Filter by Kategori
Game
Movie
TV
Komik
MovieReview Film

Review Resident Evil: Welcome to Raccoon City, Mirip Dengan Game Tapi Maksa

Dengan filmnya yang lebih mirip dengan game-nya, apakah filmnya akan memuaskan? Inilah review Resident Evil: Welcome to Raccoon City nya!

Review Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini mengandung MILD SPOILER.

Terlepas beberapa dari kita suka dengan adaptsi game action-zombie Resident Evil yang menampilkan Milla Jovovich sebagai karakter utamanya, Alice. Tetap saja secara general, seri film tersebut tidak disukai fans game-nya.

Pasalnya 6 film RE Jovovich tersebut tidak mengadapatsi kisah di game-nya. Film ini hanya mengambil elemen-elemen game-nya saja. Oleh karenanya, gak heran ketika mengetahui adanya reboot adaptasi ini, banyak fanboy yang langsung hype banget.

Hype tersebut kian menggokil ketika menyaksikan trailer-nya. Pasalnya, trailer filmnya menampilkan tampilan set dan karakter yang sama persis seperti di game-nya. Ada zombie anjing, zombie botak, licker, dan bahkan Lisa Trevor (Marina Mazepa).

Oh ya satu lagi seperti yang telah kita lihat juga dari trailer atau bahasan-bahasan artikel-artikelnya, film ini secara garis besar mengadaptasi 3 game pertamanya. Dengan seluruh fakta tersebut, lalu apakah reboot yang sudah mengikuti game RE-nya ini memang sesuai seperti yang diharapkan?

Mirip Game Tapi Masih Mengecewakan

Review Resident Evil: Welcome To Raccoon City
Sony Pictures Releasing

Well tanpa basa-basi, sayangnya Resident Evil: Welcome to Raccoon City, masih mengecewakan hasil akhirnya. Ya sayang sekali bukan? Seluruh harapan positif tersebut langsung hancur lebur berserakan setelah menyaksikan filmnya.

Oke seperti yang dikatakan di awal review Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini, satu hal yang bisa kita respek dari filmnya. Spesifiknya, film ini setidaknya sudah berusaha banget untuk mirip dengan game-nya baik secara tampilan maupun plot-nya.

Namun sayangnya pada saat yang sama, justru plot-nya tersebut pulalah yang menjadi pedang bermata dua bagi film ini. Maksudnya, karena sutradara sekaligus penulis naskahnya, Johannes Roberts (47 Meters Down) ingin menumpukkan 3 plot game-nya menjadi satu, ya pada akhirnya semuanya terlihat buru-buru dan agak berantakan.

Babak Pertama Oke, Babak Final Berantakan

Review Resident Evil: Welcome To Raccoon City
Sony Pictures Releasing

Nah keberantakan dan ketidak konsistensian ini terlihat pada tensi babak filmnya. Babak pertama (1st act), filmnya mengedepankan elemen suspense thriller.

Alhasil penyorotan terhadap Racoon City Orphanage yang merupakan rumah Chris dan Claire Redfield kecil (Daxton Grey Gurjal & Lauren Bill) pun juga terlihat mencekam. Bahkan ketika sosok Lisa Trevor disorot untuk pertama kalinya pun, sukses membuat kita bergidik gokil.

Intinya babak penceritaan masa lalu dan masa sekarang keduanya masih oke. Bahkan ketika menyaksikan Claire dewasa (Kaya Scodelario) yang kembali ke RacCoon City yang jelas-jelas mengadaptasi adegan pembuka serupa di remake Resident Evil 2 (2019), semuanya masih oke banget.

Namun menjelang final, film ini langsung terburu-buru banting setir untuk mengisahkan kota Raccoon yang akan dibinasakan. Dan tentunya semua karakter dalam filmnya ini harus segera keluar. Well, karena hal ini, semuanya terlihat sangat berantakan.

Seharusnya Mengadaptasi 1-2 Game Saja

1118full Resident Evil Welcome To Raccoon City Screenshotj
Sony Pictures Releasing

Ya, hal tersebut sangatlah kita sayangkan. Padahal, sebenarnya semua ini bisa dihindari banget. Spesifiknya, kalau saja filmnya hanya mengadaptasi 1 atau 2 game saja, pasti hasil akhirnya akan jauh lebih enak dan efektif.

