GameGame ListNintendoPCPC & ConsolePlaystation

10 Hal Yang Gak Enak Bagi Gamer 90-an

Berikut adalah 10 hal yang gak enak bagi gamer 90-an dulu. Apakah kamu pernah mengalami salah satunya atau bahkan semuanya?

Berikut adalah 10 hal yang gak enak bagi gamer 90-an dulu. Apakah kamu pernah mengalami salah satunya atau bahkan semuanya?

Tak memungkiri bahwa puncak (peak) kegokilan dari video game (setidaknya menurut gue), adalah dekade 90an. Mengapa demikian? Karena di dekade inilah transisi awal teknologinya dimulai.

Selain itu banyak banget ragam console dan game yang bisa kita nikmati. Bahkan gamer PC pun juga memiliki keasyikan yang sama gokilnya. Namun di antara keenakan-keenakan tersebut, sayangnya banyak juga aspek-aspek gak enaknya.

Nah berikut adalah 10 hal yang gak enak bagi gamer 90-an tersebut. Ingat 7 poin ini bersifat SUBYEKTIF.

1. Tiup-Tiup Cartridge Game

hal gak enak gamer 90-an
Tiup Cartridge Game | TheGamer

Hal yang gak enak bagi gamer 90-an yang pertama adalah tiup-tiup cartridge game. Ya jauh sebelum menggunakan media compact disc (CD), game pertama kali menggunakan cartridge.

Cartridge pada esensinya adalah kotak yang bagian bawahnya berlubang. Nah di dalam cartridge adalah papan sirkuit yang sudah terprogram. Tentunya programanya adalah konten dari game-nya.

Atau kalau banyak orang kala itu katakan sebagai “kaset game.” Pokoknya semua dibilang kaset. Kaset Nintendo, Kaset Sega, dan sebagainya. Nah bagian bawah cartridge yang berlubang itu apabila kita menaruhnya sembarangan atau terlalu lama terkena panas dari console-nya, bisa berdebu.

Kalau sudah berdebu, maka debu yang menempel bisa membuat cartridge game yang ingin kita mainkan, suka susah untuk berfungsi. Bahkan bisa saja tidak menyala sama sekali. Alhasil dulu untuk mengakalinya, kita selalu meniup-niup lubangnya.

Ya sebenarnya metode ini bisa kita yakini atau tidak kebenarannya. Tapi terlepas bagaimanapun, tetap saja hal ini gak enak banget. Selain repot, juga dari sisi kesehatan tidaklah baik sama sekali. 

Spesifiknya, ketika kita meniup-niup, pastinya akan ada saja debu yang akan bersarang di dalam paru-paru kita. Untunglah pada tahun 1994-1995, seluruh console sudah mulai bertransisi ke CD.

2. CD Tergores-Gores

hal gak enak gamer 90-an
CD Tergores-Gores | Reddit

Hal yang gak enak bagi gamer 90-an selanjutnya adalah CD game yang tergores-gores. Sebenarnya poin juga berlaku untuk CD musik atau film seperti Video Compact Disc (VCD).

Anyway, ya gak enak dan perjuangan banget deh setiap membeli CD game baru dulu. Dari momen ketika kita membelinya pun, kita WAJIB untuk memeriksa bagian belakang CD game apakah ada goresan atau tidak sama sekali.

Karena apabila banyak goresan bahkan goresannya sangat dalam (bekas kuku tajam), sudah pasti game-nya gak akan 100% lancar jalannya. Kalau sudah begini maka solusinya kala itu hanya ada dua: Menyemprot dengan semprotan foam khusus CD, ataui membeli lagi CD game-nya.

3. Multi CD

hal gak enak gamer 90-an
Multi CD | ResetEra

Tidak seperti sekarang yang menggunakan Digital Versatile Disc (DVD) atau Blu-Ray yang memiliki kapasitas tampung yang jauh lebih besar. CD memiliki kapasitas tampung yang jauh lebih minim.

Jadi gak heran jika film dan game yang berdurasi panjang, dipisah (split) dalam beberapa disc. Nah khusus untuk game, sering banget kita melihat game yang panjang dipisah sampai 3-6 disc.

