Dekade 80an, seperti yang gue udah sering bilang, merupakan dekade paling asyik dan dinamis di rana hiburan (entertainment).
Mau itu lagu atau film, semuanya sudah jauh lebih variatif dan lebih colorful. Terlebih rana film. Di dekade ini, genre sci-fi dan fantasi ngeyel sudah terlihat semakin canggih dan moderen saja. Maklumlah, di dekade ini jugalah, komputer sudah semakin canggih bahkan, masuk rumah aka PC.
Selain itu, genre coming of age juga banyak banget filmnya yang alhasil membuat remaja kala itu merasa super relatable dengan masalah yang juga mereka sedang hadapi sehari-harinya.
Atas fakta-fakta tersebut, maka gak heran seperti hal-nya musik, banyak banget film-film asyik nan keren yang diproduksi di dekade favorit sejuta umat ini. Namun dari semua, berikut adalah 30 terkeren diantaranya.
30. Bill & Ted’s Excellent Adventure (1989)
Bagi kamu yang memang movie mania, pastinya beberapa waktu lalu, udah menyaksikan cuplikan trailer film ketiga dari franchise film stoner ini, Bill & Ted: Face the Music yang sedianya akan dirilis pada tanggal 14 Agustus 2020 mendatang.
Dan gak heran jika film yang dibintangi oleh Alex Winter (Fever, Grand Piano) dan Keanu Reeves aka John Wick muda ini, bisa sampai 3 film. Pasalnya film ini emang enteng banget dicerna ceritanya, “mabok” untuk dilihat dan chemistry Winter-Reeves yang super luar biasa.
Dijamin even katakanlah kamu baru nonton filmnya pertama kali, bakalan langsung ketawa abis-abisan dan bahkan setelah itu meniru aksen stoner keduanya setiap kali mengucapkan kata “Excellent”, “Dude”, dan “Bogus”. Oh ya hampir lupa, kamu juga pasti bakalan langsung ber-gitar udara (air guitar) sampai pagi.
29. Batman (1989)
Terlepas banyak orang yang mengatakan kalau Batman ter-oke adalah trilogi The Dark Knight milik sineas jenius, Christopher Nolan (Memento), Tapi tetep aja bagi gw dan beberapa fans, mem-favoritkan Batman milik sutradara Tim Burton (Beetlejuice) ini.
Kenapa? Selain penampilan Michael Keaton (Spotlight) dan Jack Nicholson (Terms of Endearment) yang super memukau sebagai Batman dan Joker-nya, Batman memiliki tone yang menurut gue sudah sangat pas dengan style gothic dan depresif Burton serta karakteristik keseluruhan si manusia kelelawar.
28. When Harry Met Sally (1989)
Sekilas ketika dirilis, film yang dibintangi oleh Billy Crystal (The Princess Bride) dan Meg Ryan (The Doors) ini, gak lebih dari film-fil komedi romantis (Rom-Com) kebanyakan.
Dan emang sih guys. Secara general, filmnya memang demikian. Tapi, yang membuat When Harry Met Sally beda, adalah chemistry mengagumkan Crystal dan Ryan, adegan “fake orgasm” yang ikonik itu, dan juga filosofi mendalam nan relaistis jika seorang pria dan wanita menjalin hubungan pertemanan.
27. Top Gun (1986)
Memang, film yang membuat audiens pertama kali tahu nama dan sosok Tom Cruise adalah film drama remaja coming of age, Risky Business (1983).
Tentunya hal tersebut dikarenakan adegan berdansa handuk kamar mandi yang sangat ikonik itu. Walau demikian, tetep aja yang sukses me-mainstream-kan sosok Crusie, adalah drama aviasi ini.
Sebenarnya, kisah Top Gun biasa-biasa saja. Intinya film ini mengisahkan Pilot angkatan laut Pete “Maverick” Mitchell (Cruise) yang melakukan seis pelatihan (training) dengan calon-calon pilot lain di kapal pelabuhan pesawat (aircraft carrier) terkenal, USS Enterprise.
