Film Merah Putih: One for All kembali menjadi perbincangan hangat setelah penayangannya perdana pada 14 Agustus 2025.
Sang sutradara, Endiarto, menyampaikan rencananya untuk membuat sekuel. Dalam obrolannya dengan dr. Richard Lee, Endiarto mengaku berkeinginan merilis film Merah Putih One for All setiap tahun. Hal itu ia lakukan dalam rangka untuk merayakan Hari Kemerdekaan RI.
Rilis Sekuel Merah Putih: One For All Tiap Tahun?
“Kan tadi udah saya bilang, setiap tahun, 17 Agustus pasti muncul Merah Putih One for All,” ujar Endiarto dalam cuplikan video yang beredar.
Keputusan berani Endiarto untuk merilis sekuel tiap tahunnya mendapatkan reaksi yang cukup tajam. Meski demikian, Endiarto tetap percaya diri dengan langkahnya. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa ada tawaran dari luar negeri untuk menayangkan Merah Putih: One for All.
Seorang konten kreator dari Surabaya, Stanley Hao, memberikan tanggapan terhadap rencana pembuatan sekuel dari film animasi Merah Putih: One for All. Ia menyatakan bahwa keputusan tersebut kurang mempertimbangkan reaksi dari penonton. Ia menyinggung hal ini dengan menyamakan situasinya seperti yang pernah studio-studio besar alami, seperti DC Universe.
Stanley menyarankan agar Endiarto sebaiknya mengambil pelajaran dari kesalahan sebelumnya, alih-alih mengulang pola yang sama.
“Setahu saya studio segede DC aja begitu universe-nya nggak works, film-film sebelumnya flop, fansnya nggak suka, banyak dapat kritikan, itu mereka berhentiin Pak,” ujar Stanley. Menurut Stanley, Endiarto seharusnya belajar dari kesalahan, bukan justru mengulang formula yang sama.
“Harusnya diterima masukannya, coba perbaiki. Kalau bisa pakai judul yang lain, jangan pakai judul itu lagi,” tambahnya.
Komentar Stanley tersebut mendapatkan dukungan dari sejumlah besar netizen. Mereka berpendapat bahwa jadwal rilis sekuel Merah Putih: One For All setiap tahun justru menjadi beban atau malah “siksaan” bagi para penggemar.
“Berasa kek dikasih hukuman pas tanggal 17,” tulis warganet di X.
Film Merah Putih One for All sendiri memperoleh sejumlah kritik tajam setelah trailer resmi-nya rilis beberapa waktu lalu. Ada rumor yang menyebutkan bahwa film ini batal penayangannya, namun pada akhirnya, film tersebut tetap menghiasi sebagian layar lebar di Indonesia.
