Filter by Kategori
Game
Movie
TV
Komik
Berita TeknologiTekno

Buka Situs Dewasa di Incognito, Amankah?

Bisa dibilang percuma saja kamu membuka situs porno lewat mode Incognito. Pasalnya Facebook, Google dan Oracle masih bisa mengintip setiap aktivitas pengguna yang buka situs dewasa, meskipun menggunakan mode rahasia di browser atau dikenal dengan mode Incognito.

Fakta tersebut diungkap lewat studi yang telah dilakukan oleh para periset dari Microsoft, Carneige Mellon University dan University of Pannsylavania.

Belum Tentu Aman Buka Situs Dewasa dengan Mode Incognito

Tempat Download Film Dewasa

Mereka ikut menganalisa 22.484 situs porno yang ditemukan banyak data pengguna yang dibagikan setidaknya dituju domain pihak ketiga, termasuk di dalamnya Facebook dan Google.

Jadi, percuma saja menggunakan browser incognito. Sebab, setiap riwayat di pencarian akan tersimpan di browser, dan data pengguna tersebut akan masuk ke pihak ketiga.

Menurut hasil riset, terindenfikasi di situs pornografi sebanyak 95% laman membagikan data pengguna ke pihak ketiga. Para peneliti menggunakan sebuah software open-source bernama wbXray yang dapat mendeteksi dan juga membocorkan berbagai data pengguna ke pihak ketiga.

Google yang termasuk platform periklanan di bawah naungan DoubleClick, dianggap sudah melacak 74% situs pornografi.

Sementara perusahaan software Oracle melacak 24% situs porno, Facebook yang diketahui sebagai platform yang melarang semua konten dewasa di layanannya itu melacak 10% situs porno.

Menurut hasil penelitian juga ditemukan bahwa hanya 17% dari 22.484 situs porno telah melakukan enkripsi. Artinya, masih banyak situs porno yang tidak menyediakan enkripsi, sehingga membuat data pengguna yang tersimpan akan mudah untuk diretas.

Semua Ini Seakan Hal yang Wajar

Situs Dewasa Terbaru

Pelacakan yang dilakukan di situs web ini menurutnya adalah hal yang wajar. Data pengguna yang dikumpulkan dijadikan sebagai modal untuk profing pengguna. Di mana nanti akan dipakai untuk menargetkan iklan.

Seperti Google Analytic, mereka selalu melacak lalu lintas data ke situs mereka supaya bisa dapat memantau aktivitas setiap pengguna saat browsing.

Lalu, Facebook juga saat ini sedang disorot terkait penggunaan data pribadi dalam beberapa waktu lalu dengan tombol ‘Like’ sebagai pelacak data. Data tersebut dijadikan oleh media sosial ini untuk personalisasi konten untuk pengguna.

Namun seperti yang Dafunda Tekno kutip dari Business Insider, Google dan Facebook membantah soal data pengguna yang digunakan untuk kebutuhan marketing.

Kami tidak pernah memberi izin Google Ads untuk memuat konten dewasa dan kami juga melarang untuk melakukan personalisasi iklan serta profing iklan dari ketertarikan seksual pengguna atau kegiatan online lainnya.

Perwakilan Google

Related Posts

1 of 16
Enable Notifications OK No thanks