Selain klan Zenin, sebenarnya terdapat satu klan lain yang seharusnya kita bahas sejak awal, yaitu klan Gojo. Namun, berbeda dengan Zenin yang sering kali menjadi fokus dalam cerita utama, klan yang berasal dari Gojo Satoru ini cenderung jarang mendapatkan perhatian meskipun pengaruhnya sangat kuat dalam alur manga Jujutsu Kaisen. Berikut fakta klan Gojo di Jujutsu Kaisen.
Jujutsu Kaisen adalah sebuah fenomena dalam dunia anime dan manga yang tidak hanya menonjol karena visualnya yang memukau, tetapi juga karena kedalaman cerita dan karakter-karakternya yang kompleks. Diciptakan oleh Gege Akutami, seri ini mengisahkan perjalanan Yuji Itadori, seorang remaja yang terlibat dalam pertempuran melawan makhluk jahat bernama Cursed Spirits, setelah ia secara tidak sengaja mengonsumsi jarinya yang terkutuk.
Fakta Mengejutkan Klan Gojo
Apa saja informasi menarik tentang klan ini? Berikut adalah daftarnya!
1. Keturunan Langsung Michizane Sugawara
Klan Gojo memiliki hubungan langsung dengan Michizane Sugawara, seorang roh pendendam yang terkenal. Keterkaitan ini menjadi salah satu faktor yang membuat klan ini dianggap memiliki potensi lebih besar dalam dunia penyihir jujutsu, terutama karena warisan yang dimiliki.
Klan Gojo merupakan keturunan dari Michizane Sugawara, yang termasuk dalam tiga roh pendendam paling terkenal dalam sejarah jujutsu. Pengaruh dan kekuatan Michizane Sugawara sangat luas dikenal, sehingga para penerus klan ini, seperti Gojo Satoru dan Yuta Okkotsu, memiliki tingkat energi kutukan yang jauh di atas rata-rata penyihir jujutsu.
2. Mewarisi Limitless sebagai Teknik Keluarga
Zenin dikenal karena teknik Ten Shadows miliknya, sedangkan Gojo Satoru memiliki kemampuan unik yang dikenal sebagai Limitless. Limitless dianggap sebagai salah satu teknik kutukan paling kuat, memungkinkan penggunanya untuk mengendalikan ruang di sekeliling mereka.
Dengan teknik ini, Gojo dapat melakukan serangan offensif dengan tingkat kerusakan yang signifikan serta membangun pertahanan yang sangat efektif. Semua serangan yang dilancarkan oleh musuh Gojo tampaknya terhenti sebelum mencapai sasaran, memberikan kebebasan bagi Gojo untuk menyerang lawan mereka.
Menghadapi anggota klan Gojo membutuhkan strategi yang matang, seperti yang dilakukan oleh Toji dan Sukuna saat berhadapan dengan Gojo Satoru. Meskipun Limitless adalah teknik yang kuat, tidak semua orang mampu menguasainya.
Yuta, yang juga merupakan bagian dari keluarga Gojo, telah mengembangkan teknik yang unik. Rika, yang terkait dengannya, memiliki kemampuan untuk meniru teknik kutukan yang dimiliki oleh orang lain. Selain itu, Yuka memiliki teknik khas tersendiri yang dikenal dengan nama Savage Jaw Strike.
3. Satu-satunya keluarga yang memiliki potensi untuk menghasilkan pengguna Six Eyes
Klan Gojo dikenal memiliki teknik unik yang disebut Limitless, dan selain itu, mereka juga mewarisi kemampuan langka yang dikenal sebagai Six Eyes. Six Eyes muncul hanya pada generasi tertentu dalam keturunan mereka.
Menurut Kenjaku, hingga saat ini, ia hanya pernah menjumpai tiga penyihir yang memiliki kemampuan Six Eyes, salah satunya adalah Gojo Satoru. Pola tampilan Six Eyes tampaknya berhubungan dengan takdir pemiliknya yang terhubung dengan Tengen, serta dengan wadah bintang plasma, seperti yang pernah dialami oleh Gojo Satoru.
Ia memiliki takdir untuk melindungi Riko Amanai, yang direncanakan akan bergabung dengan Tengen. Namun, rencana tersebut terhambat oleh Toji. Oleh karena itu, kemunculan Six Eyes dapat dilihat sebagai tanda untuk Tengen dalam mencari cara baru untuk menata kembali dampak yang ditimbulkan oleh teknik kutukan keabadiannya.
4. Pengaruh politik klan dalam dunia Jujutsu
Klan Gojo memiliki pengaruh politik yang signifikan dalam dunia jujutsu, terutama berkat kombinasi teknik Limitless, Six Eyes, dan cadangan energi kutukan yang melimpah. Anggota keluarga klan ini memiliki kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para tetua jujutsu, bahkan kadang-kadang dapat mengabaikannya.
Sebagai contoh, saat Yuta dan Yuji terancam eksekusi, Gojo Satoru segera campur tangan dan mengasuh keduanya, sehingga upaya para penyihir untuk melaksanakan eksekusi tidak dapat dilanjutkan. Selain itu, pemimpin klan Gojo juga dapat mencampuri urusan internal klan lain, seperti klan Zenin.
Misalnya, ketika Naoya berencana untuk mengambil Megumi berdasarkan kesepakatan dengan Toji, Gojo Satoru bertindak cepat dengan membawa Megumi, yang mengakibatkan Megumi dapat menjalani kehidupan yang tenang di sekolah jujutsu cabang Tokyo tanpa gangguan.
5. Ada Dua Orang yang jadi Kepala Keluarga Klan Gojo
Gojo Satoru merupakan anggota kunci dari klan yang dimaksud, dikenal karena penguasaan dua teknik utama, yaitu Limitless dan Six Eyes. Keterampilan ini menjadikannya salah satu penyihir terkuat di dunia manusia. Namun, Gojo mengalami nasib tragis setelah terlibat dalam pertempuran dengan Sukuna di Shinjuku.
Setelah kepergiannya, Yuta menjadi pengganti sebagai pewaris kekuatan Gojo, diakui sebagai kerabat dan memiliki tingkat kekuatan yang sangat mendekati. Yuta menjalankan perannya selama periode yang cukup lama hingga meninggal beberapa tahun sebelum peristiwa yang terjadi dalam Jujutsu Kaisen Modulo.
6. Generasi terakhir dari klan Gojo memiliki darah campuran dari klan Zenin
Hubungan antara klan Gojo dan klan Zenin dapat digambarkan sebagai sebuah konflik yang berlangsung lama, sering kali ditandai dengan pandangan yang berbeda di antara keduanya. Konflik ini sering kali menghasilkan perseteruan yang cukup tajam, seperti yang diceritakan dalam pertemuan Gojo Satoru dengan Megumi, di mana ia merujuk pada Mahoraga yang digunakan oleh kepala klan Zenin dalam suatu pertarungan melawan perwakilan klan Gojo.
Namun, situasi ini mengalami perubahan ketika terungkap bahwa Yuta, pemimpin keluarga Gojo, menikahi Maki, yang merupakan anggota keturunan Zenin. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang cucu, Tsurugi dan Yuka, yang memiliki garis keturunan campuran dari klan Gojo dan Zenin.
Demikianlah ulasan mengenai fakta menarik terkait klan Gojo di Jujutsu Kaisen, yang merupakan bagian dari keluarga Gojo Satoru. Apa pendapat kalian mengenai hal ini?
