Film IndonesiaMovieReview Film

Review Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama (2022): Lebih Dari Sekedar Film Biopik

Akhirnya rilis di bioskop dan udah gue tonton, Berikut adalah review film Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama.

Sebagai generasi yang lahir di tahun 2000, gue pasti enggak mengenal atau bisa akrab sama grup lawak Srimulat. Tapi karena cerita dari keluarga besar, bikin gue bisa familiar sama grup yang dulunya besar dan punya cabang di beberapa kota itu.

Ketika MNC Pictures berencana membuat film biopik Srimulat, tentu gue adalah orang yang awalnya agak ragu. Pertama, Fajar Nugros ada di kursi Sutradara. Gue kayak udah ke-spoil karena Fajar Nugros ini sebelumnya adalah sutradara keempat film YoWis Ben.

Tapi setelah ngeliat jajaran cast nya, keraguan gue akan Fajar Nugros sedikit menghilang dan punya niat untuk nonton film ini ketika rilis di bioskop. Dan bener saja, per Kamis kemarin film ini udah bisa kalian nikmatin di bioskop-bioskop kota kalian. Gue akhirnya ambil kesempatan ini untuk ngeliat sebagus apa film ini.

Kira-kira, beginilah review Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama versi gue.

Langsung Menuju Cerita Utama Yang Diangkat

Mnc Pictures Srimulat Hil Yang Mustahal Babak Pertama 3
Babak awal film langsung menuju ke sinopsis yang telah diungkap | MNC Pictures

Gue kira, Fajar Nugros bakalan sedikit nyinggung sejarah paling awal berdirinya Srimulat. Ya, dia emang ngasih tempat khusus, sih. Tapi cuma dalam format teks saja. Gue sendiri lumayan berekspektasi kalo timnya bakalan ngasih footage. Entah itu foto, atau dokumentasi video. Cuma ya, ketika dalam format ini tujuan edukasinya jadi lebih tersampaikan, sih.

Ceritanya langsung benar-benar ketika era Srimulat akan segera tampil di layar kaca. Tapi sebelum itu, mereka dapet undangan spesial untuk tampil di depan Presiden dan Ibu Presiden.

Entah menurut kalian ini terkesan loncat atau gimana. Cuma dari sinopsis yang mereka kasih, film ini emang mau mereka fokuskan langsung ke perjalanan Srimulat menaklukkan “Ibukota“.

Komedi Slapstick Ala Srimulat Yang Direka Ulang Dengan Cukup Baik

Mnc Pictures Srimulat Hil Yang Mustahal Babak Pertama 1
Tantangan melucu dengan komedi Slapstick di era sekarang | MNC Pictures

Untuk era sekarang, jenis komedi slapstick agaknya emang keliatan kuno. Tapi enggak sedikit juga orang-orang yang masih bisa ketawa sama tipikal komedi semacam ini. Nah. Tentunya hal ini jadi tantangan Fajar Nugros serta para pemain untuk enggak cuma menghidupkan kembali komedi Srimulat masa lampau. Tapi juga gimana cara bikin anak yang enggak ngerti apa-apa sama grup ini tetep bisa ketawa sama tipikal komedinya.

Ketika gue menonton filmnya, jujur gue masih bisa ketawa. Iya, beneran ini film ini emang komedinya terkesan ngalir. Mimik muka serta gestur tubuh para pemainnya bisa terlihat enggak dibuat-buat (Ya tau mereka aktor). Cuma ketika aktor ini belum pernah ada histori main di film komedi, pasti bakalan banyak gestur-gestur awkward ketika melontarkan sebuah joke).

Hal ini enggak gue temuin sama sekali. Sehingga boleh gue bilang, Fajar Nugros berhasil buat aktor muda sekelas Bio One, aktor dengan imej ganteng luar biasa kayak Morgan Oey sampai aktris kayak Erika Carlina hilang aura jaimnya ketika main film ini.

Hit and Miss Dalam Kemiripan Seorang Aktor

Mnc Pictures Srimulat Hil Yang Mustahal Babak Pertama 2
Kemiripan setiap pemain dengan tokoh aslinya | MNC Pictures

Karena tadi udah nyinggung sedikit tentang aktor. Maka bahasan selanjutnya dalam review Srimulat: Hil Yang Mustahal kali ini gue bakalan ngomongin full soal kemiripan para pemainnya.

Karena gue lahir di era ketika Gepeng, Asmuni, dan Paul sudah meninggal dunia. Gue memutuskan untuk enggak ngomong bagian mereka bersama Djudjuk. Selebihnya kalian yang lebih paham bisa menilai sendiri kemiripan mereka berempat ini.

Terus terang, kemiripan pemain dengan sosok asli dalam sebuah film selalu ada hit and miss nya. Mereka yang bener-bener berhasil menurut gue adalah Ibnu Jamil sebagai Tarsan dan Dimas Anggara sebagai Timbul.

