Sebagai bintang legendaris di dunia film aksi, Jackie Chan telah menghiasi bioskop dan televisi di seluruh dunia sejak tahun 1960-an. Karya-karya Jackie Chan sangat diminati oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari orang dewasa hingga remaja. Dari sekian banyaknya film Jackie Chan, beberapa rekomendasi ini mungkin merupakan yang terbaik.
Dengan kepribadian yang luas dan dihormati di seluruh dunia, baik di negara-negara Barat maupun Timur, Jackie Chan membangun kariernya berkat keahlian Kung Fu-nya, kepiawaiannya dalam menyutradarai film aksi, serta bakat aktingnya yang beragam dalam komedi dan drama.
Contents Navigation
Rekomendasi Film Jackie Chan Terbaik
10. Snake in the Eagle’s Shadow (1978)
Jackie Chan memulai perjalanan karirnya sebagai pemeran tambahan, aktor latar, dan stuntman dalam film-film seni bela diri, terutama film yang Bruce Lee bintangi.
Mendapat arahan dari maestro film seni bela diri Yuen Woo-ping, Jackie berperan sebagai Chien Fu, seorang yatim piatu yang mengalami penyiksaan di sekolah Kung Fu. Ia kemudian bertemu dengan seorang pengemis bernama Pai Cheng-tien (Yuen Siu-tien), yang mengajarinya teknik seni bela diri Kung Fu Ular.
Film ini memiliki pengaruh signifikan terhadap industri perfilman pada tahun 1980-an. Pertama, Jackie mendapat kebebasan oleh Yuen Woo-ping untuk mengekspresikan gerakan aksinya, yang memungkinkan ia mengembangkan gaya Kung Fu yang unik, berbeda dari gaya Jeet Kune Do yang ada dalam film Bruce Lee.
Kedua, alur cerita film ini membentuk dasar bagi film-film seni bela diri yang akan datang, termasuk waralaba The Karate Kid dan film-film sejenis.
9. Drunken Master (1978)
Rekomendasi film Jackie Chan terbaik selanjutnya adalah Drunken Master. Drunken Master rilis setelah Snake in the Eagle’s Shadow dan melibatkan tim produksi yang sama, serta memiliki alur cerita yang mirip.
Film ini mengisahkan tentang Wong Fei-hung (Jackie Chan), yang setelah mengalami beberapa kejadian yang kurang menguntungkan, terpaksa belajar seni bela diri dari seorang pengemis bernama So (Siu-tien), yang merupakan seorang ahli dalam teknik bertarung yang terinspirasi dari keadaan mabuk.
Walaupun pada awalnya hubungan mereka tidak harmonis, Wong akhirnya tumbuh rasa hormat dan kasih kepada So. Di bawah arahan So, Chan menunjukkan berbagai teknik seni bela diri seperti Head-fu, Ular, Bangau, Harimau, Monyet, dan Choi Lei Fut.
Drunken Master menetapkan tolok ukur bagi film seni bela diri di masa mendatang dan menjadi sebuah fenomena yang berpengaruh. Gaya rambut Jackie Chan yang sebahu menjadi populer di Asia dan bahkan menjadi acuan dalam berbagai karya, seperti Naruto dan Mortal Kombat.
Film ini juga merupakan sumber inspirasi oleh para seniman seperti Edgar Wright dan Akira Toriyama untuk karya-karya mereka, yaitu The World’s End dan Dragon Ball. Yang terpenting, film Drunken Master membuat popularitas Jackie meroket, menjadikannya bintang terkenal di Hong Kong.
8. Wheels on Meals (1980)
Selanjutnya ada Wheels on Meals. Pada tahun 1980-an, Jackie Chan bekerja sama dengan teman sekolahnya, aktor Yuen Biao dan Sammo Hung, yang kemudian terkenal sebagai Three Brothers.
Dalam film Wheels on Meals, Jackie berperan sebagai Thomas, seorang ekspatriat dari Tiongkok yang tinggal di Barcelona dan menjalankan usaha van makanan cepat saji bersama sepupunya David (Yuen Biao), sambil melatih keterampilan kung fu di waktu luang.