Sehingga ketika ingin melanjutkan, kita harus mengganti ke CD selanjutnya. Walau kala itu mungkin kita merasa kalau hal ini keren, tapi kalau kita pikir lagi sekarang hal ini ribet banget.

Apalagi nih kalau kita memainkan game multi CD-nya dalam format PC. Tentunya kita harus meng-install lagi dulu CD-CD selanjutnya. Selain repot, lama, juga kocek yang dikeluarkan cukup membuat kantong jebol.

4. Kabel RCA

“Apaan tuh kabel RCA?” Kamu ingat gak kabel di console Sega atau PS1 yang berwarna kuning, putih, dan merah yang disambungkan ke belakang TV dulu? Nah itu namanya kabel RCA.

RCA sendiri diambil dari perusahaan jadul yang membuatnya, Radio Corporation of America. Nah ketiga warna kabel “keramat” itu fungsinya sebagai output untuk bisa menampilkan gambar dan juga suara dari game-nya.

Sebenarnya hingga console Xbox 360 pun, juga masih disediakan kabel RCA. Walau memang banyak gamer yang memilih menggunakan kabel High-Definition Multimedia Interface (HDMI).

Dan gak heran jika HDMI lebih banyak dipilih saat ini. Karena kabel ini jauh lebih praktis dan terlihat lebih canggih. Tidak seperti RCA yang membuat kita harus mencolokkan dulu ketiga kabelnya yang rata-rata terletak di belakang televisi.

5. Dihakimi Gamer Lain

hal gak enak gamer 90-an
Dihakimi Gamer Lain | The Guardian

Maksudnya, gamer lain yang mungkin lebih jago atau sudah menamatkan game-nya, akan langsung meremehkan kita. Contoh, “ah kayak bisa aja lo namatinnya” atau bisa juga ketika kita gagal di satu rintangan, mereka akan memberikan komen yang sangat kotor itu (ya pasti tau lah kalian he..he).

Ya memang sih hingga sekarang penghakiman seperti ini masih ada di dunia game saat ini. Bahkan jauh lebih toxic. Namun di sini gue cuma ingin menekankan kalau yang memulai semuanya adalah generasi 90an. Walau memang gak semua gamer seperti demikian.

Nah kebalikannya, adalah dilihatin. Spesifiknya kalau kita terlihat lihai memainkan game light gun seperti Time Crisis atau simulasi dansa seperti Dance Dance Revolution (DDR) di Arcade Center.

Memang enak sih dilihatin karena kelihaian kita. Tapi pada saat yang sama, gak memungkiri kalau ada juga perasan kurang nyaman. Namun kalau kalian memang merasa enak-enak saja ya tentunya tidak masalah juga.

6. Membawa Console di Koper Atau Tas Dorong

Sebenarnya ini adalah pengalaman pribadi gue, tapi gue yakin pastinya banyak juga dari kalian yang pernah mengalaminya. Jadi rumah gue dengan om-tante satu kompleks tapi beda blok. Nah kebetulan om-tante besrta kala itu kedua anaknya yang masih kecil hobi nge-game. Cuma kala itu mereka belum ada keinginan untuk membeli console.

Alhasil mereka pun kerap mengandalkan gue untuk membawa console PS beserta beberapa game-nya. Ya sudah deh, akhirnya gue harus mencopot semua console dan memasukkannya ke dalam tas dorong. Tas dorong ini mungkin sekarang lebih identik digunakan oleh pebisnis atau traveler.

Dan ya, bayangkan saja bukan betapa repotnya mencopot semuanya dan memasukkan, lalu setelah balik ke rumah memasangkan lagi semuanya? Belum lagi ditambah dengan rasa lelah dari jalan kaki bolak-baliknya.

Lebih repot lagi nih, yang gamer PC. Dulu apabila mau main bareng dengan teman, kita juga harus membawa seluruh kabel dan CPU kita yang seberat gajah itu. Sudah gitu, sesampai di rumahnya kita harus memasang lagi semuanya.

Beruntung deh generasi sekarang yang hampir semua console dan game-nya, sudah online. Mau dari masing-masin rumah pun, kita bisa melakukan gaming party-nya.