Paling berasa banget yaitu Ibnu Jamil. Mimik wajah sama cara bicaranya ini bagi gue udah beneran mirip sama Tarsan asli. Terus Dimas Anggara yang bisa mimicking cara melawaknya Timbul yang keliatan spontan juga menurut gue udah lumayan oke.

Yang miss? Hmm… berarti tinggal sisanya, dong (Basuki dan Nunung). Cuma agak berat sih. Karena film ini masih babak pertama, kayaknya mereka baru bakalan dapet porsi penting kalau film ini beneran lanjut. Semoga saja, deh. Jarang-jarang film biopik grup lawak begini ada di bioskop. Ya, paling enggak selain Warkop DKI, kan?

Bahasa Daerah Masih Jadi Masalah Film Produksi Ibukota

bahasa daerah masih menjadi kendala film produksi ibukota
Bahasa daerah yang masih menjadi masalah untuk film produksi Ibukota | MNC Pictures

Dari dulu, kekurangan film produksi Ibukota ketika ngambil film berlatarkan bahasa daerah udah pasti jelas di bahasanya. Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama juga punya masalah serupa. Sehingga mungkin kedepannya, PH-PH atau aktornya langsung ketika ambil proyek seperti itu harus punya persiapan lebih lama dan tentunya jauh lebih matang lagi.

Gue mungkin bukan orang yang sangat ahli dalam Bahasa Jawa, tapi seenggaknya, gue bisa ngebedain mana orang yang logatnya beneran medok, masih butuh waktu belajar lagi, sampai yang cuma fasih tapi belum di logatnya. Kebanyakan mereka ada di fase yang fasih, tapi enggak sampai medok. Cuma kok jatuhnya jadi seperti mengkritik kata-kata itu. Tapi tetep kok gue apresiasi niat pelafalan Bahasa Jawanya.

Maka dari itu gue bilang di paragraf sebelumnya, para aktor/aktris yang ambil proyek seperti ini harus punya waktu ekstra enggak cuma untuk pendalaman karakternya. Tapi juga cara mereka bertutur kata sesuai dengan bahasa daerah dan enggak terdengar seperti orang kota yang udah belajar.

Tapi ada satu adegan yang sangat gue suka dan sangat bikin gue terkesan. Yaitu ketika di ending Asmuni nembang, Teuku Rifnu Wikana termasuk berani nembang Basa Jowo dengan laras yang enggak terdengar dibuat-buat untuk gue pribadi.

Plotnya Oke, Tapi Apakah Memang Seperti Itu Aslinya?

Mnc Pictures Srimulat Hil Yang Mustahal Babak Pertama 4 1
Ngomongin keaslian plot filmnya, menurut kalian gimana nih? | MNC Pictures

Untuk urusan plot, katanya sih Fajar Nugros sampai menghabiskan waktu riset ke berbagai jurnal beberapa Universitas. Gua tentu sangat amat mengapresiasi niat besarnya itu. Cuma pertanyaan gue, konflik antara Gepeng dengan Tarsan itu emang beneran nyata? Terus, adanya karakter Royani itu sesuai sama riset yang dia cari?

Karena kehadiran karakter Royani tuh kesannya malah kayak cerita dalam film ini seperti bertele-tele. Gue mikir konflik yang mereka ambil ini konflik serius yang bisa mengancam nasib grup itu. Tapi ternyata hanya masalah kecil antar karakter yang kesannya seperti memanjangkan durasi filmnya itu.

Semoga pemikiran gue salah. Karena ini film biopik dan gue benar-benar ngasih ekspektasi yang lumayan oke sama filmnya.


Kesimpulan

menghibur meskipun masih punya kekurangan
Filmnya tetap menghibur buat gue. Tapi enggak bisa bohong kalo beberapa halnya bikin film ini jadi punya kekurangan | MNC Pictures

Pada akhirnya, meski film ini bisa gue katakan bagus. Memang ada satu hingga beberapa aspek yang perlu menjadi koreksi untuk tim. Secara keseluruhan, Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama oke banget untuk ditonton. Apalagi kalo bareng pasangan dan keluarga.

Cuma mungkin bagi kalian yang kurang bisa nerima komedi slapstick, lebih baik simpan dulu uang kalian karena film ini mungkin enggak akan bisa bikin kalian terhibur.

Mungkin jika ada Babak kedua hingga ketiga, gue sangat berharap untuk Fajar Nugros supaya dia mengeliminasi cerita-cerita yang enggak perlu supaya film ini beneran jadi film biopik yang nyeritain grup Srimulat. Bukan film biopik yang berkedok bumbu romansa salah satu anggotanya saja.

Itulah tadi review film Srimulat: Hil Yang Mustahal – Babak Pertama. Gimana nih menurut kalian dengan film ini? Komen di bawah ya.

Related Posts

Enable Notifications OK No thanks