Saat rekan detektif mereka, Moby (Sammo Hung), mendapat tugas untuk melindungi seorang pencopet bernama Sylvia (Lola Forner), mereka memanfaatkan kemampuan bela diri mereka untuk menghadapi geng motor dalam serangkaian aksi kejar-kejaran.
“Wheels on Meals” merupakan film pertama dari dua kerjasama antara Jackie dan kickboxer legendaris, Benny Urquidez. Adegan pertarungan terakhir dalam film ini mungkin salah satu yang terbaik dalam sejarah, menampilkan Jackie yang memanjat kastil untuk menyelamatkan Sylvia dan pertarungan tanpa senjata yang energik antara Jackie dan Benny.
7. The Tuxedo (2002)
Rekomendasi film terbaik Jackie Chan selanjutnya adalah The Tuxedo rilisan tahun 2002. Film ini mengisahkan seorang sopir bernama Jimmy yang bekerja untuk seorang miliarder sekaligus agen rahasia bernama Devlin. Sayangnya, Devlin mengalami kecelakaan dan berada dalam keadaan koma, sehingga harus mendapat perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama.
Suatu ketika, Jimmy berniat mengantarkan barang-barang milik Devlin dan secara iseng mencoba salah satu tuksedonya, yang ternyata lengkap dengan gadget khusus. Akibatnya, Jimmy memperoleh kekuatan luar biasa setelah mengenakan tuksedo itu dan ikut berperan dalam mencegah terjadinya spionase internasional bersama agen rahasia Del.
6. The Foreigner (2017)
Selanjutnya ada film yang full ketegangan dan aksi, tanpa ada unsur komedi. Film Jackie Chan ini berdasarkan novel berjudul The Chinaman karya Stephen Leather yang terbit pada tahun 1992.
Pada tahun 2018, film The Foreigner ini termasuk dalam daftar 10 film Netflix yang paling banyak ditonton di Inggris. Sebagai catatan, saat berperan dalam film ini, Jackie Chan sudah berusia 60-an, namun ia masih mampu berakting dengan energi seperti di masa mudanya.
Film ini mengisahkan seorang mantan anggota pasukan khusus dari Perang Vietnam bernama Quan, yang kini memiliki restoran Cina di London. Ia bertekad untuk membalas dendam terhadap kelompok teroris IRA yang telah menghilangkan nyawa putrinya, Fan.
Quan meminta kepada wakil menteri Irlandia, Liam Hennessy, untuk memberikan data yang berisi nama-nama teroris tersebut. Namun, Liam terus menghindar dan mengklaim bahwa ia tidak memiliki informasi apapun.
Pada akhirnya, Quan meledakkan bom peringatan dan mengancam Liam agar mengungkapkan informasi mengenai teroris IRA. Film Jackie Chan ini bisa dikatakan sangat berbeda karena jauh dari elemen komedi yang biasanya ada dalam film-filmnya yang lain.
Baca Juga:
5. The Karate Kid (2010)
The Karate Kid sejatinya adalah versi baru dari film berjudul sama yang rilis pada tahun 1984. Salah satu perbedaan utama dalam film ini adalah peralihan seni bela diri yang ditampilkan, dari karate menjadi kung fu. Inilah sebabnya banyak orang menyebut film ini dengan sebutan The Kung Fu Kid.
Film ini berfokus pada seorang anak laki-laki bernama Dre yang pindah ke China karena mengikuti ibunya yang bekerja di sana. Pada awalnya, Dre merasa tidak nyaman dengan lingkungan barunya karena ia tidak menguasai bahasa Mandarin.
Selain itu, di sekolah, Dre sering menjadi korban bullying dari teman-temannya karena penampilannya yang berbeda. Namun, Dre memiliki minat yang besar terhadap kung fu dan akhirnya mendapatkan pelajaran dari tetangganya yang merupakan mantan guru kung fu.
Seiring berjalannya waktu, Dre bertekad untuk mempelajari kung fu agar bisa berkompetisi melawan teman-teman yang sering mengganggunya di sekolah.
4. Rush Hour (1998)
Film Rush Hour merupakan salah satu film aksi-komedi terhebat yang pernah ada dan menandai awal kesuksesan Jackie Chan di Amerika Serikat. Ceritanya mengikuti seorang polisi terkenal dari Hongkong bernama Lee yang pergi ke Los Angeles untuk membantu temannya mencari putrinya yang diculik. Dalam upaya tersebut, Lee berkolaborasi dengan James Carter, seorang detektif FBI.
