Deepseek Tolak Menjawab Pertanyaan Sensitif Terkait China

Image: DeepSeek/Istimewa

Image: DeepSeek/Istimewa

Deepseek, dianggap tolak menjawab pertanyaan sensitif terkait China. Langkah ini memicu perdebatan tentang batasan dan etika dalam pengembangan kecerdasan buatan.

Apakah Deepseek sengaja diprogram untuk menghindari topik-topik kontroversial, ataukah ini merupakan upaya untuk menjaga keamanan dan stabilitas platform? Artikel ini akan mengupas tuntas fenomena Deepseek dan implikasinya terhadap masa depan AI.

Kenaikan Popularitas DeepSeek

Image: Getty Images

DeepSeek telah menjadi primadona di sektor chatbot AI, terutama di Amerika Serikat. Platform ini mencatatkan diri sebagai aplikasi AI gratis paling banyak terunduh di Apple Store. Namun, popularitasnya tidak lepas dari kontroversi.

Beberapa eksperimen pengguna menunjukkan bahwa DeepSeek cenderung menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan sensitif, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan politik China.

Deepseek Tolak Menjawab Pertanyaan Sensitif Terkait China

Image: citizen

Salah satu contoh menarik adalah ketika pengguna menanyakan peristiwa Pembantaian di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni 1989. DeepSeek tampak menyensor jawaban terkait tragedi tersebut, yang kita kenal luas sebagai salah satu momen kelam dalam sejarah China.

Ketika mendapat pertanyaan, DeepSeek memberikan jawaban yang berputar-putar, sebelum akhirnya mengalihkan pembicaraan ke topik lain seperti matematika atau pengkodean.

Berbeda dengan DeepSeek, chatbot lain seperti ChatGPT dan Meta AI memberikan jawaban yang lebih terbuka dan informatif tentang peristiwa tersebut. Perbedaan respons ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kebebasan berbicara dan bagaimana teknologi dapat memengaruhi narasi global.

Implikasi untuk Kebebasan Berbicara

Image: Defi Rosa Ramadhani

Para pengamat menyatakan bahwa perbedaan dalam respons ini memiliki dampak signifikan terhadap kebebasan berbicara dan pembentukan opini publik. Apakah kita sedang melihat upaya untuk mengendalikan narasi tentang isu-isu global?

Sebuah audit oleh NewsGuard menunjukkan bahwa model DeepSeek yang lebih lama gagal memberikan informasi yang akurat tentang berita dan topik sebanyak 83 persen.

Isaac Stone Fish, seorang analis China, bahkan memperingatkan bahwa jika DeepSeek menjadi pemimpin AI global, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi “bencana” bagi kebebasan berpikir. Menurutnya, aplikasi ini dapat menyajikan gambaran yang tidak realistis tentang China sebagai negara utopis yang tidak pernah ada.

Kontrol Informasi di China

Image: rimakara.ac.id

Di dalam China, Partai Komunis memiliki kontrol ketat atas informasi yang beredar. Ini berarti perusahaan seperti DeepSeek harus mengikuti aturan yang sudah menjadi ketetapan pemerintah.

Para peneliti seperti Aaron Snoswell menjelaskan bahwa model AI di China kemungkinan akan mengumpulkan data yang lebih pro-China, sehingga mempengaruhi cara platform ini beroperasi.

Proses pelatihan model AI juga melibatkan pekerja yang membantu menentukan topik apa yang boleh dan tidak boleh. Dengan kata lain, ada kebijakan internal yang membatasi diskusi tentang isu-isu sensitif, seperti peristiwa Tiananmen.

Exit mobile version