Bukannya senang menikmati seluruh uang hasil katalog musik nya, Bob Dylan malah justru kena gugat hingga 100 miliyar rupiah.
Kalau kamu fans berat musisi folk legendaris, Bob Dylan, pastinya kamu sudah mendengar kalau Dylan pada Desember 2020 lalu, telah sukses menjual seluruh katalog musik nya.
Menurut NPR, katalog musik Dylan yang berjumlah lebih dari 600 judul tersebut, sukses terjual dengan harga lebih dari $300 juta atau sekitar Rp. 4.2 triliyun. Dan ia menjual seluruhnya ke pihak Universal Music.
Dan tentunya, dari 600 lagunya tersebut, terdapat beberapa hit-nya seperti: “Blowin’ in the Wind”, “The Times Are A-Changing”, dan “Like A Rolling Stone”. Namun bukannya menimati seluruh hasil penjualannya, Dylan malah harus mengeluarkan hampir $7.25 juta atau sekitar Rp. 101.9 miliyar dari duitnys tersebut.
Jacques Levy
Waduh ada apa nih? Jadi melansir musicbusinessworldwide, pada tanggal 22 Januari 2021 lalu, istri Jacques Levy dan perusahaan penerbitannya menggugat Dylan dengan jumlah tersebut.
Jacques Levy sendiri, adalah kolaborator Dylan yang ikut menulis lagu-lagu di album Desire (1976). Dua lagu yang ikut ciptakan oleh Levy di album tersebut, adalah “Hurricane” dan “Isis”.
Dalam klaim tersebut, tertulis bahwa pihak Bob Dylan, berutang kepada keluarga Levy sebesar 35% dari pendapatan yang diperoleh dari lagu-lagu yang tulis bersama Levy.
Lebih jauhnya lagi, pihak Dylan menolak mengirimkan kepada (keluarga Levy) bagian yang sah dari pendapatan atau pendapatan yang mereka peroleh dari penjualan katalog musik tersebut.
Menanggapi gugatan ini, kuasa hukum vokalis bernama asli Robert Allen Zimmerman ini, Orin Snyder, mengungkapkan bahwa gugatan ini gak lebih dari upaya menyedihkan untuk mengambil untuk secara tidak adil dari hasil penjualan katalog yang dimaksud.
“Penggugat telah terbayar semua hutangnya. Kami yakin akan menang. Dan jika kami melakukannya, kami akan meminta pertanggungjawaban penggugat dan penasihat hukum mereka atas kasus yang tidak bermanfaat ini”, tukas Snyder.
Waduh-waduh bisa kita katakan sih ini memang kasus setting-an. Alias si penggungat memang mau dapat duitnya. Maklum sih zaman lagi susah begini. Sekarang, bagaimana nih pendapatmu akan hal ini?