6 Fakta Menarik tentang DeepSeek, ChatGPT Kalah Telak?

Image: THE DECODER

Image: THE DECODER

Kamu pasti sudah mendengar tentang DeepSeek, teknologi kecerdasan buatan (AI) dari China yang sedang mengguncangkan Amerika Serikat (AS). Salah satu fakta menarik tentang kemunculan DeepSeek adalah, Nvidia mengalami kerugian besar hingga mencapai US$600 miliar, atau sekitar Rp9.731,7 triliun! Ini bukan kabar baik bagi pasar saham di bursa Amerika yang langsung merosot tajam.

DeepSeek R1, layanan yang mereka luncurkan, kini menjadi pesaing serius bagi ChatGPT OpenAI dan Gemini, dua nama besar dalam dunia AI. Bahkan, reaksi Presiden AS Donald Trump pun tidak kalah menarik; ia menyatakan bahwa kemunculan DeepSeek adalah sebuah peringatan bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Negeri Paman Sam.

“Peluncuran DeepSeek, AI dari sebuah perusahaan Tiongkok harus menjadi peringatan bagi industri bahwa kita harus fokus dalam bersaing untuk menang,” ucap Trump, Senin (27/1), dikutip dari Reuters.

Deretan Fakta Menarik DeepSeek

Image: REUTERS/Dado Ruvic

Berikut adalah 6 fakta menarik tentang DeepSeek yang kini ramai dibicarakan:

1. Asal Muasal DeepSeek 

DeepSeek adalah sebuah startup yang baru berdiri sekitar setahun yang lalu. Pendirinya adalah Liang Wenfeng, seorang manajer dana lindung nilai dari China. Dana lindung nilai yang milik Wenfeng terkenal dengan nama High-Flyer. Perusahaan ini memang berfokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Selama tahun terakhir, DeepSeek telah meluncurkan berbagai model AI yang kompetitif, yang telah menarik perhatian di industri tersebut.

2. Modal yang Kecil 

Perusahaan menginformasikan bahwa mereka hanya mengeluarkan dana sebesar US$5,6 juta untuk mendukung pengembangan model dasar kecerdasan buatan R1. Jumlah ini jauh lebih rendah daripada dengan ratusan juta hingga miliaran dolar yang biasa digelontorkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

Kehadiran DeepSeek dengan layanan kecerdasan buatan yang terjangkau dapat mengubah lanskap industri kecerdasan buatan secara signifikan.

3. Tak Terganggu dengan Pembatasan AS

DeepSeek R1 adalah proyek open-source yang memungkinkan setiap pengembang kecerdasan buatan untuk memanfaatkannya. Menariknya, model dari startup ini berhasil dikembangkan di tengah pembatasan ekspor chip oleh Amerika Serikat terhadap Tiongkok.

Pemerintah AS memang sengaja mengatur dan membatasi ekspor chip ke Negeri Tirai Bambu, dengan tiga kali pengetatan dalam tiga tahun terakhir, karena alasan keamanan nasional.

4. Bikin Saham Nvidia Anjlok

Produsen chip asal Amerika, Nvidia, mengalami penurunan nilai pasar yang mencapai Rp9.731,7 triliun akibat kehadiran DeepSeek. Hal ini membuat para investor berbondong-bondong menjual saham perusahaan teknologi di Wall Street. Kekhawatiran munculnya DeepSeek terpicu oleh potensi ancaman terhadap dominasi perusahaan AI yang berbasis di AS.

Terutama untuk Nvidia, kehadiran DeepSeek R1 membuat sahamnya anjlok hingga 17 persen. Menurut LSEG, kerugian nilai pasar saham Nvidia merupakan yang terbesar dalam satu hari di Wall Street. Angka kerugian ini bahkan lebih dari dua kali lipat rekor kerugian sehari yang pernah dialami Nvidia pada September 2024.

5. Terkena Serangan Siber

DeepSeek R1 mengalami serangan siber yang menjadi perhatian publik. Akibatnya, mereka memutuskan untuk sementara waktu membatasi pendaftaran bagi pengguna baru. Namun, pengguna yang sudah terdaftar masih dapat masuk dan menikmati layanan AI dari DeepSeek seperti biasanya.

6. Populer di AS

DeepSeek kini menjadi primadona di Amerika Serikat. Aplikasi AI gratis ini berhasil mencuri perhatian dan menjadi yang paling banyak terunduh di Apple Store. Inovasi teknologi yang ditawarkannya menciptakan sebuah terobosan. Bahkan, investor teknologi ternama, Marc Andreessen, memberikan sebutan “momen Sputnik AI” untuk pencapaian ini.

Exit mobile version