MovieReview Film

Review The Power of the Dog (2021): Sisi Kelam dan Miris Benedict Cumberbatch

Apabila mau melihat "preview" bagaimana nantinya sosok Doctor Strange jahat, nih langsung saja simak review The Power of the Dog berikut ini!

Review The Power of the Dog ini tidak mengandung SPOILER sama sekali.

Seperti yang kita ketahui melalui pengumuman nominasi 94th Academy Awards kemarin, The Power of the Dog sukses besar. Spesifiknya, film arahan Jane Campion (The Piano) ini menjadi film yang paling banyak mendapatkan nominasinya.

Spesifiknya lagi, The Power of the Dog sukses mendapatkan 12 nominasi termasuk salah satunya film terbaik (Best Pictures) dan si Doctor Strange, Benedict Cumberbatch untuk kategori aktor terbaik (Best Actor).

Dengan jumlah nominasinya yang sebanyak ini, maka tak heran jika film adaptasi novel Thomas Savage ini sangat diunggulkan di ajang Oscar 2022, 27 Maret 2022 mendatang. Lalu apakah filmnya memang sekeren dan selayak itu?

Well, langsung saja simak review The Power of the Dog berikut ini.

Kisah Dua Bersaudara Kaya Raya Pemilik Peternakan

Review The Power Of The Dog
The Power of the Dog |Netflix

Berlatar pada tahun 1925, The Power of the Dog mengisahkan dua bersaudara di Montana, Amerika Serikat, Phil Burbank (Cumberbatch) dan George Burbank (Jesse Plemons).  Keduanya sangat kaya raya dan memiliki ladang peternakan (ranch) yang sangat besar.

Nah karena status mereka inilah alhasil, membuat keduanya sangat disegani oleh warga sekitar. Keduanya pun juga memiliki status yang sangat oke dalam lingkungan strata sosialnya. Walau demikian, mirisnya Phil dan George memiliki sifat yang sangat kontras satu sama lain.

George adalah sosok yang sangat berkelas dan ramah dengan semua. Akan tetapi Phil, justru terlihat sangat arogan, pemarah, dan kerap merendahkan orang lain. Nah salah satu korban bully-nya adalah ibu dan anak, Rose Gordon (Kristen Dunst) dan Peter Gordon (Kodi Smit-McPhee).

Keduanya selalu direndahkan. Apalagi Peter yang adalah remaja homoseksual. Bahkan ketika Rose telah menikahi George pun, Phil terus mem-bully Rose.

Jadi Baik Dengan Peter

Review The Power Of The Dog
The Power of the Dog |Netflix

Namun seiring berjalannya waktu, Phil secara perlahan menjadi sangat iba dan mulai baik dengan Peter. Phil bahkan mengajarkan Peter bagaimana caranya untuk berkuda. Tinggal sang ibunda yang kerap cemas sendiri ketika melihat si buah hati dengan Peter.

Akan tetapi even kita yang belum baca novelnya, langsung merasa ganjil dengan sikap Phil yang berubah 180 derajat ini. Apakah ada udang dibalik batu? Atau Phil memang sudah sadar kalau sikapnya selama ini dengan Peter buruk?

Nah pertanyaan inipun kemudian ditambah lagi dengan rasa penasaran kita terhadap masa lalu Phil. Siapakah sosoknya? Kenapa ia pada awalnya suka merendahkan dan mem-bully Rose dan Peter?

Cerita Sangat Simpel Tapi Diribet-ribetkan Sendiri

Review The Power Of The Dog
The Power of the Dog |Netflix

Mungkin bagi kamu-kamu yang sebelumnya sudah membaca novel aslinya, kamu sudah tahu persis dengan keseluruhan plot ceritanya.

Bahkan gue yakin ketika membaca deskripsi plot yang terdapat dalam review The Power of the Dog ini, kamu juga pastinya sangat memahami mengapa deskripsi plot-nya, terlihat lumayan ringkas dan to the point.

Karena ya memang deskripsi plot ini benar-benar inti ceritanya saja. Nanti ketika menyaksikan filmnya, kita pastinya akan terkejut banget kalau plot serta twist film ini jauh lebih gokil dan kompleks lagi.

