Review Spencer ini tidaklah mengandung SPOIER sama sekali.
Bagi kita-kita yang tumbuh pada pertengahan 80an atau awal sampai menjelang akhir 90an, tentunya kita mengetahui sekali kalau kisah hidup Diana Spencer alias Putri Diana, selalu menarik untuk kita ikuti.
Mulai dari perselingkuhan suaminya, Pangeran Charles dengan Camilla Parker, sifat memberontaknya dengan keluarga kerajaan, hingga tentunya skandal perselingkuhan panasnya dengan Dodi Al Fayed yang menyebabkan kematian sang keduanya pada tahun 1997.
Contents Navigation
Sudah Banyak Adaptasi Filmnya
Sekali lagi, karena kisah hidupnya yang sangat menarik ini, maka tidaklah mengherankan jika kita semua langsung merasa excited setiap mendengar perilisan biopik-nya. Mau berlatar pada era manapun atau siapapun pemerannya, pokoknya asal tentang Diana, kita auto mau nonton deh.
Termasuk ketika mendengar dan juga telah menyaksikan trailer Spencer ini. Walau pada dasarnya gak 100% dari kisah nyata (real-life), tetap saja kita ingin menyaksikan film arahan Pablo Larrain (Jackie) ini.
Keinginan untuk menyaksikan semakin menggebu ketika melihat Kristen Stewrat (Personal Shopper) yang menjadi The Princess of Wales-nya. Ya siapa sih yang kepikiran kalau seorang Kristen Stewart akan memerankan sosok Diana?
Tapi ya pada akhirnya Stewart sudah resmi di-cast. Kita sebagai audiens, kini hanya bisa menonton dan menilainya. Namun kalau kita perhatikan review-review dari berbagai media serta YouTuber, bunga-bunga pujian justru banyak mereka berikan terhadap performa Stewart.
Melihat hal tersebut, kitapun otomatis penasaran. Apa iya Stewart memang sekeren itu performanya? Dan apakah hal ini juga menandakan kalau Spencer adalah salah satu film terbaik pada tahun 2021 ini? Yuk, langsung saja simak review Spencer berikut.
Diana Yang Stres Dengan Kehidupan Kerajaan
Bagi kamu yang mungkin belum menonton trailer atau mendapatkan spoiler apapun dari Spencer, pastinya kalian akan mengira kalau film ini berfokus pada plot menjelang kematiannya bersama Al Fayed itu.
Well, sayangnya Spencer gak berfokus pada plot tersebut. Melainkan film ini berlatar pada Desember 1991. Spesifiknya, ketika pernikahan Diana dengan Charles (Jack Farthing) sudah tidak begitu akur lagi.
Hal ini karena kala itu skandal perselingkuhan antara Charles dengan Camilla Parker (Emma Darwall-Smith), sudah terekspos habis-habisan. Nah karena faktor inilah, gak heran jika ia mulai merasa gak betah baik dengan Charles, maupun seluruh keluarga kerajaan.
Hal ini semakin parah dengan minimnya kebebasan atau banyak aturan ini dan itu yang ia harus patuhi.
Seperti, harus selalu mendapatkan pengawalan atau persetujuan dari kerajaan kalau mau keluar baik dari Istana Buckingham atau Sandringham Estate. Mengenakan pakaian yang pihak kerajaan sudah tentukan, serta aturan-aturan super mengikat lainnya.
Bahkan dalam suasana menjelang perayaan Natal pun, ia mengalami dan merasakan ketidak nyamanan tersebut. Alhasil, tak heran jika Diana ingin cepat-cepat meninggalkan Charles dan seluruh keluarganya tersebut.
Namun untuk meluluskan niatannya itu, tentunya tidaklah semudah yang ia kira. Terlebih, sang putri juga harus memikirkan kedua anaknya yang masih cilik: Pangeran William (Jack Nielen) dan Pangeran Harry (Freddie Spry).
Semakin tidak gampang ketika ia secara mental juga dalam keadaan yang tidak sehat. Sang putri kerap berhalusinasi ekstrim yang mana salah satunya ingin menghabisi nyawanya sendiri. Berdasarkan fakta ini, lalu, apakah pada akhirnya ia bisa keluar dari kehidupan royal nya itu?
Fabel Pengandaian Si Tuan Putri
Seperti yang telah kita baca pada awal paragraf review Spencer ini, film yang naskahnya merupakan buah pena Steven Knight (Peaky Blinders) ini, bukanlah 100% murni biopik nyata.
Seperti yang awal filmnya juga perlihatkan ke kita, kisah ini merupakan sebuah fabel. Maksudnya, film ini memang berdasarkan kisah nyata kehidupan sang putri, namun peristiwa nyatanya mereka “buat-buat lagi.
Bahkan seperti yang gue katakan, film ini menggunakan skenario pengandaian atau “What if”. Namun gak seperti skenario seri MCU What If yang jelas-jelas mengandaikan khayalan yang bersifat khayalan.
Maka Spencer adalah mengandaikan skenario khayal yang berdasarkan dari peristiwa yang pernah terjadi dalam dunia nyata. Bagaimana paham bukan?
Skenario Biopik Pengandaian Yang Sangat Smooth dan Masuk Akal
Kalau masih belum paham juga makna pernyataan tersebut, oke gue akan kasih intisari pemahamannya. Jadi Spencer pada dasarnya mengajak kita untuk berandai-andai terhadap kehidupan Diana pada masa-masa menikahnya dengan Charles.
Dan juga, filmnya mengajak kita berandai-andai bagaimana jikalau Diana kala itu memberontak / melawan seluruh aturan kerajaannya. Bagaimana kalau ia pada tahun 1990-1991 silam langsung menceraikan Charles dan kembali ke kehidupan lamanya dulu?
Bagaimana juga kalau kala itu, ia langsung saja kabur bersama Harry dan William? Ya kira-kira itulah guys gambaran utama dari film Spencer ini. Ya anggap saja ini versi layar lebarnya seri The Crown.
Nah, bisa kita katakan Knight dan Larrain, sangat smooth dan masuk akal banget dalam mengarahkan skenario pengandaiannya ini. Memang sekali lagi kisah Spencer ini gak 100% seperti yang terjadi 3 dekade lalu.
Tapi keduanya bisa menyuguhkannya dengan sangat apik, smooth, dan masuk akal. Sehingga membuat kita pada akhirnya meyakini kalau apa yang kita saksikan, memang itulah yang terjadi 30 tahun yang lalu.
Konsep Tampilan Ciamik Yang Membuat Kita Menjadi Bagian Dari Filmnya
Selain kemumpunian penulisan naskahnya, aspek lain yang kian mengkerenkan film ini adalah konsep tampilan filmnya.
WOW! Atau mungkin lebih tepatnya, OH MY GOD! Mau itu sinematografi, desain kostum, pengarahan, bahkan art direction, semuanya terlihat indah banget. Alhasil, membuat kita serasa seperti dalam lingkungan rumah Sandringham Estate-nya.
Apalagi art direction dan kostumnya. WOW kedua aspek ini, sukses membuat tampilannya seperti film atau seri kerajaan modern pada umumnya. Tak ketinggalan, tonal 90an-nya pun juga sangat kentara.
Nah untuk kostum, jujur gue harus berikan 2 atau bahkan 15 jempol kalau perlu. GOKIL GUYS! Semua tampilan kostum yang Stewart kenakan, mirip persis dengan yang Diana kenakan semasa hidupnya.
Entah memang mereka menggunakan kostum Diana asli atau mereka buat ulang apapun itu, pokoknya kostumnya kian menghidupkan baik Stewart sebagai sang putri maupun keseluruhan filmnya.
Dari semua pendapat tersebut, gue bisa memprediksikan kalau seluruh aspek teknisnya ini akan masuk dalam masing-masing kategori Oscar-nya pada perhelatan 94th Academy Awards, 27 Maret 2022 mendatang. Screenplay film inipun juga bisa banget masuk nominasi Best Original Screenplay.
Scoring Keren nan Menegangkan dari Jonny Greenwood
Satu lagi aspek teknis yang sangat menonjol dalam Spencer adalah scoring-nya. Musik latar filmnya ini tercipta dan tertata dengan sangat baik. Sehingga sangat pas dengan keseluruhan tonal filmnya.
Gue aja kaget dan gak nyangka ketika bisa ikut terbawa filmnya melalui alunan scoring-nya. Alhasil, gue pun penasaran banget dengan sosok yang menggubah nada-nada briliannya ini. Setelah men-cek melalui halaman resmi Wikipedia film ini, gue kaget setengah mati ketika mengetahui sosok yang bertanggung jawabnya.
Ternyata komposernya adalah Jonny Greenwood. Merasa gak asing? Terang saja. Greenwood adalah gitaris band rock alternatif legendaris 90an, Radiohead. Ya siapa sangka bukan? Akan tetapi setelah menelaah resume-nya, ternyata Greenwood memang sudah sering mengani scoring film.
Selain Spencer, ia juga telah menangani film-film seperti: There Will Be Blood (2007), The Master (2012), dan Phantom Thread (2018).
