FIFA 16 memang akhir – akhir ini fenomenal sampai bisa mengalahkan popularitas PES 2016. Fitur yang di berikan FIFA Series dan juga update cepatnya menjadi penentu kesuksesan mereka. Selain itu, ada juga sistem permainan Online dengan membuat Tim yang bisa di dapatkan dengan cara berbayar. Siapa sangka fitur itu yang menyebabkan Ayah seorang remaja harus membayar Kartu kredit sebesar 110 Juta.
Anak dari Lance Perkins, telah menghabiskan uang USD 8.000 atau jika di rupiahkan menjadi 110 juta karena membeli pemain di game besutan EA Games itu.
Ayahnya mempercayakan kartu kredit kepada sang anak untuk keperluan mendesak atau membeli barang di Toserba (Toko Serba Ada). Namun sang anak malah mengkhianati kepercayaan Ayah dan menggunakannya untuk mikrotransaksi tadi di Perangkat Xbox One
Dari Laporan CBC, Sang anak yang berumur 17 tahun ini membeli pemain di mode permainan FIFA Ultimate Team. EA Games memang membuat Mode permainan ini secanggih mungkin dan juga ingin mendapatkan keuntungan lebih memalui mode permainan ini dengan menggunakan Uang sungguhan sebagai ganti FIFA Points yang di gunakan untuk membeli Pemain.
Harga FIFA Points ini memliki harga beragam, Mulai dari USD 1 (Rp. 13.860) Hingga USD 100 (Rp. 1,3 jutaan). Semakin Mahal harga pemain, semakin hebat pula pemainnya dan semakin kuat pula tim yang dapat di bangun.
Dengan total tagihan yang tidak sedikit, tentunya Lance kebingungan dan mencari cara agar masalah ini bisa di selesaikan. Salah satu hal yang pertama sekali di lakukannya adalah dengan berdiskusi dengan pihak perusahaan kartu kredit.
Namun Lance tidak bisa berbuat apa – apa. Berdasarkan keterangan Inquistr, Perusahaan kartu kredit tidak dapat membantu permasalahannya karena uang yang di habiskan bukan karena gangguan atau kesalahan perusahaan, melainkan kelalaian Lance yang mempercayakan kartu kredit kepada seorang ramaja yang rata- rata masih labil. Yang bisa di lakukan Lance adalah melaporkan masalah ini sebagai penipuan dan tentunya sang anak harus di tahan. Tentu saja si ayah tidak ingin hal ini dan mencoba hal lain.
Lance Perkins pun mencoba metode lain, yaitu dengan melalukan pendekatan kepada pihak Xbox yang merupakan bagian dari Microsoft agar mau membatalkan semua transaksi yang di lakukan anaknya.
Hingga sekarang belum ada tanggapan dari Pihak Xbox, yang pasti kalau di tanggapi dan di proses membuat pihaknya mau tak mau berurusan lagi dengan Electronic Arts sebagai pemilik FIFA 16.