Tapi yang membautnya begitu hit bahkan cult classic, adalah kharisma Cruise dan tentunya, soundtrack-soundtrack filmnya yang enak banget terutama, soundtrack utama, “Take My Breath Away” dari grup Berlin.
26. Beetlejuice (1988)
Jauh sebelum bekerjasama dengan sutradara gothic, Tim Burton di Batman (1989), si sosok Batman-nya, Michael Keaton dan Burton, melakukan kerjasama sukses pertamanya melalui film komedi-horor ini.
Disinilah kita bisa melihat kegilaan sekaligus kejeniusan Keaton sebagai sosok komedian. Tentunya kata jenius juga harus disematkan ke pengarahan sekaligus ide cerita yang ditampilkan Burton di filmnya ini.
Pokoknya, kalau belom nonton wah, rugi deh. Soalnya Bettlejuice adalah salah satu film paling fun yang dirilis di dekade-nya ini.
25. Fast Times at Ridgemont High (1982)
Diirlis di awal-awal dekade 80an, film arahan Amy Heckerling (Clueless) ini kala itu langsung hit.
Pasalnya, Fast Times sukses menggambarkan evolusi gaya hidup anak muda di dekadenya. Di dekade ini seperti yang digambarkan di filmnya, sifat berontak (rebel) seenak jidad aka cuek, kian menggila saja.
Seperti yang kita lihat saja di foto penyerta pembahasannya, karakter Jeff Spicoli (Sean Penn) dengan cuek-nys memesan dan memakan Pizza di dalam kelas tanpa dosa sama sekali.
Selain pemberontakannya, yang membuat film yang diadapatsi dari novel karya Cameron Crowe begitu dikenang hingga detik ini tentunya adalah adegan seksi keluar kolam renang yang dilakukan oleh karakter Linda Barrett (Phoebe Cates). Pasti kamu inget deh adegannya he…he
24. Aliens (1986)
Umumnya ketika diumumkan sebuah proyek sekuel film hit (apalagi yang juga kita sukai), rasa deg-deg tak karuan langsung terasa.
Dan tentunya hal tersebut wahar banget. Karena tentunya kita ingin banget agar sekuelnya menyamai atau bahkan lebih bagus dari film orisinilnya. Untungnya sekuel Alien (1979) ini memang demikian.
Oke, filmnya memang melakukan banting setir genre besar-besaran dari yang pure horror monster ke total action. Tapi kerennya, shifitng ini tidaklah merubah esensi franchise-nya.
Aliens, masih sukses menampilkan kengerian tingkat tinggi dari teror Xenomorph ditambah dengan performa selalu keren Sigorney weaver sebagai si badass Ellen Ripley dan Carrie Henn sebagai si gadis cilik tuna wicara, Rebecca Jordan aka Newt yang sangat mengejutkan.
23. Die Hard (1988)
Selain memang kisahnya seru dan enak diikuti, tentunya yang membuat film yang kerap dianggap sebagai film action terkeren yang pernah dibuat ini, adalah performa keren Bruce Willis (Blind Date) sebagai si Polisi badass, John McClane.
Willis yang memang sebelum film ini lebih banyak tampil di film komedi (ya percaya atau tidak guys), sukses ber-transformasi sebagai sosok bintang action yang mumpuni walau memang di saat yang sama, dirinya tetap menyertakan comedic chop-nya itu.
Oh ya, jangan lupakan juga si Profesor Snape, Alan Rickman yang juga tampil super gemilang sebagai villain utama, Hans Gruber.
22. Pretty in Pink (1986)
Setelah sukses tampil dan menjadi teen icon di Sixteen Candles (1984) dan The Breakfast Club (1985), si aktris manis 80an, Molly Ringwald, kembali menguatkan statusnya tersebut dengan membintangi coming of age yang lagi-lagi merupakan buah karya produser John Hughes (The Breakfast Club).
Mengisahkan cinta segitiga antara Andie Walsh (Ringwald) dengan Blane McDonough (Andrew McCarthy) dan salah stau karakter ikonik 80an, Philip “Duckie” Dale (Jon Cryer), kisah cinta ketiganya ini sangat cheesy, namun tentunya masih terlihat keren dan relatable di era-nya.
21. Sixteen Candles (1984)
Pernah gak sih kita suka dramatis binti galau lebay sendiri pas tau orang-orang terdekat kita (terlebih keluarga), ternyata lupa total dengan hari ulang tahun kita?
Nah film karya John Hughes ini sukses menghidupkan rasa kemirisan tersebut. Belum cukup sampai disitu, Samantha Baker (Molly Ringwald) juga patah hati karena pria yang ditaksirnya, Jake Ryan (Michael Schoeffling), tidak mengetahui perasannya ke dirinya tersebut.
Simpel banget bukan kisahnya? Namun ya itulah magisnya genre coming of age dan tentunya magisnya Hughes. Di tangannya, ke-simpelan tersebut sukses menjadi hal yang sangat luar biasa.
20. Child’s Play (1988)
Walaupun di dekade ini juga ada “abang” Freddy Krueger (A Nightmare on Elm Street) dan “om” Jason Voorhees (Friday the 13th), tapi tetep aja sih bagi gue dan pastinya kebanyakan orang kala itu, adalah si bonek pembunuh Chucky (Brad Dourif) lah yang sukse smembuat kita mimpi buruk banget.
Ya tentunya wajar banget. Pasalnya siapa sih yang gak tiba-tiba ngeri ketika boneka yang sering kita peluk, nyatanya bisa hidup sendiri dan ingin membunuh kita?
Walau memang alasannya dijelaskan di filmnya (karena roh pembunuh berantai Charles Lee Ray yang merasuki Chucky), tetap saja dikarenakan kejeniusan sutradara Tom Holland (Fright Night) terutama cara mengambil angle-angle-nya, film ini tetaplah terlihat dan terasa mencekam hingga detik ini.
19. Indiana Jones and the Temple of Doom (1984)
Oke, mungkin banyak dari kalian yang lebih suka film pertamanya, Raiders of the Lost Ark (1981). Dan memang film orisinilnya, sukses menjadi salah satu film ter-klasik sepanjang masa.
Tapi entah mengapa bagi gue pribadi, justru sekuelnya inilah yang berkesan banget hingga detik ini.
Entahlah. Mungkin karena memang gue pribadi suka dengan tema voodoo, supranatural “gitu-gitu”, atau mungkin karena adanya penampilan mengagumkan dari aktor cilik kala itu, Jonathan Ke Quan (The Goonies) yang sangat adorable sebagai Short Round, either way, Temple of Doom jauh lebih keren dari Raiders of the Lost Ark.
Contents Navigation
18. Big (1988)
Tentunya ketika kecil, kita sering banget berharap untuk cepat-cepat jadi dewasa. Dan tentunya juga di dunia nyata hal tersebut, gak semudah seperti membalikkan telapak tangan.
Tapi faktanya, gak demikian dengan film yang dibintangi si legenda, Tom Hanks (Toy Story) ini. Karena film arahan Penny Marshall (A League of Their Own) uini sukses menghidupkan fantasi kecil kita tersebut.
Dan Hanks sebagai Josh Baskin dewasa (versi ciliknya diperankan oleh David Moscow), sangatlah gokil di filmnya ini. Hanks yang kala itu berusia sekitar 21-22 tahun, sukses bertransformasi layaknya seperti bocah 12 tahun kebanyakan.
Gak dipungkiri bahwa kehebatan transformasinya ini, merupakan ujian sekaligus pembuktian hebat Hanks sebagai seorang aktor.
17. Raging Bull (1980)
Rocky (1976) yang dibintangi oleh Sylvester Stallone (Rambo), gak dipungkiri adalah film drama tinju keren nan klasik sepanjang masa. Alhasil gak heran jika banyak yang kaget banget ketika film biopik petinju Jake LaMotta ini dirilis.
Di-shot dalam tampilan hitam putih, alhasil sukses memberikan feel emosional dan kedalaman dari film serta karakternya.
Belum lagi, penampilan si aktor legendaris Robert DeNiro sebagai sang petinju, kian membuat Raging Bull terlihat kian intens ketika disaksikan dan tentunya, memberikannya penghargaan aktor terbaik di ajang penghargaan Oscar tahun 1981.
16. Heathers (1989)
Genre black comedy bagi kamu yang mungkin belum ngerti, adalah genre komedi yang unsur kelucuannya ditampilkan melalui perbuatan atau visual yang miris atau tidak nyaman atau bisa juga kesleuruhan tema-nya dalam rana tersebut.
Dan di dekade 80an, masih sangat sedikit sineas yang membuat film ber-genre ini. Namun sekalinya dibuat dan dirilis, film tersebut langsung menjadi pembicaraan. Dan Heathers adalah salah satunya.
Film ini mengisahkan siswi SMA, Veronica Swayer (Winona Ryder) yang tergabung dalam geng trio wanita (Veronica adalah anggota keempat) yang ketiganya memiliki nama depan Heather.
Nah geng yang juga dikenal dengan sebutan Heathers ini, adalah trio terpopuler di sekolahnya. Dan Veronica sudah lama bergabung bersama mereka. Karena sudah lama dan sudah gak betah dengan kelakukan ketiganya yang sombong, iapun ingin keluar.
Alhasil, iapun berinisiatif untuk keluar dengan berencana membunuh pemimpin geng-nya, Heather Chandler (Kim Walker). Veronica kian mantap dengan rencananya ketika ia bertemu dengan pria badung pemberontak, Jason Dean alias J.D (Christian Slater).
Ketika membaca sinopsis tersebut, mungkin kamu langsung bergumam (bagi yang belum nonton), “wuih unik nih, beda”. Emang banget guys. Heathers memang bukan tipikal film teen 80an kebanyakan, ada komedi, thriller, sedikit action.
Intinya seperti yang dikatakan sebelumnya, Heathers memanglah pelopor black comedy yang gokil banget.
15. St. Elmo’s Fire (1985)
Setelah hampir 5 bulan sebelumnya audiens remaja menyaksikan hit coming of age, The Breakfast Club, 5 bulan kemudian film arahan sutradara yang ketika tulsian ini dibuat belum lama ini baru saja meninggal dunia, Joel Schumacher inipun, dirilis.
Walau menghadirkan 3 bintang Breakfast Club-nya besrta Demi Moore (Ghost) ketika muda, dan storyline yang hingga kini masih sangat relevan dengan kebanyakan sisaw-siawi SMA yang baru lulus, sayang kala itu St. Elmo’s Fire masih kalah hit dari The Breakfast Club.
Walau demikian, tetap saja bagi gue pribadi dan mungkin sebagian besar kalian yang sesusia, film ini masih memberikan efek nostalgis mendalam tidak hanya terhadap filmnya dan kedua soundtrack-nya yang legendaris, namun juga terhadap masa-masa lulus SMA itu.
14. Star Wars Episode 6: Return of the Jedi (1983)
Oke oke, mungkin banyak dari kalian yang menganggap Star Wars Episode 5: The Empire Strikes Back (1980), adalah film SW terbaik sepanjang masa (bahkan banyak kritikus yang menganggap demikian).
Dan memang dengan twist “aku babe-mu” itu, siapa sih yang gak menganggapnya terbaik? Tapi entah mengapa bagi gue pribadi, adalah sekuel sekaligus penutup paruh saga Skywalker (sori gue gak nganggep Episode 7-9 ya!) inilah yang paling keren.
Selain memiliki tampilan environment yang lebih colorful (terutama Planet Endor), ya pokoknya secara overall , asyik aja filmnya. lebih fun. Terlebih pas adegan Darth Vader (David Prowse) yang akhirnya kembali ke sisi terang dang membunuh Darth Sidious (Ian McDiarmid), mantap tenan!
Ya kalau kamu masih gak setuju kalau Return of the Jedi lebih keren dari Empire, tenang saja guys. Bahkan semenjak perilisannya hingga detik ini, kedua film SW klasik ini memang masih terus dibandingkan dan memiliki fanbase masing-masing nya.
13. WarGames (1983)
Seperti yang dikatakan di paragraf pembuka, dekade 80an, adalah dekade dimana PC atau komputer secara general sedang jaya-jayanya.
Dan film arahan John Badham (Short Circuit) ini, sukses banget dalam memanfaatkan momentumnya. Dibintangi oleh Matthew Broderick pre Ferris Bueller’s Day off dan Ally Sheedy pre The Breakfast Club, WarGames benar-benar memberikan hype besar-besaran pada kemampuan dari sebuah PC kala itu.
Selain itu, film ini juga sukses dalam menampilkan kepolosan (innocent) dari sosok remaja ingusan pada umumnya dan oh ya, (hampir saja) Perang Dunia 3
12. Wall Street (1987)
“Greed is Good”. Yap pernyataan ikonik dari karakter film yang juga sangat ikonik, Gordon Gekko (Michael Douglas) ini, masih terus terngiang bahkan, banyak digunakan oleh pebisnis muda hingga detik ini.
Selain prinsip tersebut, Wall Street juga sukses mengglamorkan para pekerja pialang saham (stockbrocker) yang pada akhirnya juga, kian meroketkan golongan pebisnis muda kala itu, generasi Yuppie.
Semenjak peluncurannya, Wall Stret sukses menginspirasi banyak remaja / dewasa kala itu untuk terjun di bisnis usaha, trading.
11. Stand By Me (1986)
Setelah sukses dengan adaptasi Carrie (1976) dan tentunya The Shining (1980), gak dipungkiri tingkat ke-PD an novelis Stephen King agar novel-novel miliknya yang lain difiilmkan juga, kian tinggi aja.
Alhasil ketika tawaran agar novel-nya yang berjudul The Body (1982) juga diadaptasi, King tanpa ragu langsung mengiyakan-nya. Diganti judulnya dengan Stand By Me, film ini sukses banget tidak hanya mengorbitkan nama-nama aktor cilik / remaja nya, namun juga sukses membuaat kita yang menyaksikan, semakin tidak ingin berpisah dengan semua sahabat.
10. Terms of Endearment (1983)
Umumnya kisah coming of age di dekade 80an, berpusat pada remaja SMA atau setidaknya mahasiswa kuliahan. Dengan kata lain, sangat jarang film genre ini memfokuskan pada perjalanan hidup mereka-mereka yang sudha paruh baya.
Tapi adaptasi novel berjudul sama karya Larry McMurtry ini justru sebaliknya dan terbukti, sukses banget. Salah satu faktornya tentu pengadaptasiannya yang benar-benar sesuai novel-nya dan juga, penampilan keren dari seluruh aktor kelas beratnya.
Oh ya, satu hal lagi, penceritaan dinamika (turun-naik) hubungan ibu-anak selama 30 tahun yang memang menjadi plot inti filmnya, dikisahkan dengan bobot emosional serta kelogikaan yang sangat rapih, mengoyak, dan realistis.
9. The Terminator (1984)
Kalau dipikir, film sci-fi milik si jenius JAmes Cameron (Avatar) ini, ya tidak lebih dari Robot VS Manusia (oke Cyborg deh bagi kalian nerds yang tukang protes he..he).
Sekali lagi, kalau dipikir ide-nya sederhana bukan? Tapi yang membuat ide yang super biasa ini menjadi hit klasik adalah kejeniusan Cameron dalm mengisahkan naratif kisahnya.
Kalau misalkan nih film kala itu di tangan sutradara lain, dijamin belum tentu sekeren seperti yang kita lihat dalam 30 tahun belakangan. Dan juga, nama si mantan bodybuilder Austria top, Arnold Schwarzenegger di Hollywood, tidak akan pernah meroket seperti sekarang.
8. E.T. the Extra-Terrestrial (1982)
Di tahun 80an, banyak orang (terutama di Amerika Serikat) yang termakan bahkan percaya banget akan keeksistensian mahluk terestrial alias Alien.
Nah memanfaatkan momen tersebut, Steven Spielberg (Jaws) pun berinisiatif untuk menjadikan inspirasi / tema film nya ini walau, emang di-modifikasi lagi sehingga terlihat kid-friendly.
Walau on paper terlihat super konyol, tapi dengan kejeniusan Spielberg, E.T seperti kita tahu sukses me-“manusiakan” si alien kecil kita ini. Tak hanya itu, hubungan persahabatannya dengan Elliott (Henry Thomas), sukses membuat kita berderai air mata hingga detik ini.
7. Some Kind of Wonderful (1987)
Apabila film ini dibuat di dekade 2010-an, mungkin masuk akal dan akan terasa ya “biasa” aja. Tapi untunglah Some Kind of Wonderful dibuat di dekade 80an.
Kenapa gue bilang demikian? Karena tidak seperti film-film remaja / coming of age lain di dekade-nya, film arahan Howard Deutch (Pretty in Pink) ini, menyertakan isu strata / kelas sosial yang kala itu, masih sangat sensitif untuk disinggung (ingat ini 80an!).
Selain itu hal sensitif yang disinggung banget disini adalah paradigma bahwa seorang wanita yang memiliki model potongan rambut pendek, ya diyakini sebagai lesbian (tema LGBT).
Oh ya, satu hal lagi yang membuat film karya si sineas jenius John Hughes (The Breakfast Club) ini kala itu sangat mengejutkan, adalah pembalikkan ekspektasi dimana si pria tampan berakhir dengan sahabat dekat wanita-nya yang super tomboy ketimbang sosok cantik yang digilai banyak pria-nya.
6. Blade Runner (1982)
Seperti kita tahu, semenjak tahun 1977 hingga awal 80an, adalah Star Wars yang dianggap sci-fi canggih dan revolusioner.
Namun semua itu berubah ketika si sutradara Alien (1979) Ridley Scott membuat film yang basis plot-nya diadaptasi dari novel sci-fi hit, Drem of Electric Sheep? (1968) buah karya Philip K. Dick ini.
Satu kata sih guys, WOW! Dengan keterbatasan teknologi komputer di dekade-nya ini, Scott sukses menampilkan kota futuristik yang benar-benar terlihat canggih dan tentunya membuat seluruh audiens-nya kala itu menganga sendiri ketika menyaksikannya.
Benar-benar merupakan sebuah revolusi visual di dalam dunia sinema. Alhasil, membuat kita menjadi tak peduli dengan kejelimetan plot-nya itu. Oh ya ngomong-ngomong soal plot, bisa dikatakan Blade Runner adalah salah satu film yang mana kejlimetan plot-nay masih diperdebatkan hingga sekarang.
Satu hal terakhir, yep guys Deckard (Harrison Ford) adalah Replican bukan manusia. Gak setuju? Yuk deh debat! He..he..he
5. Rain Man (1988)
Lagi-lagi nama Tom Cruise ada di daftar ini. Dan gak heran memang. Karena Cruise memanglah aktor paling hot commodity di dekade ini.
Semua film yang dibintanginya pasti langsung hit. Namun drai Top Gun, Risky Business, Cocktail, dan lainnya, tetep aja bagi gue adalah di film Rain Man ini yang paling keren.
Soalnya Cruise memerankan seorang adik yang mana, kakak laik-lakinya, Ray Babbitt (Dustin Hoffman), penderita autis. Beradu akting dengan aktor method seperti Hoffman aja udah berat, ditambah lagi, Cruise harus yang banyak “membawa” filmnya ketimbang sang senior, makin dobel bahkan tripel deh beratnya.
Tapi untunglah Cruise sukses banget dalam me-navigasi kesulitannya tersebut. Alhasil membuat Rain Man seperti yang dikatakan sebelumnya, penampilan Cruise terbaik di dekade ini setelah memerankan Joel Goodson di Risky Business 5 tahun sebelumnya.
4. The Shining (1980)
Bagi gue pribadi dan mungkin beberapa dari kalian, adaptasi novel horor Stephen King berjudul sama ini, adlaah film horor terseram sepanjang masa.