Kristen Stewart Memanglah Putri Diana
Akhirnya, kita sampai juga ke pembahasan yang membuat penasaran setengah mati . Ya, bagaimana Stewart sebagai Lady Di? Apakah seluruh puja dan puji terhadap penampilannya ini memang benar adanya?
Bagi gue ya, ada 2 aspek / sisi nih. Oke sebelum masuk ke detail 2 aspeknya, kita ambil saja secara general-nya dulu. Secara general, Stewart secara tampilan gak mirip-mirip banget sih dengan almarhum tuan putri.
Tapi ia bisa kita katakan sukses dalam memerankan karakter bersejarahnya ini. Nah kalau dari 2 aspek spesifik yang dimaksud adalah seperti ini. Dari sisi aspek keseluruhan tampilan fisik dan perangai (mannerism), banyak yang mengatakan kalau Stewart sudah terlihat mirip banget seperti si tuan putri.
Well, mohon maaf banget gue gak setuju sih. Gue justru masih melihat perangai Stewart yang sangat khas itu. Spesifiknya kalau kita sering perhatikan, Stewart kalau sedang berbicara suka menunduk-nundukkan kepala atau mengedipkan mata sembari berbicara dengan nada yang super awkward.
Nah perangai tersebut masih terlihat walau, ia sudah setengah mati banget untuk bersikap layaknya karakternya tersebut. Tidak buruk, namun ya andai saja Stewart bisa tidak menampilkan perangai top-nya itu, pasti hasil akhirnya akan jauh lebih meyakinkan lagi.
Untungnya aspek tersebut tidaklah terlalu signifikan banget efeknya. Aktris 31 tahun ini setidaknya masih terlihat pas dengan sosok Diana-nya.
Penampilan Kelas Oscar Stewart
Sedangkan dari aspek akting / performa, aktris 31 tahun ini, benar-benar menampilkan performa bak kelas Oscar. Stewart sukses menampilkan kerapuhan sekaligus ketidakstabilan sang putri kala itu.
Namun pada saat yang sama, ia juga berhasil menampilkan sisi kewanitaan dan keibuan Diana. Oh ya, belum lagi aksen Inggrisnya dalam film ini juga sangat luar biasa. Alhasil dengan ulasan tersebut, gue berani prediksikan kalau Stewart bisa banget untuk memenangkan piala aktris terbaiknya pada ajang Oscar 2022 mendatang.
Chemistry Dengan Charles Yang Sayangnya Gak Terkesplorasi Lebih Dalam Lagi
Walau demikian, melalui review Spencer ini, gue juga bisa katakan kalau penampilan aktor pendukungnya pun juga sama kerennya. Bahkan Sally Hawkins (The Shape of Water) yang memerankan penata busana kerajaan sekaligus sahabat karib Diana, Maggie, juga memberikan penampilan dan chemistry super kerennya dengan Stewart.
Yang sayang banget, adalah chemistry Stewart dengan Farthing. Tak memungkiri walau film ini berfokus pada sosok Diana, ya pastinya kita juga ingin menyaksikan sosok dan chemistry keren antara pasangan Pangeran dan Putri Inggris top ini.
Namun mungkin karena faktor konsep dan naskahnya, alhasil keduanya pun menjadi sangat jarang tampil. Tapi untungnya, setiap kali ada momen keduanya tampil bersama, keduanya tampil dengan sangat keren. Adu akting keduanya oke kok. Walau memang, bisa lebih maksimal lagi.
Film Yang Lebih Cocok Ke Mereka Yang Fans Berat Sang Putri
Dengan seluruh aspek negatif dan positif yang telah tersebutkan, maka bisa kita katakan melalui review Spencer ini kalau film ini, merupakan film biopik semi-fiktif yang oke banget. Walau demikian, film ini bukanlah film terbaik tahun 2021 ini.
Namun, tak memungkri juga kalau Spencer adalah calon kuat untuk membawa pulang penghargaan Oscar serta penghargaan film-film lainnya. Tapi ya, mari kita tunggu dan lihat saja lagi nanti.
Yang jelas melalui review Spencer ini, bisa gue katakan kalau film ini mungkin lebih cocok ke mereka yang fans Diana atau seluruh keluarga kerajaan Inggrisnya.
Tapi kalau kamu hanya kasual saja dan juga gak suka genre drama, sepertinya sih kamu akan ngantuk dan gak betah dengan Spencer. Oke deh guys semoga review Spencer ini bermanfaat ya!
Pastikan untuk selalu kunjungi Dafunda atau instal aplikasinya di playstore agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari kami seputar dunia Game, Movie, Anime dan Pop Culture.