Google terus menegaskan posisinya sebagai pionir teknologi dengan serangkaian proyek ambisius yang menjangkau ruang angkasa hingga meningkatkan keamanan siber global. Tiga inisiatif utama yang diumumkan baru-baru ini menunjukkan fokus perusahaan pada komputasi AI berkapasitas besar dan privasi pengguna.
Tiga Proyek Raksasa Google

I. Project Suncatcher Google
Google mengumumkan Project Suncatcher, sebuah inisiatif ambisius untuk membangun pusat data Artificial Intelligence (AI) di luar angkasa.
Proyek ini bertujuan memanfaatkan energi matahari secara langsung di orbit untuk memenuhi kebutuhan komputasi AI, tanpa perlu menguras sumber daya di Bumi.
- Pemanfaatan Energi
- Ruang angkasa menawarkan pasokan energi matahari yang jauh lebih stabil. Produktivitas panel surya di orbit dengan klaim delapan kali lebih tinggi daripada di Bumi karena penyerapan energi yang hampir tanpa henti.
- Efisiensi dan Skalabilitas
- Pusat data di luar angkasa tidak memerlukan lahan dan sistem pendingin konvensional. Google membayangkan jaringan satelit kecil, masing-masing membawa Tensor Processing Unit (TPU), sebagai fondasi komputasi AI global yang efisien. Satelit-satelit ini akan saling terhubung melalui komunikasi optik berkecepatan puluhan terabit per detik, memungkinkan machine learning (ML) terdistribusi.
- Tantangan dan Linimasa
- Proyek ini menghadapi tantangan teknis, terutama dalam hal pendinginan hardware di ruang hampa dan ketahanan chip terhadap radiasi. Google berencana meluncurkan satelit prototipe dengan TPU yang tahan radiasi (generasi Trilium) pada awal 2027. Jika berhasil, pembangunan pusat data berbasis orbit ditargetkan dimulai pada pertengahan 2030, seiring menurunnya biaya peluncuran ke luar angkasa.
II. Mode AI di Google Search
Google juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan personalisasi di layanan pencariannya melalui fitur Mode AI baru di Google Search.
Fitur ini terancang untuk memanfaatkan data pribadi pengguna dari berbagai layanan Google, berkat penggunaan Large Language Model (LLM) canggih.
- Personalisasi Mendalam
- Menurut Robby Stein, VP Google Search, Mode AI ini akan menarik data spesifik dari Gmail, Google Drive, Google Calendar, dan aplikasi lainnya. Tujuannya adalah memberikan respons AI yang sangat relevan—misalnya, merencanakan perjalanan dengan menarik detail penerbangan dari Gmail atau membuat jadwal dari Kalender.
- Pilihan Sukarela
- Meskipun ide ini terdengar mengkhawatirkan dari segi privasi, Google meyakinkan bahwa pengalaman personalisasi ini bersifat sukarela. Pengguna harus secara eksplisit memberikan izin kepada Mode AI untuk mengakses data pribadi mereka, menjadikannya fitur opt-in bagi pengguna yang menginginkan hasil pencarian yang lebih mendalam dan spesifik.
III. Peningkatan Keamanan Chrome
Terakhir, Google berencana meningkatkan keamanan browser Chrome dengan memaksa peralihan total ke koneksi terenkripsi HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure).
- Fitur “Selalu Gunakan Koneksi Aman”
- Mulai pembaruan Chrome 154 pada Oktober 2026, browser akan menampilkan notifikasi peringatan dan meminta izin pengguna setiap kali situs yang dikunjungi tidak menggunakan HTTPS. Sebelumnya, peringatan hanya muncul jika ada kesalahan konfigurasi pada HTTPS, tetapi kini akan diperluas ke semua situs HTTP murni.
- Menekan Risiko
- Langkah ini diambil karena 95-99 persen koneksi internet telah menggunakan HTTPS. Google menilai bahwa situs yang masih menggunakan HTTP, terutama situs pribadi, rentan terhadap risiko keamanan karena data yang dikirim tidak disandi. Dengan fitur ini, Google mendorong semua pengembang, termasuk pengelola situs pribadi, untuk mengadopsi sertifikasi HTTPS demi internet yang lebih aman.
Baca Juga:





