Startup milik Indonesia, Gojek mulai melakukan ekspansi bisnisnya ke beberapa negara di Asia Tenggara, Sebelumnya, Gojek sukses melebarkan sayapnya ke Thailand dan Vietnam. Kini, mereka mencoba peruntungannya di negera tetangga, Malaysia.
Gojek pun dengan mudah mendapatkan perizinan di Negeri Jiran tersebut. Pemerintah Malaysia memang sudah memberikan “lampu hijau” kepada perusahaan yang digawangi oleh Nadiem Makarim itu. Namun, pertentangan justru muncul dari startup lokal bernama MyCar.
Startup Lokal Takut Akan Persaingan Tak Sehat Akibat Munculnya Gojek

Founder MyCar mengatakan bahwa kehadiran Gojek akan mengancam dari sisi keamanan serta menimbulkan persaingan yang tak sehat antar startup e-hailing ride di Malaysia. Setidaknya, ada 30 startup yang menyediakan layanan e-hailing ride di Malaysia.
Jika Gojek masuk, mereka khawatir terjadi ketimpangan kekuatan terhadap layanan likal. Gojek sudah 8 tahun berdiri, sementara MyCar baru 1,5 tahun berdiri.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan diperbolehkannya startup Asing masuk ke Indonesia. Padahal, startup milik Malaysia sendiri yang bernama Dego Ride yang menyediakan layanan serupa belum keluar izinnya.
Ia menambahkan bila Pemerintah Malaysia meminta untuk meningkatkan kualitas layanannya, para startup lokal dengan senang hati akan melakukannya.
Sementara, Pemerintah Malaysia sendiri mengatakan bahwa munculnya Gojek dapat membantu anak muda untuk mudah dalam mendapatkan penghasilan tambahan. Pemerintah Malaysia pun menegaskan bahwa Gojek akan tetap tunduk pada studi kelayakan dan ketentuan hukum setempat.