Atau, ya 1 game saja. Makanya jujur, gue dari awal merasa bingung banget ketika tahu kalau film ini akan menceritakan dan menyatukan plot dalam 3 filmnya. Apa iya bakalan bisa ter-handle dengan baik?

Karena seperti kita tahu kisah di masing-masing 3 game pertamanya saja, harus membutuhkan durasi berjam-jam untuk mengisahkannya dengan benar-benar jelas dan lengkap. Itu saja, masih membutuhkan sekuel lagi bukan?

1118full Resident Evil Welcome To Raccoon City Screenshotm
Sony Pictures Releasing

Oke mungkin kita bisa katakan secara teknis peristiwa di Resident Evil 2 dan Resident Evil 3: Nemesis hanya terpaut 2-3 hari di lokasi yang sama.

Namun sekali lagi, plot keduanya masih dipisah lagi bukan sendiri-sendiri? Coba kamu bayangkan plot kedua game tersebut dipaksakan gabung dalam 1 game? Pastinya plot Jill yang ingin kabur dari Raccoon City dengan menghadapi Nemesisnya disana sini tidak akan terasa memuaskan.

Begitu juga yang akan terjadi dengan plot Claire dan Leon di RE 2. Game-nya saja dipisah masing-masing. Jadi mengapa Roberts memutuskan untuk menggabungkan sekaligus ketiganya?

Durasi Yang Sangat Minim dan Tidak Sesuai

Gao Insert 2
Lily Gao sebagai Ada Wong | LAzone.id

Sudah mengadaptasi 3 plot panjang sekaligus, durasinya minim pula. Wah bagaimana ini bos? Seperti yang telah gue katakan pada paragraf adaptasi 1-2 game sebelumnya, 1 game saja membutuhkan lebih dari 2 jam untuk menjelaskan semua plot-nya.

Nah durasi dari Resident Evil: Welcome to Racoon City melansir dari halaman Wikipedia film ini, adalah 107 menit. 107 MENIT! 2 jam saja tidak sampai. Jadi bagaimana sekali lagi dengan durasi sesingkat ini, filmnya ingin menyelesaikan 3 plotnya dengan benar-benar memuaskan?

Dengan apa yang dilakukan oleh filmnya ini, akhirnya kitapun tidak melihat beberapa karakter dan pengembangan cerita yang dalam seperti yang kita lihat di masing-masing ketiga game-nya.

Bahkan karakter wanita favorit seluruh fans pria itu yang juga sudah diumumkan akan tampil dalam film ini, tidak tampil dalam plot utamanya. Ia hadir, tapi baru hadir pada adegan mid-credit.

Tentunya kamu tahulah siapa karakter yang dimaksud kalau memang mengaku pernah main atau bahkan fanboy game RE-nya. Yap benar sekali, Ada Wong (Lily Gao). Ia baru hadir di adegan mid-credit dan memiliki adegan yang lumayan intriguing dengan Albert Wesker (Tom Hopper).

Jadi yap, jangan harap kita akan melihat adanya re-kreasi adegan apapun itu yang terjadi diantara Ada dengan Leon. Ya gue tahu. Mengecewakan banget bukan?

Pilihan Soundtrack Yang Benar-Benar Tidak Pas

Kesemua aspek tersebut, kian diperparah dengan pilihan lagu-lagu hit yang menjadi soundtrack yang terdengar dan terasa tidak pas banget.

Coba deh bayangkan saja nih guys. Salah satu adegan di film ini menampilkan zombie terbakar yang masuk ke dalam kantor polisi alias Racoon City Police Department (R.C.P.D). Nah di bangku resepsionis ada Leon (Avan Jogja) yang sedang santai duduk sembari mendengar musik.

Nah walau belum nonton, sudah terbayang bukan kalau adegan seperti demikian, tentunya membutuhkan soundtrack yang intens nan menegangkan atau setidaknya yang ber-genre industrial rock 90an.

Namun yang ada, lagu yang mereka pilih untuk adegan ini adalah “Crush” dari Jennifer Paige. Coba saja deh kamu dengar lagunya melalui tautan YouTube di atas. Pas gak guys? Exactly, gak pas sama sekali.

