Dikenal sebagai komedian dan penulis, Raditya Dika saat ini juga aktif sebagai pembuat film. Tak hanya membintangi dan menulis skenario, Dika pun kini terjun langsung sebagai sutradara. Sebentar lagi Dika akan merilis film terbarunya, Single, yang merupakan kerja samanya yang pertama dengan produser Sunil Soraya (5 cm., Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck) dari rumah produksi Soraya Intercine Films.
Single pun menjadi proyek film Dika yang disebut-sebut paling berbeda. Salah satunya penyebabnya karena proses produksinya yang paling lama dibandingkan film-film sebelumnya. “Penulisan skenario itu bareng Pak Sunil delapan bulan, itu adalah yang terlama yang saya buat,” ungkap Dika saat diwawancara beberapa waktu lalu.
Film Karangan Raditya Dika Pertama Yang Bukan Dari Buku
“Delapan bulan itu biasanya bisa selesai tiga skenario, ini cuma satu kalau di Soraya. Reading itu mereka duluan (pemain selain Dika, red), empat sampai lima bulan sebelum syuting. Saya masuk sebulan sebelum syuting. Itu juga hitungannya lama, biasanya PH lain cuma dua sampai tiga minggu. Sehingga dengan keseriusan ini, membuat saya mantap untuk kerja bareng sama Soraya dan melihat hasilnya nanti,” paparnya lagi.
Kesan bahwa Single akan menjadi film Dika yang berbeda memang bisa dilihat dari berbagai segi. Selain lamanya proses dan kerja sama perdana dengan Soraya, Single akan jadi film pertama yang dibintangi Dika yang bukan diadaptasi dari buku tulisannya (seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Manusia Setengah Salmon, dan Marmut Merah Jambu), atau webseries kreasinya (Cinta dalam Kardus, Malam Minggu Miko Movie). Dika juga mengaku merasa diuntungkan bisa mengangkat materi cerita yang baru ini lewat kerja samanya dengan Soraya.
“Sebelumnya saya udah pernah lihat film-film Soraya kayak Eiffel I’m in Love, 5 cm, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Apalagi Eiffel I’m in Love, saya nontonnya pas kelas 3 SMA. Dari film-film itu kita bisa lihat Soraya itu scale-nya grand, production value-nya mantep gitu. Itu yang ngebuat saya mau kerja sama,” jelas Dika.
Cerita yang diangkat dalam Single juga sebenarnya baru bagi Dika. Selama ini, ia memang terkenal dengan materi tentang percintaan kaum muda dalam karya-karyanya. Kisah dalam film-filmnya pun biasanya mengangkat seputar pencarian cinta tokoh pemuda yang diperankan Dika. Namun, lewat film Single, Dika ingin mengangkat angle cerita berbeda dari topik tersebut.
Dalam film ini, Dika berperan sebagai Ebi, pemuda yang tak pernah pacaran seumur hidup yang akhirnya menemukan tambatan hati dalam diri Angel (Annisa Rawles), namun perlu upaya keras untuk meraihnya.
“Bikin film tentang cowok jomblo baru Single ini. Sebelumnya Kambing Jantan itu tokohnya punya pacar. Cinta Brontosaurus dan Manusia Setengah Salmon, ya mencari pacar juga sih. Jadi, yang spesifik ngomongin being single baru yang ini,” ungkap Dika.
Dika juga mengungkapkan bahwa film Single tidak hanya berkutat pada status lajang pada orang-orang muda. Sekalipun film ini bergenre komedi, ia tetap mengangkat isu-isu yang tidak bisa dianggap remeh seputar hubungan percintaan. Isu-isu ini pun ia wujudkan dalam beberapa karakter di sekitar Ebi.
Misalnya, dua sahabatnya, Wawan (Pandji Pragiwaksono) dan Victor (Babe Cabiita) yang sudah punya pacar tapi bermasalah, atau tokoh Joe (Chandra Liow), sahabat dekat Angel sejak kecil tetapi cuma dianggap sebagai kakak.
“Di film Single, kita bicara soal kebahagiaan. Bener nggak sih kita bahagia kalau punya pacar. Di film Single kita bicara soal cinta yang tak terbalas, yang cuma dianggap adik-kakak doang. Bener nggak sih kita harus memperjuangkan seseorang, yang dari kecil cuma anggap kita ‘kakak-kakakan’ doang. Jadi isu-isu yang sebenarnya kompleks, kita balut dengan komedi,” ucap Dika.
Dan disini kita bisa mengutip satu qoute dari film Single ini.
single itu juga bisa bikin kita bahagia, kecuali kalau lo singlenya kelamaan.
Film Single akan tayang di bioskop nasional mulai 17 Desember. Sembari menunggu, mari lihat trailer-nya di bawah ini.
