Belum lama ini, jumlah penonton film KKN di Desa Penari berhasil melampaui raihan Warkop DKI: Jangkrik Boss! Part 1 dengan total lebih dari 8 juta. Dengan rekor ini, film besutan MD Pictures ini resmi menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Mengenai perolehan itu, ada beberapa hal yang mendasari bagaimana KKN di Desa Penari mendapatkan pencapaian tersebut. Akademisi film Institut Kesenian Jakarta Satrio Pamungkas belum lama ini melakukan wawancara kepada CNN Indonesia untuk menjelaskan fenomena ini. Kira-kira, menurut Satrio apa aja ya rahasia kesuksesannya?
Penasaran Akan Visualisasi Cerita Yang Akan Hadir
Mengutip wawancaranya bersama CNN Indonesia, Rasa penasaran penonton terhadap visualisasi cerita KKN di Desa Penari menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Sebagai informasi, film ini merupakan adaptasi kisah horror yang sempat viral di tahun 2019 silam.
Saat itu, akun Twitter SimpleMan menerbitkan cuitan mengenai kisah ini ke dalam dua versi. Yakni versi Widya dan versi Nur. MD Pictures bersama Awi Suryadi pun mengemas cerita viral ini ke dalam sebuah film yang berdurasi 2 jam lebih 10 menit itu.
Kerinduan Penonton Akan Pengalaman Menonton di Bioskop
Lebih lanjut, Satrio mengungkapkan jika pandemi COVID-19 yang membuat bioskop sempat “mati suri” ini menghadirkan kerinduan kepada para penggemar. Pasalnya, pada akhir April lalu pemerintah sudah membolehkan bioskop untuk kembali penuh seperti sedia kala.
Dengan rasa penasaran akan visualisasi cerita yang akan mereka sajikan, rasa kerinduan penonton akan penuhnya bioskop membuat arus penonton KKN di Desa Penari menjadi begitu deras.
“Jadi ada dua hal. Antara kerinduan datang ke bioskop dan rasa penasaran yang belum terselesaikan. Jadi, ketika dihadirkan itu seolah-olah jadi luar biasa sekali.” terang Satrio Pamungkas dalam ringkasan yang CNN Indonesia terbitkan.
Minat Masyarakat Terhadap Film Horror Yang Tidak Menuntut Mereka Berimajinasi
Masih membahas fenomena kesuksesan KKN di Desa Penari, Satrio melihat fenomena minat masyarakat terhadap film horor. Menurutnya, ia menilai masyarakat Indonesia akan lebih tertarik dengan film-film horor yang mengusung cerita rakyat ketimbang film horor yang bermain dengan imajinasi.
Hal itu juga yang menjadikan KKN di Desa Penari tetap ramai penonton meski cerita yang senada pernah hadir dalam film-film sebelumnya. Ia menyebut kedekatan penonton akan fenomena sosial sebagai faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan film itu.
“Cerita tentang mitos rakyat itu menarik buat masyarakat kita. Cerita tentang mitologi, ketabuan, pamali. Hal seperti itu menarik di budaya oral culture, omongan ke omongan. Kalau di kita, bikin film horor yang berimajinasi itu akan sulit. Ketakutan itu akan sulit untuk kita rasakan.” tuturnya.