Bahkan bisa gue katakan adaptasi filmnya ini lumayan diribet-ribetkan alurnya. Padahal ya plot intinya sangat to the point seperti yang kamu baca itu. Diribetkan disini lebih ke dipanjang-panjangin kesana dan sini. Padahal durasi film ini sendiri 126 menit.

Namun karena terlalu kesana kesini dan juga lumayan lambat pacing-nya, alhasil membuat film ini serasa 140-150 menit. Bahkan lumayan membuat kita terkantuk sendiri ketika menyaksikannya.

Narasinya Penuh Metafora

The Power Of The Dog Ed2 001
The Power of the Dog |Netflix

Sudah pacing-nya slow, penceritaan film ini sendiri juga penuh dengan metafora. Sehingga jujur banget ketika nontonnya, gue banyak berusaha untuk mencari tahu apa dan kenapanya.

Oke memang ketika akhirnya terungkap kenapa Phil jahat dengan Rose dan Peter kita paham. Dan ketika twist ending-nya itu muncul, gue juga kaget gak menyangka sendiri.

Tapi semua rasa tersebut gak terasa maksimal banget. Karena gue sudah duluan terkantuk dan ilfil sendiri dengan metode serta pacing penceritaan filmnya ini sudah gitu metaforikal pula.

Analoginya mungkin seperti ini. Kita sudah pesan dan ingin makan Pizza dari awal. Namun tiba-tiba Pizza sudah kosong dan adanya hanya Fettuccine.

Memang pada akhirnya kita akan terkejut karena betapa nikmatnya salah satu pasta khas Italia tersebut. Namun terlepas enak banget, karena dari awal kita sudah inginnya Pizza, sehingga kitapun melahap Fettuccine-nya dengan setengah hati atau gak 100% nikmatnya.

Tapi walau demikian, kita gak lantas mengakui kalau Fettuccine tersebut enak juga. Cuma pengakuannya tersebut sekali lagi seperti terkesan terpaksa dan bahkan maksa.

Production Design dan Sinematografi Epik

Power Of The Dog
The Power of the Dog |Netflix

Untunglah kebosanan tersebut masih terselamatkan oleh beberapa aspek positif yang ada dalam filmnya ini. Aspek positif yang pertama tentunya adalah production design dan juga sinematografinya yang sangat epik.

Dan untungnya lagi film ini sukses masuk dalam nominasi Oscar-nya. Karena emang gokil banget sih kedua aspeknya ini. Production Design sukses memperlihatkan tampilan dan rasa film-film koboi alias western klasik pada umumnya.

Pokoknya kalau kamu suka nonton film western klasik, kamu pasti akan suka banget dengan Power of the Dog. Sedangkan untuk aspek sinematografinya, sinematografer Ari Wegner (Lady Macbeth) sangat gokil banget dalam menampilkan seluruh lingkungan filmnya bak sebuah lukisan pemandangan alam yang sangat artistik.

Berdasarkan penilaian ini, masa bisa kita simpulkan kalau peluang The Power of the Dog menang dalam kategori sinematografi terbaik sangatlah besar. Mungkin pesaing beratnya hanyalah Dune (2021). Namun ya mari kita lihat saja lagi nanti.

Penampilan Paling Nyebelin Dari Cumberbatch

Aaaaqqzyjnzxx7 Hgrj7dffxscxhzrgpa1egwqsyeycqlzxlahyeyjkpwiztyvwapfkevfxnkiobdjtarkhngc2g5oykku3rq9bg9nokoc0bvuu7z18az6ocuaqp587ceq4oydpixcceskzexilfvrd6fewi2ru
The Power of the Dog |Netflix

Namun terlepas aspek production design dan sinematografi. Justru faktor yang benar-benar menyelamatkan film ini dari kebosanan adalah performa seluruh aktornya yang sangat gokil.

Kalau bukan karena performa mereka, gue jamin gue gak akan bisa selesai nonton filmnya. Dan dari semua, yang sangat mengejutkan adalah Cumberbatch sebagai Phil. WOW! Performanya sebagai sosok perundung dan suka merendahkan, sukses bikin darah tinggi kita naik banget.

Pokoknya kalau kamu belum pernah menyaksikan sosok Cumberbatch yang nyebelin, langsung deh nonton film ini. Gue jamin kalian akan langsung ingin meninju layarnya. Namun pada saat yang sama, setidaknya melalui performanya dalam film ini, kita menjadi punya ide bagus.

