanggar hukum dan dapat membahayakan masa depan para atlet.
Praktik freeze contract atau pembekuan kontrak telah lama berlangsung di dunia esports, dengan beberapa organisasi esports mengakui secara terbuka bahwa mereka membekukan kontrak pemain yang mereka miliki.
Baca Juga: 5 Hero Counter Badang Terbaik, Meta Tank Pun Disikat!
Sekilas tentang Freeze Contract Player Esports
Untuk menjadi pemain profesional di dunia esports, kamu perlu memahami berbagai istilah. Salah satu istilah penting adalah freeze contract, yang biasanya diterapkan oleh tim untuk mengikat para pemainnya.
Istilah “freeze contract” merujuk pada situasi di mana kontrak seorang pemain dibekukan. Artinya, pemain tersebut masih terdaftar dalam tim, namun tidak menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
Freeze contract adalah cara yang digunakan organisasi untuk mempertahankan kontrol atas pemain yang dianggap aset berharga, meskipun tidak ada rencana untuk memanfaatkan mereka di masa depan. Ini menimbulkan dilema etika yang serius dalam dunia esports.
Manajemen esports seringkali melakukan freeze contract jika pemain melanggar aturan dalam kontrak, sehingga mereka berhak melakukan tindakan tersebut.
Baca Juga: Rekomendasi Build Item Badang Tank, Meta yang Populer Sekarang!
Kritik Soal Freeze Contract Player Esports MLBB
Praktik freeze contract dalam dunia esports telah berlangsung lama. Beberapa organisasi esports mengaku membekukan kontrak pemain mereka berdasarkan kesepakatan dalam kontrak awal. Opsi ini biasanya berlaku jika pemain melakukan kesalahan atau bertindak tidak profesional.
Perdebatan mengenai praktik freeze contract player di dunia esports khususnya MLBB terus berlangsung, dengan munculnya argumen pro dan kontra dari para pemain dan manajemen. Ada sisi positif dan negatif yang harus dipertimbangkan.
Opsi freeze dapat diterapkan jika pemain tidak menunjukkan performa yang diharapkan manajemen, meskipun tidak ada indikasi indisipliner. Dalam situasi ini, pemain akan dirugikan karena tidak menerima gaji yang telah disepakati dan tidak bisa melanjutkan karier di tempat lain.
Coach Yeb merasa sedih dan tidak ingin praktik yang tidak baik terjadi lagi, terutama di dunia esports Indonesia. Konten Tiktok-nya yang menggunakan Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa pesannya ditujukan untuk organisasi esports dan pro player di Tanah Air.
Coach Yeb menilai bahwa freeze contract tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Filipina dan negara lainnya, termasuk Indonesia. Ia berpendapat bahwa peraturan ini dapat merugikan pro player dalam melanjutkan karier mereka, terutama yang berkaitan dengan pengorbanan di bidang pendidikan.
Baca Juga: Inilah Bocoran Revamp Hanzo ML yang Harus Kalian KetahuiBaca Juga: