Film Indonesia Mencuri Raden Saleh Jadi Proyek Ambisius Sang Sutradara

Mencuri Raden Saleh | Visinema Pictures

Mencuri Raden Saleh | Visinema Pictures

29 Juni kemarin, Visinema Pictures remi merilis trailer resmi dari film Mencuri Raden Saleh. Film yang kabarnya bakal tayang akhir Agustus ini membawa konsep cerita yang tidak seperti film Indonesia pada umumnya, yakni bertema kejahatan.

Bahkan sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko mengatakan dalam pernyataannya baru-baru ini jika film tersebut adalah proyek ambisiusnya saat ini. Seperti apa sih effort yang di kerahkan Angga demi merealisasikan film ini?

Keluarkan Biaya Hingga 20 M

Budget untuk film Mencuri Raden Saleh kabarnya menyentuh 20 M | Layar Tancep

Segenap kru Mencuri Raden Saleh menghadiri acara perlisian trailer pertamanya di XXI Metropole Jakarta 29 Juni kemarin. Angga Dwimas Sasongko, sutradara dari film tersebut mengatakan jika Mencuri Raden Saleh dia akui merupakan proyeknya yang cukup ambisius.

Dalam acara tersebut, ia mengatakan jika biaya yang Visinema Pictures keluarkan memiliki jumlah yang cukup fantastis karena beberapa adegannya harus menggunakan properti cukup mahal. Visinema Pictures kabarnya memberikan bujet lebih dari Rp 20 miliar untuk proyek Mencari Raden Saleh ini.

“Selama 14 tahun Visinema berdiri, mungkin ini proyek yang paling ambisius, proyek yang menguras energi. Ada 20-an mobil hancur, mobil-mobil baru. Tentu nggak mudah karena semua adegan ini kan nggak cuma sekadar kami hancurin. kami harus bikin pengamannya segala macam dan lain-lain. Saya bilang ini bukan film yang mudah, tapi sangat menyenangkan untuk dikerjakan,” ungkap Angga Dwimas Sasongko.

Tidak Mengikuti Serial atau Film Serupa Yang Sudah Ada

Dengan premis cerita yang ia bawakan dalam film Mencuri Raden Saleh. Tidak sedikit netizen yang merasa jika sutradara berusia 37 tahun ini di anggap meniru beberapa film atau serial bertema serupa yang sudah sempat eksis, khususnya film Hollywood. Namun dia menampik segala anggapan tersebut.

Angga justru mengungkapkan jika pada proses pembuatannya, dia sama sekali tidak mengambil referensi dari film manapun. Ia membuat film ini benar-benar dari ide dan bayangannya yang ia janjikan akan sangat sesuai dengan penonton Indonesia.

“Daripada harus ngikutin apa yang ada di rak DVD gue, ya gue bikin cara gue sendiri aja. Malah justru gue nonton film sport, dokumenter bola, ada beberapa dokumenter yang menurut gue seru untuk bisa melihat bagaimana caranya menghadirkan enam karakter ini dengan lebih equal secara plot juga screentime,” ungkapnya menanggapi selentingan netizen itu.

Exit mobile version