Dan gak heran. Pasalnya sutradara legendaris, Stanley Kubrick (2001: A Space Oddysey) sukses mnyuntikkan elemen paranoid sekaligus kewarasan pelan-pelan yang kian dirasakan oleh Jack Torrance (Jack Niholson) di film-nya, juga ke otak dan kedua mata kita.
Belum lagi shot-shot yang ditangkap Kubrick di film-nya ini ditangkap dengan presisi angle yang sempurna namun, tetap sukses mempertahankan unsur creepy psikologis-nya.
3. The Breakfast Club (1985)
Waduh! Sepertinya gue gak perlu jelasin panjang lebar lagi kan kenapa The Breakfast Club masuk daftar ini, dan memang kerap dianggap sebagai film influensial di dekade 80an?
Karena ya memang udah jelas banget sih. Selain naskah kisahnya enteng namun, di saat yang sama tetap terasa berat (men-tackling isu abussive parent dan ketidakstabilan emosi intinya, mental illness) dan penampilan keren dari seluruh bintangnya, adalah kejeniusan Hughes dalam menyeimbangkan porsi peran-nya lah yang sangat di-applaud oleh banyak audiens dan kritikus hingag detik ini.
Lebih spesifiknya, selain kelima karakter-nya ditampilkan dengan kepribadian unik (ciri khas) tersendiri, serta mendapatkan jatah / porsi peran yang pas lagi berimbang.
2. Back to the Future (1985)
Dua film pertama drai franchise sci-fi legendaris ini, dirilis di dekade 80an. Dua-duanya emang sama kerennya.
Tapi tetep aja bagi gue pribadi, adalah film yang memulai semuanya lah yang masih keren dan membekas hingga detik ini. Memang sekuelnya, Back to the Future Part II (1989), membawa kita berimajinasi bagaimana keadaan tahun 2015 (gambaran di tahun tersebut).
Tapi tetep aja balik bernostalgia itu dimana-mana jauh lebih seru daripada mengkhayalkan bagaimana nantinya 20 atau 30 tahun dari sekarang. Selain itu ya secara kesleuruhan kisah film orisinilnya ini masih sangat simpel untuk dicerna.
1. Ferris Bueller’s Day Off (1986)
Sebenernya kalau gue bisa bikin daftar ini sampai 100 besar, gue akan masukin semua film keren yang ada di dekadenya. Tapi hmm, tetep aja sih even 500 atau 1000 terbaik, nomor satunya bagi gue ya film karya (lagi dan lagi) John Hughes ini.
Gue sih juga sebenernya bimbang antara Back to the Future atau film ini yang harus menempati posisi puncak. Karena dua-duanya bagi gue keren banget, Tapi pada akhirnya gue memilih Ferris.
Alasannya, film ini bukan hanya sekedar tentang film coming of age komedi yang menceritakan sosok murid SMA Ferris Bueller (Matthew Broderick) yang kepingin bolos dan menjadikan hari bolos seharinya tersebut benar-benar maksimal, oh bukan hanya sekedar itu.
Film ini bisa dibilang sangat revolusioner dan grounbreaking di dunia sinema. Spesifiknya tentu adalah pengenalan pemecahan dinding ke-4 (breaking the 4th wall) yang ditampilkan dari awal hingga akhir yang mana, kala itu belum pernah dilakukan sebelumnya.
Oke koreksi, film Alfie yang dibintangi oleh Michael Caine (The Dark Knight) di tahun 1966 adalah yang pertama melakukannya. Tapi tetep aja yang mempopulerkannya, adalah Ferries Bueller’s.
Saking populer-nya, adegan akhir kredit film inipun, kemudian diparodikan di film superhero Marvel, Deadpool (2016) di bagian akhir kredit-nya juga. Dan alasan lainnya tentu, adalah pilihan soundtrack-soundtrack-nya yang ajib-ajib banget.
Nah itulah tadi, 30 film terkeren di dekade 1980an. Dari semuanya, yang mana nih yang favorit kalian?