Filter by Kategori
Game
Movie
TV
Komik
OtakuAnime & Manga

Penjelasan Kiasan ‘Protagonis Anime Bodoh’ di Banyak Cerita

Kiasan 'protagonis bodoh' di anime shounen, yang terlihat di Chainsaw Man, One Piece, dan Demon Slayer, memiliki asal usul yang lebih dalam.

Dalam anime, terdapat banyak trope atau kiasan yang terkenal, salah satunya adalah “protagonis bodoh”, yang umum di genre shonen, seperti dalam tiga shounen paling populer seperti Chainsaw Man, Fairy Tail, dan Demon Slayer.

Karakter utama biasanya adalah laki-laki muda yang berpikir dengan otot. Meskipun kiasan ini menyenangkan, sebenarnya memiliki kedalaman yang lebih kompleks yang mencerminkan cara penulisan fiksi tersebut.

Setiap teknik dan kiasan dalam bercerita memiliki asal-usulnya, banyak di antaranya berasal dari ratusan atau ribuan tahun lalu. Meskipun konsep anime shonen baru berusia kurang dari satu abad, ide-ide dasarnya mungkin sudah ada sejak lama, meski contoh awalnya lebih baru.

Penggemar anime sering kali mengaitkan satu anime tertentu dengan kiasan “protagonis anime bodoh,” yang sebenarnya berasal dari kondisi manusia yang lebih luas sejak zaman dahulu.

Baca Juga: Anime Dandadan Season 2 akan Rilis Tahun 2025?

Asal Mula Kiasan Protagonis Anime yang Bodoh

penjelasan kiasan protagonis anime bodoh
Denji Chainsaw Man

Jika kamu penggemar anime dan ingin menjawab pertanyaan tentang trope atau kiasan modern dalam fiksi, jawabannya mungkin terasa tidak jelas. Meskipun ide-ide ini tampak baru, seperti karakter mantan polisi atau pahlawan shounen, sebenarnya semua konsep dalam penceritaan berakar pada ide-ide yang lebih tua yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.

William Shakespeare tidak menciptakan semua kiasan dan formula penceritaan yang membuatnya terkenal, begitu pula anime shonen yang tidak menciptakan konsep seperti “pahlawan berotot bodoh”. Ide ini berasal dari kebutuhan dasar penceritaan aksi dan hubungan antar karakter.

Cerita laga berbeda dari genre lain seperti misteri, drama, dan romansa karena fokus pada aksi fisik dan petualangan. Meskipun ada elemen kecerdasan, seperti nasihat dari orang bijak atau penjahat licik, dalam anime dan media penceritaan lama, aksi tetap menjadi prioritas utama.

Tokoh utama dalam cerita aksi sebaiknya lebih mengutamakan tindakan daripada kecerdasan. Agar cerita aksi menarik, tokoh utama harus berotot dan berani, seperti yang mampu menghadapi raja iblis, daripada menjadi pelajar kutu buku yang ragu-ragu.

Kiasa “protagonis anime bodoh” dalam shounen aksi muncul karena kebutuhan cerita aksi dan elemen pertumbuhan karakter. Pahlawan dengan kelemahan ini dapat menginspirasi penonton saat mereka berjuang mengatasi kesalahan dan berusaha menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka sendiri.

Dalam cerita laga, tokoh utama sering digambarkan sebagai kurang cerdas, yang memungkinkan mereka untuk berkembang seiring waktu. Selama petualangan, mereka belajar dari pengalaman sulit dan memperoleh kebijaksanaan, sambil berlatih keras atau belajar di tengah pertempuran untuk meningkatkan kemampuan fisik mereka.

Tokoh pahlawan yang kurang cerdas dalam cerita laga dapat membuatnya lebih mudah dipahami oleh penonton. Ini bukan penghinaan, melainkan upaya penulis untuk mendekatkan penonton dengan karakter berotot yang berorientasi pada aksi daripada dengan kecerdasan seorang sarjana atau orang bijak.

Baca Juga: Drama Media Sosial Dandadan Ungkap Fandom Anime yang Toxic

Kenapa Kiasan Protagonis Anime Bodoh masih Bertahan?

Luffy One Piece
Image: Toei Animation

Penggemar anime dapat mengamati bagaimana kombinasi sumber kuno dan modern menciptakan kiasan “protagonis anime yang bodoh” dalam cerita aksi/petualangan. Pertanyaannya adalah seberapa baik pola ini bertahan dan seberapa menariknya. Meskipun setiap penggemar memiliki preferensi masing-masing terhadap karakter tersebut, pahlawan dengan sifat seperti ini tetap diperlukan dalam mekanisme penceritaan.

Anime shounen seringkali membutuhkan pahlawan yang kuat secara fisik untuk menggerakkan cerita. Meskipun ada karakter cerdas seperti Edward Elric, tipe pahlawan yang lemah dan takut risiko tidak akan pernah menggantikan arketipe himbo. Meskipun terasa ketinggalan zaman, himbo tetap bertahan karena dasar-dasar yang mendukungnya.

Kiasan protagonis bodoh dalam anime dapat menjadi bermakna jika penulis mengaitkannya dengan pola intelektual. Namun, beberapa serial, seperti Fairy Tail, kurang berhasil dalam hal ini. Tokoh utama Natsu Dragneel cenderung bodoh tanpa alasan yang mendalam, menjadikannya karakter yang dangkal.

Beberapa penggemar berpendapat bahwa karakter seperti Naruto dan Luffy terlihat bodoh tanpa alasan yang jelas. Namun, karakter seperti Denji dari Chainsaw Man dan Inosuke Hashibira dari Demon Slayer lebih mudah diterima sebagai pahlawan bodoh karena latar belakang mereka yang kurang pendidikan dan tinggal di alam liar, seperti Inosuke yang tumbuh di hutan pegunungan.

Arketipe protagonis yang menyegarkan ini menggabungkan intelektualisme dengan sifat berorientasi aksi. Contohnya adalah Edward Elric, yang meski sering terjebak dalam situasi berbahaya, juga merupakan ilmuwan terampil dan cerdas. Ia mampu memanfaatkan sains untuk meningkatkan alkimianya, menjadikannya sosok yang mewakili dua dunia.

Eren Yeager dalam Attack on Titan bermula sebagai sosok pendendam dan pemarah. Seiring waktu, ia bertransformasi menjadi penjahat cerdas yang menggunakan Founding Titan untuk memicu konflik. Perubahannya dari protagonis yang bodoh menjadi karakter pintar membawa alur cerita ke arah yang mengejutkan dan memberikan akhir yang luar biasa untuk seri ini.

Baca Juga: Alasan Akira Toriyama Antusias dengan Perilisan Dragon Ball Daima

Related Posts

1 of 79