7. Kehabisan Koin

hal gak enak gamer 90-an
Kehabisan Koin | Padmanews.Id

Sekali lagi, pembahasan ini membahas game/gamer dekade 90an. Jadi gak afdhal rasanya kalau kita tidak membahas lagi hal-hal yang berkaitan dengan arcade game atau dingdong. Pasalnya, hal inilah yang memang ngetop pada dekade tersebut.

Nah untuk memainkan game-game yang disediakan, tentunya kita harus membeli dan memasukkan koin khususnya. Masalah besar lantas timbul ketika kita katakanlah mati di level 7 padahal, sedikit lagi kita akan tamat.

Masalah kian parah karena kita sudah kehabisan koin untuk melanjutkannya. Kalau masih ada sisa uang untuk membeli koin lagi sih gak masalah. Nah kalau misalkan tidak bagaimana? Benar-benar perjuangan banget deh main game arcade zaman dulu.

8. Beli Buku Atau Majalah Game Untuk Menamatkan

hal gak enak gamer 90-an
Majalah Game | GGWP

Sebelum mulai, gue ingin menegaskan kalau gue GAK ANTI atau bahkan ingin MERENDAHKAN buku panduan atau majalah game. Toh gue juga dulu membeli HotGame, Game Station, bahkan satu buku walkthrough sekaligus cheat game Harvest Moon: Back to Nature (1999).

Kenangan tersebut memanglah tidak terlupakan sama sekali. Tapi kalau kita pikir lagi sekarang, aspek ini sangat tidak efektif bahkan membuang uang. Apa lagi jika kita membelinya ketika tinggal 2 atau 1 level terakhir, atau hanya membeli majalah atau tabloidnya khusus untuk walkthrough-nya saja. Buang uang banget gak sih?

Tapi di saat yang sama mau kita apakan juga bukan? Toh pada dekade ini belum ada video walkthrough dari internet. Yang ada hanyalah walkthrough berbentuk artikel tulisan. Yang mana, kala itu belum sepopuler sekarang.

9. Orang Tua Yang Strict

hal gak enak gamer 90-an
Orang Tua Yang Strict | Freepik

Mungkin sampai sekarang masih ada beberapa orang tua yang seperti ini. Tapi gue yakin strict-nya tidaklah mungkin segokil kedua orang tua di dekade 90an.

Terlebih nih pada dekade ini, video game masih dianggap sebagai media hiburan paling puncak (ultimate). Jadi gak heran jika banyak generasi 90an yang tumbuh besar dengan main video game setiap harinya.

Pokoknya nih dulu kalau mau main game pasti orang tua akan memberikan batas waktu seperti layaknya timer di TV rental PS. Apabila kita melewati batasan waktu yang telah ditentukan, sudah pasti amukan gahar dari emak atau bapak akan langsung keluar.

Selain itu, pada dekade ini rata-rata adalah orang tua kita yang dulu membelikan game-nya. Jadi secara gak langsung, mereka akan menyeleksi lagi gamegame yang akan dibeli. Jadi jangan heran jika dulu banyak generasi 90an yang membeli game Mortal Kombat secara sembunyi-sembunyi.

10. Tidak Ada Fitur Save Game

Nah inilah hal yang gak enak bagi gamer 90-an yang paling gak enak banget. Rata-rata console dekade ini tidaklah memiliki fitur save progress game. Barulah ketika PS1 rilis, semuanya berubah drastis.

Sehingga dulu ketika kita memainkan console NES, SNES, atau Sega, mau gak mau kita harus mengulang lagi dari level 1. Dan hal ini memang gak enak banget. Tapi pada saat yang sama ada manfaatnya juga.

Dan manfaat tersebut adalah mereka-mereka yang generasi 80 dan 90an, memiliki stamina main game yang lebih kuat dan lama. Pasalnya, mereka dari kecil sudah “terlatih” untuk mengulang semua permainan dari awal lagi setiap harinya.

Oke guys itulah tadi seluruh pembahasannya. Dari 10 ini, yang manakah yang kalian pernah atau bahkan sering dialami dulu?

Related Posts

Enable Notifications OK No thanks