Spesifiknya, ide bagus terhadap penampilan aktor 45 tahun asal London, Inggris ini sebagai varian Doctor Strange jahat alias Strange Supreme dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Memang sih secara teknis sifat jahatnya berbeda dan juga yang satu adalah karakter fiktif dan yang satu karakter fiktif tapi berdasarkan orang real-life. Tapi poinnya disini, kita setidaknya memiliki bayangan bagaimana akting antagonis seorang Benedict Cumberbatch.

Dan ya, apabila nantinya ia membawa pulang Oscar sebagai aktor terbaiknya, gue gak akan keberatan sama sekali. Ia layak mendapatkannya.

Dunst & Smit-McPhee Adalah Pendukung Sempurna

Q&a Dunst Campion
The Power of the Dog |Netflix

Penampilan gemilang Cumberbatch juga tak lepas dari dukungan gokil aktor-aktor pendukungnya. Oleh karenanya, tak heran juga jika 3 aktor pendukungnya masuk juga sebagai nomine Oscar.

Spesifiknya disini adalah Smit-McPhee dan Plemons untuk kategori  Best Actor dan Dunst untuk kategori Best Actress. Ketiganya sekali lagi memang sangat pantas untuk menjadi nomine Oscar juga.

Kalau prediksi gue, Dunst lumayan memiliki kans untuk meraih Oscar pertamanya. Namun kalau untuk kategori aktor, gue lebih condong ke Smit-McPhee. Bukannya Plemons gak bagus, ia bagus juga. Cuma kalau kita bandingkan lagi, ya Smit-McPhee jauh lebih keren.

Pasalnya ia bisa memerankan karakter awkward dan misterius Peter dengan sangat WOW! Chemistry-nya dengan Cumberbatch juga dobel WOW! Jujur, gue masih terkesima banget dengan aktor 26 tahun asal Australia ini.

Pasalnya semenjak tahu dia melalui perannya sebagai Owen dalam film drama percintaan horor, Let Me In (2010). Perkembangan (improvement) performanya sebagai aktor benar-benar sangat pesat. Ia kian terlihat dewasa dan lebih cerdas sebagai seorang aktor.

Dengan pernyataan tersebut, rasanya sudah “default” banget kalau Smit-McPhee yang akan membawa pulang piala Best Supporting Actor di ajang penghargaan Oscar Maret mendatang. Yakin 100% deh pokoknya!

Film Yang Agak Sulit Untuk Langsung Dimengerti

The Power Of The Dog Ed3 001
The Power of the Dog |Netflix

Nah berdasarkan seluruh penilaian aspek positif dan negatif tersebut, jadi bagaimana nih kesimpulan dari review Power of the Dog ini?

Kalau kamu sudah baca novel aslinya, ya tentunya gak usah bertanya lagi, jawabannya kamu pasti bakalan suka banget dengan adaptasinya ini. Namun bagi kamu yang belum, kemungkinan akan suka juga walau untuk memahami ceritanya akan cukup sulit pada awalnya.

Ya bahkan gue saja setelah nonton filmnya, harus nonton lagi video penjelasan filmnya melalui salah satu kanal YouTube. Tapi kalau kamu langsung cepat menangkap semuanya dalam satu kali tonton, ya bagus kamu hebat.

Memiliki Nilai Kesegaran dan Pengulangan Yang Sangat Tinggi

B554abc0 99e2 467e 91ce 3c09bb318d62 Tpotd Ks 0055
The Power of the Dog | Netflix

Namun terlepas awalnya kita gak paham, namun seketika akhirnya tahu dengan seluruh kisah filmnya, kita akan jauh lebih asyik dan gampang ketika menyaksikan filmnya ini untuk kedua kalinya.

Bahkan bakalan ada hal-hal baru yang bisa kita analisa dan bahas berulang-ulang pada screening kedua dan ketiganya. Nah apabila sebuah film memiliki nilai pengulangan dan kesegaran yang tinggi seperti ini, pertanda bahwa filmnya adalah film bagus lagi super berkualitas.

The Power of the Dog sekali lagi adalah termasuk film dalam kategori tersebut. Kalau nantinya film ini berhasil keluar sebagai film terbaik (Best Pictures) tahun 2022 ini, gue gak keberatan sama sekali. Semoga review The Power of the Dog ini bermanfaat!

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks