Dafunda.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Register
  • #Movies
    • Dafunda Games
    • Dafunda Komik
    • Dafunda eSports
    • Dafunda TV
    • Dafunda Otaku
    • Dafunda Tekno
    • Teknodaim
    • Gamedaim
    • Bebaspedia
    • Wowkia
    • HaloGame
  • Review
  • MCU
  • DCEU
  • Trailer
  • Indonesia
  • International
AYO NONTON
Dafunda.com
  • #Movies
    • Dafunda Games
    • Dafunda Komik
    • Dafunda eSports
    • Dafunda TV
    • Dafunda Otaku
    • Dafunda Tekno
    • Teknodaim
    • Gamedaim
    • Bebaspedia
    • Wowkia
    • HaloGame
  • Review
  • MCU
  • DCEU
  • Trailer
  • Indonesia
  • International
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Register
Dafunda.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Dafunda.com › Movie › Review Memory (2022): Selambat dan Sekacau Amnesia Yang Diderita si Pembunuh Bayarannya

Review Memory (2022): Selambat dan Sekacau Amnesia Yang Diderita si Pembunuh Bayarannya

Marvin Ciputra oleh Marvin Ciputra
1 bulan yang lalu
dalam Movie, Review Film
0
review memory

Liam Neeson sebagai Alex Lewis di film Memory | STXfilms

Share on FacebookShare on Twitter

Review Memory ini tidak mengandung SPOILER!

Setidaknya dalam 3 tahun belakangan. Kita seakan tidak bisa “lolos” dari aktor senior top, Liam Neeson (Star Wars Episode 1: The Phantom Menace).

Bagaimana tidak gue katakan demikian? Dari tahun 2020 lalu, kita pasti melihat rilisan 1 atau 2 film dari aktor asal Irlandia Utara ini. Pada tahun 2022 sejauh ini saja, sudah ada 2 rilisan film dari aktor berusia 69 tahun ini.

Pertama tentunya adalah Blacklight yang mana, review filmnya baru gue tulis dan unggah 4 minggu yang lalu. Lalu yang kedua adalah film drama action arahan Martin Campbell (Casino Royale, Green Lantern) ini.

Nah kalau kamu masih ingat. Dalam review Blacklight, gue mengatakan kalau filmnya secara teknis berantakan sehingga, membuat filmnya lumayan mengecewakan. Melihat fakta tersebut, lalu bagaimana dengan Memory? Apakah sama mengecewakannya atau malah justru sedikit lebih baik?

Oke deh guys. Langsung saja kamu simak review Memory berikut ini.

  • Pembunuh Bayaran dan Anak Gadis
  • Dalam Pengawasan Agen FBI
  • Amnesia Karena Alzheimer
  • Premis Menjanjikan Namun Lelet dan Kacau Eksekusinya
  • Terlalu Lambat dan Bertele-tele
  • Fokus Plot dan Karakter Terbagi Dua
  • Premis Fokus Memori Yang Tidak Diberikan Secara Pantas
  • Adegan Action dan Performa Aktor Yang Masih Oke
  • Khusus Untuk Fans Berat Neeson Saja

Pembunuh Bayaran dan Anak Gadis

review memory
STXfilms

Memory mengisahkan seorang pemburu bayaran veteran yang lihai, Alex Lewis (Neeson). Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka gak heran jika ia selalu berhasil dalam melakukan “tugasnya” dengan sangat baik.

Setiap target korban yang diberikan oleh handler-nya, mau siapapun itu, ia langsung kerjakan dengan “sebaik-baiknya.” Walau demikian, ternyata ada 1 pengecualian dalam “kode etik” kerjanya. Spesifiknya, ia tidak akan membunuh anak kecil atau semi remaja apalagi jika ia seorang gadis.

Nah tapi hal inilah yang malah justru terjadi. Spesifiknya, target Alex selanjutnya adalah gadis remaja bernama Beatriz (Mia Sanchez). Namun seperti yang tadi dikatakan, karena dalam kode etiknya ia anti membunuh remaja apalagi gadis, iapun menolaknya.

Dalam Pengawasan Agen FBI

review memory
STXfilms

Nah pada saat yang sama, ternyata Beatriz juga dalam pengawasan seorang agen FBI bernama Vincent Serra (Guy Pearce). Ia mengawasi Beatriz pasca merasa sedikit bersalah atas kematian ayahnya yang faktanya, justru memperdagangkan putrinya sendiri ini.

Alhasil karena dalam pengawasannya. Maka Vincent pun harus selalu siaga melindunginya dari potensi bahaya yang akan mendatangi Beatriz. Sayang, kesiagaannya menjadi lalai. Karena Beatriz tewas di tempat rumah penitipan anaknya.

