Foxtrot Six merupakan film kerjasama antara MD Pictures dan Rapid Eye. Film dengan sentuhan CGI layaknya Hollywood ini juga merupakan film lokal yang menggunakan dialog bahasa Inggris secara penuh.
Sebelum ditayangkan di bioskop, tentu film ini harus melewati masa karantina bersama Lembaga Sensor Film (LSF). Namun sayangnya, LSF malah memberikan Foxtrot Six rating 21+ atau film dewasa karena unsur kekerasan yang ada di dalamnya. Hal ini membuat produser merasa sangat kecewa.
Produser kecewa LSF Berikan Foxtrot Six Rating 21+
“Saya baru tahu film ini mendapat rating 21+ menurut saya ini terlalu berlebihan. Saya enggak terpikir kalau harus dilabeli 21+,” kata Mario Kassar yang bertindak sebagai eksekutif produser dilansir Liputan6.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh produser dari MD Pictures. Menurut Manoj Punjabi, film ini maksimal hanya berada pada rating 17+. Kini dirinya mempertanyakan bagaimana sebenarnya cara kerja penetapan sensor perfilman Indonesia.
Punjabi mempertanyakan kriteria apa yang membuat film ini harus dinilai dewasa. “Kalau memang pada akhirnya beberapa shot, beberapa adegan harus dibuang oke untuk 17 tahun. Kalau tayang di luar negeri film ini mungkin hanya dikenakan PG13 atau 13 tahun ke atas dengan bimbingan orangtua,” katanya.
Dirinya juga mengatakan bahwa kriteria cara mensensor di negara kita ini tidak jelas. “Tapi di sini bahkan enggak 17, tapi 21, saya jadi merasa kriteria censorhip kita enggak jelas. Tapi kalau film asing dapat 17 tahun maksimal. Tapi film begini 21 tahun, anak saya 17 tahun saya berani kasih lihat.”
Apa Film?
Tentunya dengan rating yang sangat tinggi ini bisa membuat jumlah penonton Foxtrot menjadi terbatas bahkan berkurang. Hal ini pasti merugikan pihak produksi yang telah mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk membuat film seperti Hollywood.
Meski pun begitu, Foxtrot Six ini masih memiliki potensi yang bagus jika ditayangkan di luar negeri. Hal itu karena penilaian film di luar negeri tampaknya tidak seketat di Indonesia.
Jadwal tayang Foxtrot Six di bioskop Indonesia sudah diumumkan baik dari promosi maupun pihak teater. Jadi, bagaimana pandanganmu mengenai hal ini? Apakah kamu masih tertarik untuk menontonnya?