Review The Medium ini tidak mengandung spoiler sama sekali.
Kalau kita pikir, cukup miris memang melihat fakta film-film horor karya sineas Thailand, jarang mendapatkan sorotan yang seharusnya. Rata-rata, film horor non Hollywood atau Inggris yang sering tersorot adalah, Jepang, Indonesia, Korea, dan Australia.
Padahal, film-film horor asal Thailand juga sangat menyeramkan. Entah itu horor realita (pembunuh / manusia jahat) atau horor supranatural seperti The Medium ini, semuanya sangat berkualitas.
Gak hanya berkualitas, The Medium bahkan bisa gue katakan adalah salah satu film terbaik di tahun 2021 ini. WOW! SERIUS? Yap benar banget. Namun sebelum gue menjelaskan lebih jauh, yuk mari kita simak dulu pembahasan plot dari film arahan Banjong Pisanthanakun (Shutter) ini.
Contents Navigation
Peristiwa Mistis si Keluarga Dukun
The Medium berfokus pada karakter dukun pengusir gaib wanita, Nim (Sawanee Utoomma). Ia mempercayai dewa gaib bernama Bayan. Dan ternyata Dewa Bayan ini sudah turun-temurun melindungi dan merasuki anggota keluarga perempuan Nim.
Walau demikian, faktanya adik perempuan Nim, Noi (Sirani Yankittikan) dan putri kandungnya, Ming (Narilya Gulmongkolpech), gak mempercayai Bayan sama sekali. Sehingga menurut Nim, hal inilah yang akhirnya membuat suami Noi, Wiroj (Prapruttam Khumchat) meninggal dunia.
Nah ketika sampai di rumah Noi untuk melayat, tiba-tiba Ming berlaku agresif banget. Pokoknya tidak seperti Ming yang mereka kita kenal selama ini. Awalnya Nim, Noi, dan beberapa keluarga terdekat, hal ini hanya kebetulan saja.
Namun pada hari-hari berikutnya, Ming kian berlaku aneh dan agresif. Nim menganggap kalau kelakuan ini dipicu oleh Bayan yang mungkin saja marah karena ia dan ibunda gak mempercayainya.
Akan tetapi pada akirnya terungkap kalau kerasukan yang Ming alami ini bukan karena ulah dewa Bayan. Lalu gara-gara siapa nih? Dan apakah Ming bisa menyembuhkan kerasukan menyeramkan yang keponakannya alami ini?
Horor “Dokumenter” Yang Masuk Akal dan Efektif
The Medium menggunakan format “dokumenter” atau “found-footage” layaknya franchise Paranormal Activity atau REC.
Awalnya gue merasa malas ketika mengetahui fakta ini. Karena ya seperti kita tahu, rata-rata film berformat ini ya sudah sering digunakan, agak basi, dan bukanlah dokumenter sungguhan. Dan ya, ketika menyaksikan The Medium kita juga langsung tahu kalau apa yang kita saksikan dalam filmnya ini, bukanlah rekaman lama atau peristiwa nyata.
Namun ketika akhirnya melihat penyajian tampilan dan alur naskahnya yang ditulis Na Hong-jin (The Wailing), gue akhirnya menyadari kalau film ini memang pas ditampilkan dalam format tersebut. Atau istilahnya, formatnya gimmicky tapi gak terlihat dan terasa gimmicky.
Apakah kalau tersajikan dalam format film biasa pada umumnya juga akan sama bagusnya? Hmm, kalau melihat apa yang ada dalam filmnya, sepertinya akan kurang sih. Jadi sekali lagi, memang keputusan yang sangat masuk akal dan juga sangat efektif dalam menyajikan filmnya dalam format “dokumenter”.
Penyajian Kisah Yang Sangat Rapih dan Sejelas-jelasnya
Seperti yang gue singgung dalam poin sebelumnya, adalah penyajian ceritanya lah yang membuat format “dokumenter” dan keseluruhan film ini keren banget. Dan faktanya memang demikian adanya.