Amnesia Karena Alzheimer

Memory 4 600x401 1
STXfilms

Otomatis karena tewasnya Beatriz dan juga melihat motif kuat dari Alex tersebut. Maka gak heran jika kemudian Vincent dan kita sebagai audiens, langsung menunjukkan jari kita ke Alex.

Alex sendiri juga merasa ragu-ragu apakah ia memang telah membunuh Beatriz atau tidak. Pasalnya ia memiliki masalah cukup serius pada ingatannya. Hal ini karena gejala mid Alzheimer yang mulai ia derita.

Tak ayal, hal inipun membuat Vincent dan anak buahnya kian bingung untuk memecahkan kasus ini. Belum lagi seiring berjalannya film. Kasus ini ternyata lebih kompleks dari yang kita kira.

Kini satu-satunya harapan agar bisa memecahkan kasusnya ini adalah dengan berharap penuh pada memori Alex. Sehingga Vincent dan kita sebagai audiens pun akhirnya bisa mendapatkan jawaban finalnya apakah Alex memang membunuh Beatriz atau tidak sama sekali?

Premis Menjanjikan Namun Lelet dan Kacau Eksekusinya

Mv5bmwyxndg1ztitn2jhmc00ndaxltliztktnty0m2qzzdc4zjrhxkeyxkfqcgdeqxvymda4nzmyoa@@. V1
STXfilms

Bisa gue katakan bahwa review Memory ini merupakan campuran antara permasalahan antara Blacklight dan Honest Thief (2020).

Maksudnya Memory pada dasarnya memiliki premis unik sejenis. Spesifiknya sosok pria yang memiliki profesi yang salah jalan namun pada akhirnya, ia malah memanfaatkan profesinya ini pada jalan kebenaran.

Namun sayangnya premis unik ini malah memiliki eksekusi yang berantakan nan kacau balau bak film Blacklight. Tapi untungnya sih Memory gak sekacau Blacklight juga, Karena penataan alurnya setidaknya masih sedikit teratur.

Terlalu Lambat dan Bertele-tele

M 15676 R 770x514 1
STXfilms

Walau setidaknya alurnya masih lumayan tertarur, namun sayangnya pada saat yang sama pacing-nya juga terasa sangat bertele-tele. Pokoknya lamban banget.

Dan yang lebih “gokilnya”, set-up film ini panjang banget. Kalau kita analogikan, apabila kita ingin ke Plaza Senayan dari rumah kita. Kita mampir dulu ke rumah teman, ke warung untuk beli cemilan, lalu ke pom bensin dulu, lalu mampir lagi sebentar ke FX Plaza, Ratu Plaza, lalu baru sampai Plaza Senayan.

Alhasil dengan analogi tersebut, tak heran jika baru 30 menit alias setengah jam kemudian, inti ceritanya masuk dan kita pahami. Ya kamu gak salah baca. 30 MENIT! Pokokya melelahkan banget.

Fokus Plot dan Karakter Terbagi Dua

Mv5bowzjythlodmtntuzns00mdvllwjjngytmgjhyzblotzlmduwxkeyxkfqcgdeqxvymda4nzmyoa@@. V1
STXfilms

Aspek mengganggu lainnya dari film ini adalah fokus plotnya terbagi dua. Maksudnya, kita tahu kalau pada dasarnya, fokus kisah film ini adalah pada karakter Alex-nya Neeson. Bahkan poster teatrikal filmnya inipun jelas-jelas menampilkan foto Alex-nya Neeson.

Namun ketika filmnya berlangsung, yang ada fokus plot dan karakter Neeson ini harus “berbagi” dengan fokus plot Vincent dengan Beatriz. Lalu ada lagi plot fokus terhadap rekan polisi/detektif Meksiko Vincent, Hugo Marquez (Harold Torres).

Memang sih walau harus berbagai fokus karakter, untungnya semuanya masih berkaitan pada inti plotnya.  Tapi tetap saja. Selain terlihat acak-acakan, bertele-tele, juga kitapun menjadi kembali bertanya, “jadi siapa sih ini karakter utamanya?”

Premis Fokus Memori Yang Tidak Diberikan Secara Pantas

Mv5bn2m3zge2njytntbjos00mdczltkzndytmthmmguwmdyxnjyyxkeyxkfqcgdeqxvymda4nzmyoa@@. V1
STXfilms

Lalu aspek yang lebih mengganggu lainnya. Film ini dari judul dan juga premisnya, jelas-jelas ingin berfokus pada masalah memori yang Alex derita.

Gara-gara masalah penyakitnya ini, menurut premisnya, menjadi mengganggu setiap langkah-langkah selanjutnya untuk melakukan pekerjaannya. Well, memang sih menjelang akhir premis ini ditampilkan.

