Otaku

Wanita Hikikomori? Sisi Gelap Jepang Yang Tidak Diketahui

Kita semua tahu jika kita mendengar kata “Jepang” di telinga kita langsung memikirkan tentang budaya unik,indah,dan kulturnya. Namun kita juga tahu banyak sisi gelap yang menyelimuti culture indah tersebut. Salah satunya adalah Hikikomori atau yang sering disebut dengan pengasingan diri secara sosial dimana orang menarik diri dari kumpulan masyarakat dan hanya hidup di dalam dunia nya sendiri.

Manusia adalah mahluk sosial, dan artinya kita harus saling hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Hikikomori datang sebagai penyakit yang susah di sembuhkan dalam kehidupan bermasyarakat di Jepang. Bagaimana menurutmu dengan penyakit salah satu terbesar di Jepang in? para penderita Hikikomori mungkin tidak akan bersosial dengan manusia lainnya sampai 6 bulan atau bahkan lebih dari itu.

Menurut pendapat seorang aktivitis seperti Kyoko Hayashi, ia menemukan banyak penderita Hikikimori ini adalah wanita. Gejala Hikikimori banyak ditemukan pada wanita jepang, apa sebabnya? apakah faktor ketakutan ataupun minder akan suatu hal luar.

Seorang aktivis seperti Kyoko Hayashi dulunya juga pernah punya penyakit Hikikomori, dikarenakan ia berjuang keras untuk mendapati pekerjaan mapan untuk melanjutkan hidupnya tapi ia tidak menemukannya. Bukan kemauan mereka tetapi keadaan lah yang membuat mereka terasing hingga terkena “Hikikomori“.

Wanita Hikikomori? Sisi Gelap Jepang Yang Tidak Diketahui

Oleh karena itu Kyoko Hayashi berambisi untuk membentuk proyek yang dinamai Hikikomori Joshikai,yang bertujuan untuk menjangkau semua wanita pengasingan(Hikikomori) dan berusaha menyembuhkan mereka. Tentu saja kemauan besar Kyoko Hayashi didukung oleh banyak orang termasuk penulis Masaki Ikegami yang memiliki banyak pengetahuan tentang Hikikomori. Banyak laporan bahwa para wanita hikikomori banyak menyalah gunakan pandangan akan budaya tradisional di Jepang.

Ambisi Kyoko Hayashi sampai sekarang tetap didukung banyak pihak, untuk membuat para wanita Hikikomori keluar dari cangkangnya dan menikmati sosial budaya dan keindahan yang ada di Jepang tersendiri.

Editor: M Kautsar Juhari

Related Posts

Enable Notifications OK No thanks