Penampilan Maksimal Untuk Naskah Yang Sangat Minimal

3896430 Screenshot2021 10 20at8.14.11am
Kaya Scodelario sbeagai Claire Redfield | Sony Pictures Releasing

Untungnya semua kekurangan tersebut terselamatkan dengan penampilan oke dari beberapa aktornya. Ya memang, penampilannya bukan super duper bagus. Terlebih mengingat, film ini memiliki kualitas naskah yang sangat ditumpuk-tumpuk tersebut.

Namun untuk ukuran naskah seperti demikian, performa aktor-aktornya sudah bisa dianggap maksimal. Mereka terlihat sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengkerenkan keterbatasan yang ada.

Akan tetapi ada satu nama yang mungkin agak kurang banget penampilannya. Ya siapa lagi kalau bukan Avan Jogja (Zombieland: Double Tap)? Sebenarnya ia tidak buruk-buruk banget. Namun, terkadang Leon versinya suka terlihat cringe. Intinya sih memang kurang cocok dia sebagai Leon.

Perubahan Sifat dan Karakteristik Karakternya Yang Sangat Mengecewakan

Screen Shot 2021 10 27 At 122214 Pm 2
Avan Jogja sebagai Leon S. Kennedy | Sony Pictures Releasing

Namun pada saat yang sama, sebenarnya penampilan cringe Leon juga terbatasi oleh naskahnya yang berantakan itu serta sifat dan karakteristik Leon yang dirubah cukup drastis.

Kalau kita melihat atau mengingat Leon, apa yang kita ingat coba? Tangguh, berani, dan bertekad tinggi. Dan seluruh karaktertistik ini bahkan sudah terlihat ketika ia debut di Resident Evil 2 PS1 tahun 1998. Padahal kala itu ia termasuk polisi yang baru masuk atau “rookie”.

Nah Leon versi Jogja juga sama seperti versi RE 2 PS1 tersebut. Ia masih rookie sehingga menjadi bahan bulan-bulanan bos R.C.P.D, Brian Irons (Donal Logue). Namun bukannya ditampilkan kian berani, yang ada ia terus ditampilkan sebagai sosok yang santai, cuek, dan penakut.

Resident Evil Welcome To Raccoon City Trailer Brian Irons
Donal Logue sebagai Brian Irons | Sony Pictures Releasing

Ya kita juga bisa lihat sendiri bukan dalam adegan trailer yang menampilkannya teriak “RUN!” ketika ia dan Claire (Kaya Scodelario) melihat adanya licker di langit-langit itu?

Selain Leon, sosok Wesker juga benar-benar dirombak. Motivasi pembelotannya terhadap tim Alpha S.T.A.R.S jauh lebih cringe dibandingkan motivasi di dalam game-nya yang jauh lebih jahat dan masuk akal.

Lebih jauh lagi, sosoknya dari awal sampai akhir tidak terlihat dan terasa seperti Wesker yang kita tahu selama ini. Setidaknya, seburuk-buruknya seri film Resident Evil Milla Jovovich, sosok Wesker (Shawn Roberts) dalam seri film tersebut masih jauh lebih mendekati versi game-nya.

Sebaiknya Beli Tiket Untuk Nonton Spider-Man Lagi Saja

Lisashh
Marina Mazepa sebagai Lisa Trevor | Sony Pictures Releasing

Well, rasanya dari semua pembahasan tersebut sudah bisa kalian tebak bukan bagaimana kesimpulan review Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini?

Ya alangkah baiknya kamu beli tiket bioskop untuk nonton Spider-Man: No Way Home lagi atau mungkin nonton The Matrix Ressurections yang ketika review ini dibuat, sudah tayang di seluruh bioskop. Atau ya pakai saja untuk nambah-nambah jajan liburan Nataru ini.

Bahkan gue saja yang fanboy RE dari kecil saja, sangat kecewa dengan reboot ini. Berdasarkan apa yang didapat dari film ini, jujur gue gak yakin kalau proyek sekuelnya yang kini sedang dikembangkan, juga bisa lebih baik dari film ini. Tapi kalau memang lebih bagus ya, syukur deh!

Itulah tadi review Resident Evil: Welcome to Raccoon City. Semoga review-nya ini bermanfaat ya!

Related Posts

1 of 73
Enable Notifications OK No thanks