Tapi ya logikanya sih setahu gue. Sebuah film seharusnya menyampaikan apa yang dijanjikan dalam premisnya secara penuh dan sepantasnya. Bukannya menjelang akhir-akhir baru disampaikan. Atau bahkan hampir tidak tersorot sama sekali.

Adegan Action dan Performa Aktor Yang Masih Oke

Memory 20225783
STXfilms

Untungnya seluruh kekurangan tersebut, sukses tertutupi dengan beberapa aspek positif yang ada. Pertama adalah adegan-adegan action-nya yang masih oke dan menghibur. Malah gue bilang adegan action-nya secara keberaturan dan editing-nya, terlihat jauh lebih rapih.

Ya memang sih secara keseluruhan masih biasa saja. Tapi setidaknya masih seru untuk kita saksikan. Apalgi bagi kita-kita yang pada dasarnya fans action, pasti langsung seru sendiri deh.

Nah keseruan adegan action-nya ini juga terdukung oleh performa gokil seluruh aktornya. Neeson seperti biasa selalu tampil keren dan badass. Bahkan ada satu adegan dalam membunuhnya dalam film ini yang seperti gaya eksekusi Agent 47 dalam franchise stealth game hit, Hitman.

Dari sisi dramtisnya pun, aktor yang memerankan Master Jedi, Qui-Gon Jinn inipun juga gak usah kita bahas lagi. Si kakek badass satu ini masih oke deh pokoknya. Pearce yang gue gak sangka mau main dalam film action “kacangan” seperti ini saja, juga keren dalam film ini.

Khusus Untuk Fans Berat Neeson Saja

Memory 8
STXfilms

Oke deh guys. Berdasarkan seluruh rangkuman aspek positif dan negatif yang telah tersampaikan tersebut. Bisa kita simpulkan dari review Memory ini kalau film ini sangat biasa saja. Bahkan masih banyak kekurangannya.

Namun satu hal yang pasti. Apabila kamu memang fans Neeson atau film-film action, kamu pasti akan tetap enjoy banget dengan filmnya. Jujur, gue bingung banget.

Padahal Campbell sekali lagi, adalah sutradara Casino Royale (2006) yang seperti kita tahu merupakan salah satu film 007/James Bond terbaik yang pernah dirilis. Ya memang sih, ada juga film lainnya yang biasa-biasa saja. Tapi secara general, film-film Campbell selalu lumayan memuaskan.

Jadi ya ada apa Mr. Campbell? Sudah memasang sosok sekeren Neeson juga padahal. Well, tapi yang sudah terjadi, terjadilah. Sekarang ya terserah kalian apakah ingin menyaksikan filmnya ini atau tidak sama sekali.

Oke deh guys. Semoga review Memory ini bermanfaat ya!

Pros
Premis menarik seperti Honest Thief
Adegan action yang masih seru
Performa Neeson dan Pearce yang tidak usah diragukan lagi
Pacing terlihat sedikit lebih rapih dari Blacklight
Film yang pas banget bagi fans berat Neeson
Cons
Premis dan judul "Memory" tidak ditampilkan 100%
Bertele-tele dan lamban banget
Fokus karakter utama tidak 100% terhadap karakter Neeson
Ending yang ketebak dan biasa banget
Film drama action "kacangan biasa
Review Memory
Story
60
Performance
72
Direction
60
Cinematography
65
Scoring/Music
60
Final Result
62
Kesimpulan Review Memory (2022): Selambat dan Sekacau Amnesia Yang Diderita si Pembunuh Bayarannya
Walau secara pacing/alur jauh lebih baik dari Blacklight, dan juga menampilkan akting dan adegan action keren. Namun secara keseluruhan, film ini masih messy dan tidak fokus 100% dengan premis yang dijanjikan.
Tags: Liam NeesonmemoryReview Film
ShareTweetShareSend
Leave Comment

Dafunda 2018 Menu Logo WHITE Min

Dafunda.com – Media Geek & Pop-Culture Indonesia adalah situs yang membahas tentang budaya paling populer saat ini. Seperti Budaya Teknologi, Movies, Gaming, dan juga otaku.

Untuk menyapa atau bekerjasama:
Email: [email protected]

© 2021 Dafunda Media - All Right Reserved

  • Masuk
  • Sign Up
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • #Movies
    • Dafunda Games
    • Dafunda Komik
    • Dafunda eSports
    • Dafunda TV
    • Dafunda Otaku
    • Dafunda Tekno
    • Teknodaim
    • Gamedaim
    • Bebaspedia
    • Wowkia
    • HaloGame
  • Review
  • MCU
  • DCEU
  • Trailer
  • Indonesia
  • International

© 2021 Dafunda Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Share

Facebook

Twitter

LinkedIn

WhatsApp

Copy Link
×