Filter by Kategori
Game
Movie
TV
Komik
MovieOpini

Review Film Harus Bisa Buat Film, Emang Iya?

Review film harus bisa buat film. Loh emang iya harus seperti itu? Langsung deh yuk kita bahas sama-sama guys!

Review film harus bisa buat film. Loh emang iya harus seperti itu? Langsung deh yuk kita bahas sama-sama guys!

Apabila kita termasuk salah satu yang masih sangat aktif menggunakan media sosial, apalagi memberikan komentar atau review terhadap suatu film, pastinya familiar dengan kasus yang akan kita bahas ini.

Ya benar sekali. Kita sering banget melihat atau bahkan pernah mendapatkan balasan komen seperti, “Sok lu kayak lu bisa bikin film aja?” atau “Bisanya memberikan penilaian jelek saja, situ emang bisa bikin film?”

Nah melihat tren kasus yang masih sering kita lihat atau alami ini, tak ayal kita pun menjadi bertanya.

Apa iya untuk memberikan review film spesifiknya review buruk, harus terlebih dahulu membuktikan kalau ia bisa membuat film atau bahkan setidaknya memiliki karya fillm independen?

Review Film, Musik, Game

review film
Gadis cantik pember review (RadVoice Indonesia)

Nah sebelum menjawab pertanyaan tersebut, gue hanya ingin mengingatkan saja nih. Faktanya pertanyaan demikian juga sering kita lihat di format media hiburan lain seperti musik dan video game.

Spesifiknya ketika kita ingin berkomentar katakanlah lagu Ariana Grande yang baru gak enak atau game Assassin’s Creed yang baru itu “MEH!”

Seperti halnya ketika mengomentari film, kita langsung dibombardir dengan pertanyaan serupa: “Kayak bisa aja lu bikin game?” atau “Kayak suara lo bagus aja!” Nah dengan seluruh kasus ini, sekali lagi kita bertanya. Apa iya kita harus bisa memiliki karya atau skill yang sama atau lebih dulu sebelum memberikan review gak asyiknya?

Media Untuk Konsumen General

Langsung saja ya tanpa panjang lebar lagi nih, menurut gue pribadi ucapan/pandangan tersebut sangatlah keliru. Bahkan ya bisa gue katakan salah banget.

Mengapa? Karena menurut gue pada dasarnya film, musik, game adalah media hiburan yang dibuat untuk dinikmati oleh banyak orang. Alias bukan untuk audiens yang sudah ahli atau di industri yang sama saja.

Perhatikan kata kuncinya lagi di sini: BANYAK ORANG atau SEMUA KALANGAN. Jadi tentunya berdasarkan kata kunci tersebut, mau ia bisa buat film atau tidak, bisa buat lagu atau tidak, mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati karya yang disuguhkan.

Dan tentunya kalau misalkan yang gak bisa atau belum pernah ada karya film, game, atau musik setelah menikmatinya ternyata ia merasa tidak nikmat atau gak bagus atau gak enak, ya hal tersebut tentunya sah-sah saja untuk ia kemukakan.

Semua Orang Bebas Mengemukakan Pendapatnya

review film
Ungkapkan apa yang ingin diungkapkan (Ilhamsadli.com)

Intinya sih pada akhirnya, musik, game, film dibuat untuk audiens/konsumen general sehingga penilaian baik atau buruk ya balik lagi ke kita-kita.

Jadi ya kalau misalkan gue memberikan review jelek ke film The Flash atau lagu ‘Dynamite’ milik BTS terlepas gue gak bisa bikin lagu atau film seperti itu, ya hal tersebut sah-sah saja sih. Toh sekali lagi film dan lagu tersebut memang dibuat, dirilis, dam dikonsumsi untuk semua kalangan bukan?

Terlebih nih kalau kita harus melibatkan faktor yang lebih berat lagi, seperti kita ketahui sebagai warga Indonesia, kita diberikan jaminan untuk bebas mengemukakan pendapat.

Nah ketika jaminan ini resmi dituangkan melalui Pasal 28 UUD 1945, pada dasarnya adalah untuk konteks yang lebih general alias gak spesifik untuk review film saja.

Dan seperti yang telah kita lihat di lapangan, sudah banyak musisi atau bintang film yang bebas-bebas saja memberikan pendapatnya terhadap mungkin situasi ekonomi atau sosial yang sedang terjadi di Indonesia. Padahal mereka belum tentu bisa berpolitik atau bahkan menjadi caleg.

Nah jadi apabila untuk hal berat seperti itu sah-sah saja, lalu kenapa lantas giliran cuma review film yang sifatnya fantasi, menjadi ribet seperti itu? Aneh banget gak sih kalau dipikir lagi?

Jadi ya kesimpulan akhirnya di sini sekali lagi, TIDAK MASALAH SAMA SEKALI jika kita gak bisa buat film, buat lagu, gak bisa nyanyi, gak bisa akting, gak bisa buat game, untuk memberikan komen buruk ke produknya.

Toh untuk kesekian kalinya gue tekankan di sini, film, lagu, dan game yang diproduksi dan dirilis adalah untuk KONSUMSI AUDIENS GENERAL atau untuk audiens dan kembali lagi ke audiensnya oke?

Related Posts

1 of 33
Enable Notifications OK No thanks