Berita TeknologiTekno

Google Mulai Melirik Internet 5G, Kali ini menggunakan drone sebagai Angkutannya

Google memang perusahaan penuh inovatif dan penuh dengan kejutan, kali ini di kabarkan bahwa perusahaan itu telah melirik Internet 5G dan di percaya sedang menguji coba pesawat tanpa awak (Drone) bertenaga Surya (matahari) di Spaceport America, sebuah perusahaan luar angkasa yang pernah dimiliki oleh Virgin Galatic, New Mexico, Amerika Serikat.

Proyek ini diberi nama SkyBender, misi utamanya seperti yang saya sebutkan tadi. dengan mengandalkan pesawat drone, Google ingin menghantarkan Internet Super epat 5G melalui udara.

Uji coba ini di lakukan di dekat kota bernama Truth or Consenquences, dari yang kami ketahui (Melalu The Next Web, 30 Januari 2016) proyek SkyBender ini memanfaatkan transmisi gelombang radio yang di sebut “milimeter” pada drone tersebut.

Teknologi Milimeter selama ini di ketahui sebagai salah satu infrastruktur yang mendukung koneksi internet Nirkabel generasi berikutnya, yaitu 5G. Memang secara teori Teknologi Milimeter dapat mempercepat jumlah transfer gigabit (Gigabytes) data per detik, jika di bandingkan bisa 40 kali lebih cepat dari 4G LTE saat ini.

Namun, sejatinya teknologi milimeter punya masalah yang serius. Yaitu pita Frekuensi nya lebih pendek dari 4G LTE dan sangat mudah terpengaruh Cuaca. Seperti hujan, kabut, dan salju.

Masalah ini sedang di pikirkan oleh Google, untuk pita pendek saya rasa sudah di pikirkan oleh Google dengan cara memancarkan frekuensi 28 GHz dari drone yang terbang tinggi. yang menjadi tantangan tersendiri adalah masalah kekuatan internet yang di pancarkan yang hanya sepersepuluh dari signal 4G saja.

Google tanpaknya sudah mulai menemukan solusi dengan bereksperimen menggunakan teknologi transmisi yang di sebut Phased array.

Untuk mengembangkan proyek SkyBender ini google harus menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Hanya menyawa hangar saja, Google mengeluarkan biaya sebesar 1.000 dollar AS (Rp 14 juta) perharinya untuk menyewa hangar dari Virgin Galatic. jika di totalkan untuk berapa lama google menyewanya, kira – kira  300.000 dollar AS (sekitar Rp 4,2 Miliar) di gelontorkan oleh perusahaan IT itu untuk Spaceport america. biaya itu termasuk keperluan Instalasi; Seperti server, transceiver dan peralatan lain yang di gunakan untuk pengujian gelombang milimeter.

Perlu kamu ketahui, Skybender ini merupakan salah satu project yang di lakukan oleh Google Access, tim sama yang telah membuat project loon. Intinya, tim ini bertugas khusus untuk mengembangkan atau bereksperimen dengan koneksi internet bercekecapatan tinggi melalui udara.

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks