Salah satu tim non-unggulan pada ajang Mobile Legends World Championship M2 yakni Burmese Ghouls tengah hangat menjadi perbincangan. Tim kuda hitam ini berhasil masuk ke grand final meski akhirnya harus puas menjadi runner-up setelah takluk dari Bren Esports.
Burmese Ghouls sendiri mendapat banyak dukungan yang cukup besar dari masyarakat Myanmar. Hal tersebut terlihat dari beberapa gambar seperti tenaga medis sampai biksu-biksu di Myanmar turut menyaksikan aksi BG pada ajang M2 layaknya pahlawan nasional.
Kabar Tidak Sedap Menimpa Burmese Ghouls
Sayangnya, sekembalinya Burmese Ghouls ke Myanmar, euforia sambutan dari rakyat tidak berlangsung lama karena situasi politik di sana sedang panas. Ace dan kawan-kawan terjebak dalam kudeta militer yang baru saja terjadi.
Melansir dari pengumuman Myawady TV, stasiun penyiaran milik militer setempat, bahwa tentara sudah menguasai balai kota Yangon. Akibatnya, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap bersama Presiden Win Myint ditahan di ibu kota Naypyidaw.
Pada waktu yang bersamaan menurut sumber partai, Menteri Utama Negara Bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan. Hal ini tentunya menimbulkan ketegangan dalam negeri sampai mendapat peringatan lebih dari selusin kedutaan asing dan PBB.
Myanmar cukup sering mengalami kudeta, tercatat sudah beberapa penggulingan kekuasaan terjadi sejak kemerdekaan dari Inggris tahun 1948, tahun 1963 dan 1988.
Bagaimana Krisis Ini Bermula?
Meskipun di dunia dia dihujat karena penindakan atas etnis Rohingya, Aung San Suu Kyi tetaplah figur populer di negaranya. Karena itu partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), mengamankan kemenangan besar dalam pemilu November 2020 lalu.
Total, dia mendapatkan 258 House of Representatives (majelis rendah), dan 138 House of Nationalities (majelis tinggi). Namun militer, yang sudah menguasai negara di Asia Tenggara itu dalam 60 tahun terakhir, menyebut pemilu November 2020 penuh kecurangan.
Pihak militer mengklaim menemukan lebih dari 10 juta pelanggaran suara, dan meminta komisi pemilu untuk melakukan pencocokan dengan temuan tersebut. Tensi mulai meningkat setelah Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima militer Myanmar memberikan ancaman kudeta.
Dalam pernyataannya pekan lalu, Jenderal Min menuturkan dia tidak segan mencabut konstitusi jika banyak kalangan yang tidak menghormatinya. Pekan lalu, tank mulai terpasang dan berjejer di kota utama seperti Naypydaw dan Yangon, dengan kelompok pro-militer berunjuk rasa.
Untuk menyikapi hal ini, banyak media esports sedang berusaha menghubungi pihak dari Burmese Ghouls untuk menanyakan keadaan mereka. Apakah situasi tersebut berdampak pada aktivitas profesional mereka sebagai gamer esports. Semoga situasi politik di Myanmar tidak makin parah dan Burmese Ghouls baik-baik saja ya.
Agar kalian tidak ketinggalan berita dan informasi seputar dunia game lainnya, pastikan kalian kunjungi terus Dafunda Game yaa!!