Rush Hour adalah film yang sangat menggambarkan suasana tahun 90-an dengan konsep aksi komedi polisi, yang mengombinasikan bintang film dengan komedian stand-up yang populer saat itu, dan berhasil meraih penghargaan di MTV Movie Awards.
Walaupun begitu, kemistri antara Jackie dan Chris menjadi faktor yang membuatnya tetap relevan. Karena gaya komedi Jackie yang lebih lembut berkontras dengan karakter Chris yang lebih liar. Film Rush Hour mengukuhkan posisi Jackie sebagai bintang Hollywood selama lebih dari sepuluh tahun, dan yang menarik, film ini juga memicu munculnya situs ulasan film Rotten Tomatoes.
3. Who Am I? (1998)
Rekomendasi film Jackie Chan terbaik selanjutnya adalah Who Am I?. Jackie Chan mengambil peran sebagai sutradara dalam “Who Am I?” yang rilis pada Januari 1998. Ini merupakan film kedua karya Jackie Chan yang menggunakan skrip dalam bahasa Inggris setelah “Mr. Nice Guy.”
Film ini mengisahkan sekelompok agen CIA yang dikhianati oleh salah satu anggota mereka, Morgan, yang mengakibatkan kecelakaan helikopter yang mereka naiki di Afrika Selatan.
Hanya ada satu agen CIA yang selamat dan mengalami amnesia berat, sehingga ia tidak ingat namanya. Akibatnya, agen tersebut dirawat oleh suku-suku asli di Afrika Selatan hingga sembuh, dan mereka memberinya nama “Whoami” yang berarti ‘Siapa Saya’. Nama ini berasal dari kalimat pertama yang diucapkan agen tersebut saat ia sadar kembali.
Dengan bantuan seorang reporter yang tidak ia kenal, Whoami akhirnya dapat mengungkap ingatan masa lalunya dan menemukan keberadaan Morgan yang telah mengkhianatinya.
2. Project A (1983)
Film Jackie Chan ini juga rilis di Filipina dengan judul Superfly 2 yang juga mendapat arahan sutradara Jackie Chan sendiri. Melalui film ini, Jackie Chan berhasil mendapatkan dua penghargaan dari Penghargaan Film Hong Kong yang ke-4. Penghargaan itu termasuk nominasi untuk kategori ‘Aktor Terbaik’ dan ‘Koreografi Aksi’.
Film ini berlatar di Hong Kong pada abad ke-19. Jackie Chan berperan sebagai Sersan Ma yang harus melawan sekelompok bajak laut. Pada masa itu, pemerintah Hong Kong terlibat dalam praktik korupsi dengan menjual senjata kepada para perompak.
Sersan Ma kemudian bergabung dengan pasukan polisi laut untuk berusaha menghentikan serangan para perompak yang ingin menyerang kota.
1. Police Story (1985)
Police Story merupakan puncak dari perjalanan karier Jackie Chan, baik sebagai stuntman maupun sebagai aktor, penulis, dan sutradara. Film ini memiliki alur yang sederhana, di mana Detektif Ka-Kui (Jackie Chan) berusaha membersihkan namanya setelah sebuah operasi penangkapan yang gagal membuatnya mendapat tuduhan melakukan pembunuhan.
Adegan kejar-kejaran mobil di pembukaan, momen ketegangan saat Chan bergelantungan di bus tingkat, serta klimaks selama 20 menit di pusat perbelanjaan yang disebut “Glass Story” karena banyaknya kaca yang hancur, semuanya sangat mengesankan.
Dalam aksi terakhirnya, Chan mengalami luka bakar tingkat dua setelah meluncur dari tiang lampu yang panas dari lantai atas. Tak hanya itu, Jackie juga menderita cedera pada punggung dan panggul yang terkilir.
Tim produksi juga harus membersihkan semua logistik yang ada di pusat perbelanjaan agar bisnis dapat berjalan kembali keesokan harinya. Meskipun demikian, semua pengorbanan itu terbayar, karena Police Story diakui sebagai salah satu film aksi paling populer sepanjang masa.
