Meskipun Saitama telah mengalahkan banyak monster, ia tetap saja tidak mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang selama ini dilindunginya. Ternyata, hal ini terjadi karena Saitama tidak dianggap sebagai pahlawan yang sempurna. Berikut kekurangan Saitama sebagai hero di One Punch Man.
One Punch Man adalah sebuah manga dan anime yang mengangkat kisah seorang superhero bernama Saitama, yang memiliki kekuatan luar biasa hingga ia mampu mengalahkan musuh-musuhnya hanya dengan satu pukulan.
Kekurangan Saitama Sebagai Hero di One Punch Man
Apa saja kelemahan Saitama sebagai pahlawan di One Punch Man? Berikut adalah lima contohnya!
1. Saitama tidak sering terlihat memberikan pertolongan kepada orang

Salah satu faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap tokoh tersebut adalah minimnya eksposur saat ia memberikan bantuan kepada orang lain. Momen di mana ia terlihat secara langsung membantu warga sipil dapat dijumpai dalam beberapa kejadian, seperti ketika ia menyelamatkan seorang gadis kecil dari serangan Vaccine Man dan saat ia membantu seorang anak saat kerusuhan yang disebabkan oleh Sonic di kota.
Sebagian besar aksi kepahlawanannya lebih berfokus pada penghapusan berbagai monster secara mandiri. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Mumen Rider memiliki basis penggemar yang lebih besar dibandingkan Saitama, meskipun kemampuan fisiknya jauh lebih rendah.
Alasan utamanya adalah karena Mumen Rider secara konsisten terlihat aktif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, mulai dari tugas kecil seperti mengambil balon yang terjebak di pohon hingga mengevakuasi warga dalam situasi darurat.
2. Sikapnya yang acuh sangat ekstrem

Saitama karakter utama dalam seri ini, menunjukkan karakteristik yang mencolok dalam sikapnya, terutama terkait dengan ketidakacuhannya. Meskipun ada saat-saat di mana ia menunjukkan ketanggapan dan perhatian terhadap situasi serius, terdapat pula momen di mana ia bersikap acuh tak acuh, terutama saat berhadapan dengan penjahat manusia.
Contohnya, ketika berhadapan dengan Hammerhead, seorang buronan dengan tingkat kejahatan B, Saitama tidak menunjukkan keinginan untuk menangkapnya meskipun telah melihat informasi mengenai penjahat tersebut di televisi.
Walaupun kejahatan manusia tidak selalu menghasilkan dampak yang sama drastis seperti yang ditimbulkan oleh monster, tindakan kriminal tetap dianggap berbahaya. Dalam pertemuan perdana dengan Garou, Saitama memandang pemuda tersebut sebagai penjahat biasa.
Reaksi serupa muncul kembali ketika Garou mulai bertransformasi menjadi monster. Pada saat itu, Saitama justru mengamati Garou sebagai figur pahlawan dengan kostum yang menarik, bahkan sempat berencana untuk mengajukan keluhan terkait kerusakan pada apartemennya.
3. Tindakannya sering kali mengakibatkan kerusakan yang cukup serius

Kebiasaan negatif yang ditunjukkan oleh Saitama tampaknya berkaitan dengan emosi yang semakin tumpul dan kekuatannya yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan Saitama jarang mempertimbangkan langkah-langkah strategis sebelum mengalahkan musuh. Salah satu contoh pertama terjadi saat ia berhadapan dengan raksasa Marugori.
Dalam pertempuran tersebut, serangan yang dilancarkan Saitama tidak mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan, sehingga menyebabkan kerusakan parah di kota B akibat jatuhnya tubuh Marugori. Saitama hanya merespons situasi itu dengan sebuah “ups” ketika menyaksikan kehancuran yang diakibatkan.
Situasi serupa juga terjadi ketika Saitama berhasil memukul meteor hingga hancur. Meskipun tindakan tersebut terbukti efektif, hasilnya adalah kerusakan yang luas pada permukiman warga. Hal ini menyebabkan kekecewaan di kalangan penduduk yang kemudian mengajukan protes kepada Saitama.
Sebenarnya, Saitama memiliki kemampuan untuk melompat ke ketinggian yang cukup untuk menghancurkan meteor sebelum jatuh, yang akan memungkinkan sisa-sisanya terbakar saat melewati atmosfer. Dalam konteks ini, ada pelajaran yang bisa diambil dari pendekatan Blast, yang mampu menganalisis situasi dengan efektif, termasuk mengalihkan serangan Garou demi melindungi warga dan pahlawan lain dari radiasi.
4. Minim belajar dan kurang memperbarui informasi

Saitama meskipun memiliki kekuatan yang luar biasa, tidak menunjukkan kelebihan dalam hal pengetahuan dan kecerdasan. Contohnya, ia pernah bertindak seperti seorang pahlawan, yang menciptakan rasa heran di kalangan orang-orang di sekitarnya.
Hal ini disebabkan oleh statusnya yang tidak terdaftar secara resmi di Asosiasi Pahlawan, yang sudah berdiri tiga tahun sebelum awal kisahnya. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Saitama kurang memperhatikan perkembangan informasi, meskipun ia secara rutin menonton berita.
Selain itu, tingkat kecerdasannya juga tergolong rendah, tercermin dari hasil ujian teorinya yang sangat buruk. Ia dapat diterima berkat nilai ujian praktiknya yang memuaskan. Kemampuan untuk berpikir dengan cerdas dan memperbarui informasi dengan cepat adalah penting agar pahlawan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang mendesak.
5. Kadang-kadang, dia terjebak dalam kemalasan

Pada tahap awal, Saitama lebih cenderung menghabiskan waktunya dengan membaca komik daripada terlibat dalam aksi pahlawanan. Dorongan untuk bergerak dan bertindak baru muncul setelah Genos mengingatkan bahwa pahlawan dengan peringkat C yang tidak menjalani tugasnya dengan serius akan diberhentikan. Meskipun demikian, saat situasi kembali tenang.
Saitama cenderung kembali ke aktivitas santainya, seperti bermain permainan bersama King. Saitama sebenarnya dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk berjalan-jalan dan memberikan bantuan kepada individu yang sedang menghadapi kesulitan. Dengan melakukan hal ini, reputasi dan penghormatan dari masyarakat terhadapnya dapat meningkat secara positif.
Itulah beberapa kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh karakter Saitama sebagai hero di One Punch Man.





