Berita TeknologiTekno

Ada Unsur Rasis di Google Translate, Warga Aceh Protes ke Google

Warga Aceh sudah melayangkan protes ke Google terkait adanya terjemahan rasis di Google Translate. Surat yang kirimkan ke Google tersebut dilakukan oleh seorang warga Aceh bernama Haekal Afifa bersama dengan 32 warga lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

Mereka membuat surat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Surat itu menyebutkan jika dirinya dari Forum Masyarakat Melayu dan Aceh. Mereka mengungkapkan adanya keberatan terhadap produk milik Google yaitu Google Translate.

Warga Aceh Kesal dengan Google Translate yang Mengandung Unsur Rasis

“Beberapa dari pengertian di dalam Google Translate sudah merendahkan harkat dan martabat kami. Kami melihat ini adalah bentuk nyata dari diskriminasi rasial atau etnik” begitulah surat yang disampaikan ke Google, seperti yang Dafunda Tekno kutip.

Terdapat juga beberapa frasa yang diprotes dimana hasil terjemahan dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia. Jika diketik ‘anak aceh’ atau ‘wong aceh’ maka akan terlihat terjemahannya sebagai ‘b******n’.

Disamping itu ada juga sejumlah frasa lain yang terkandung arti dalam bentuk cacian. Teks terjemahan rasis ini juga terdapat dalam bahasa Melayu ke Inggris. Warga ingin Google bertindak atas semua hal tersebut.

“Kami tentu tahu jika produk Google Translate ini bersifat terbuka, siapa saja dapat mengisi melalui kontributor. Namun kamu menganggap tuan tidak memiliki mekanisme untuk verifikasi terhadap segala hal yang masuk. Sehingga produk tuan sudah mencederai harga diri dan marwah kami sebagai Melayu dan Aceh. Adanya praktik diskriminatif di sini, penanaman kebencian, mengolok-olok hingga merendahkan identitas orang Aceh dan Melayu” tambahnya.

Terjemahan seperti itu muncul jika diketik kata Aceh dengan menggunakan huruf kecil semua. Sementara jika kata ‘Aceh’ menggunakan huruf kapital di depannya, maka akan muncul seperti biasa.

Haekal Afifa sudah mengirimkan surat ke Google Indonesia pada selasa 15/10/19 kemarin. Sementara itu kantor Google pusat dikirim melalui fax. Menurut ketua Institut Peradaban Aceh ini, ia mengetahui jika adanya unsur rasis di terjemahan Google itu sudah dua minggu lalu.

“Kenapa kita protes dan mempertanyakannya, supaya masalah ini tidak bias kemana-mana dan menimbulkan perpecahan bangsa. Kita tidak menginginkan itu. Seberapa lama terjemahan itu ada di Google, kita tidak tahu. Makanya kita akan menunggu klarifikasi dari Google Indonesia” ungkap haekal.

Lalu setelah beberapa saat kata itu dicoba kembali di pukul 14.03 WIB sudah tidak tersedia lagi terjemahan rasis di Google Translate. Artinya sekarang sudah kembali normal seperti sebelumnya.

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.