Banjong (sang sutradara), sukses menyajikan seluruh kisahnya ini dengan sangat rapih dan benar-benar jelas. Asal usul, pre-klimaks, twist, klimaks, dan twist ending, semuanya ia tampilkan dengan sangat rapih dan efektif untuk sebuah film berdurasi 2 jam ini.
Sehingga sekali lagi, selain waktu 2 jam gak begitu terasa, juga kita bisa memahami semua ceritanya tanpa perlu merasa lost track atau kebingungan sendiri.
Sangat Creepy, Penakut Jangan Nonton Deh!
Alasan lainnya lagi mengapa format “dokumenter” merupakan keputusan yang tepat, adalah membuat tingkat keseraman dan ketegangan film ini sangat meningkat. Setiap shot yang diambil dari segala sisinya, sukses membuat bulu kuduk merinding banget.
Selain itu yang kerennya lagi, setiap shot-nya sukses memperkuat plot yang sedang disajikan. Jadi memang gak sekedar untuk membuat kita merinding ria saja. Memang ada sih 1-2 adegan jumpscare generik, tapi untungnya bahkan adegan tersebut masih terlihat ngeri banget.
Alias, gak main jumpscare gak karuan saja. Oh ya sebagai pengingat, The Medium adalah film tentang kesurupan, jadi jangan harap kamu akan melihat rupa fisik iblis atau setannya oke?
Scoring dan Performa Gemilang dari Seluruh Aktornya
Kesemua aspek positif yang telah gue sebutin dalam review The Medium ini kian menguat dengan kegemilangan scoring dan performa seluruh aktornya.
Spesifiknya scoring yang digubah oleh Chatchai Ponhprapaphan (Sang Krasue, Homestay), benar-benar terdengar eerie. Sehingga membuat setiap adegannya terasa sangat tegang. Dan ketegangan scoring tersebut sukses diperkuat dengan penampilan gemilang seluruh aktornya.
Sawanee sebagai Nim sukses banget membuat kita percaya kalau ia adalah dukun mistis sungguhan. Dan kalaupun ia di dunia nyata juga memang dukun sungguhan pun, tentunya hal ini lebih keren lagi.
Akan tetapi jujur yang menurut gue sangat mencuri perhatian dalam film ini adalah Narilya sebagai Ming. WOW! Seketika karakter Ming-nya kesurupan, kita pun sampai nggak mau sama sekali untuk melihat wajahnya.
Pokoknya saking seram wajahnya, membuat kita ingin terus memalingkan wajah kita. Cantik sih wajahnya, tapi tetap aja ngeri he..he..he.
Akan Membuat Genre Horor Thailand Kian Terangkat
Dengan seluruh pendapat tersebut, maka bisa kita simpulkan melalui review The Medium ini kalau film ini adalah salah satu film supranatural horor terbaik yang pernah ada.
Dan lagi-lagi gue tekankan, The Medium adalah salah satu film terbaik yang dirilis pada tahun 2021 ini. Dengan pendapat tersebut, maka bisa kita yakini kalau The Medium, nantinya akan kian mengangkat genre thai horror lebih jauh lagi.
Bahkan lebih jauhnya, gue yakin bahwa nantinya setelah nonton dan baca review The Medium ini, kita akan langsung bergegas mencari-cari film-film horor Thailand lainnya. Beberapa diantaranya ada, Shutter (2004), Ladda Land (2011), dan tentunya trilogi antologi hit, 3 A.M. (2012-2018).
The Medium resmi tayang di jaringan bioskop XXI dan CGV Cinemas, 20 Oktober 2021 ini. Semoga review The Medium ini bermanfaat ya!
Pastikan untuk selalu kunjungi Dafunda atau instal aplikasinya di playstore agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari kami seputar dunia Game, Movie, Anime dan Pop Culture.