Bicara soal film adaptasi komik superhero, Spider-Man merupakan salah satu karakter yang sebetulnya cukup laris dan membuka kesuksesan genre film ini. Film Spider-Man tahun 2002 mendapat banyak sambutan yang cukup positif. Begitupun juga dengan film keduanya, yang bahkan mendapatkan piala Oscar.
Sayangnya, Spider-Man 3 yang rilis di tahun 2007 justru mendapat reaksi beragam. Tidak sedikit penggemar yang berani menyebut jika film penutup trilogi Sam Raimi adalah film Spider-Man terburuk.
Apakah memang film Spider-Man seburuk itu? Pada kesempatan ini, kita bakalan kupas mendalam apakah Spider-Man 3 trilogi Sam Raimi termasuk film yang gagal, atau justru tidak. Tanpa berlama-lama lagi, ini dia pembahasannya.
Pendapatan Spider-Man 3 Tertinggi Di Antara Dua Film Pertama
Jika kita menghitung dari aspek pencapaian, Spider-Man 3 sebetulnya merupakan trilogi Sam Raimi paling sukses. Total pendapatan dari film mencapai 894,9 juta dollar. Mengungguli film pertamanya yang mencapai 825 juta dollar. Justru Spider-Man 2 yang merupakan film terbaiknya tidak mencapai 800 juta dollar.
Tiga film arahan Sam Raimi itu pun masuk peringkat pertama Box Office selama kurang lebih dua minggu. Melansir Box Office Mojo, Spider-Man 3 berhasil bertengger di peringkat teratas tepat dua minggu (14 hari). Sementara Spider-Man 2002 dan Spider-Man 2 masing-masing bertahan selama 13 hari (Spider-Man 2002) dan 16 hari (Spider-Man 2).
Begitupun dengan pencapaian Domestic All TIme Rankings. Spider-Man 3 menjadi film kelima yang bertengger di Top Opening Weekends pada bulan Mei tahun 2007. Raihan ini merupakan raihan tertinggi film besutan Sony itu. Di mana Spider-Man 2002 hanya bertengger di posisi 10 dan Spider-Man 2 yang hanya berada di urutan 11.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan jika secara statistik Spider-Man 3 sebetulnya merupakan film trilogi Spider-Man Sam Raimi tersukses. Namun, mengapa bisa banyak orang berpendapat jika film ini merupakan film gagal? Simak penjelasannya lebih lanjut.
Eksekusi Cerita Yang Dibangun Tergesa-gesa Membuat Film Ini Sulit Dinikmati
Banyak cerita behind the scene dari Spider-Man 3 yang sudah menjadi konsumsi publik. Yang paling banyak penggemar bahas adalah intervensi Sony terhadap sisi kreativitas dari Sam Raimi. Momen ini mengawali hubungan yang merenggang antara Sam Raimi dan pihak Sony.
Di ide sebenarnya, Sam Raimi hanya ingin musuh dalam film ini adalah Sandman. Sony menginginkan jika Venom harus muncul. Sayangnya, Sam Raimi gagal mengeksekusi cerita Venom dengan sempurna. Ketidakmampuan Sam Raimi menceritakan Venom ini berdampak kepada sejumlah karakter. Contohnya adalah Harry Osborn dan Mary Jane.
Kemunculan Venom selain membuat screentime dua sahabat Peter ini berkurang, juga mempengaruhi karakteristik mereka sepanjang film. Harry Osborn dibuat menghilang pasca konfrontasinya dengan Peter dan tiba-tiba muncul kembali tanpa penjelasan di sepertiga akhir film. Sementara Mary jane, sekali lagi menjadi plot device yang karakternya jauh lebih menyebalkan ketimbang film-film sebelumnya.
Selain dari segi durasi dan eksekusi ceritanya, Spider-Man 3 juga meredupkan karir Topher Grace, yang merupakan pemeran Eddie Brock alias Venom. Pasca Spider-Man 3 selesai, Topher sangat sulit untuk mendapatkan peran di proyek-proyek besar selama beberapa waktu. Beruntungnya, karirnya kembali pulih berkat kesuksesan Interstellar di tahun 2014 silam. Selama vakum di layar lebar, Topher hanya memainkan peran-peran kecil di sejumlah serial televisi.
Jadi jika kita melihat dari proses produksi serta hasilnya, memang Spider-Man 3 seperti kesulitan untuk meng-handle karakter yang mereka hadirkan. Hal ini membuat cerita dari filmnya terasa begitu tryhard untuk menggiring para karakternya ke dalam konflik. Terutama di bagian Venom-nya yang memang kurang tereksekusi dengan baik.
Itulah tadi beberapa hal yang bisa kami jelaskan mengenai kondisi film Spider-Man 3 arahan Sam Raimi. Kalo menurut kalian, apakah Spider-Man 3 merupakan film gagal atau tidak? Sampaikan di komentar, ya.