Berita TeknologiTekno

Sistem Operasi Android Tak Seindah Yang Dulu

Sistem Operasi (OS) Android yang sudah diakui adalah sistem operasi yang sudah menjamur penggunanya kini diterpa oleh masalah yang fatal. Pasalnya sistem operasi Android menjadi sorotan sepanjang tahun 2015 silam, banyak nya celah keamanan yang ditemukan sehingga membuat OS ini sangat rawan diserang.

Dengan begitu Google kini mengklaim bahwa sistem operasi Android sudah tidak seindah yang dulu lagi. Dari segi jumlah serangan yang dilalui oleh sistem operasi mobile buatan Google ini ada terjadi penurunan dari awal mula terciptanya.

Jika ditinjau pada tahun lalu, Android sendiri sudah sangat banyak mendapat sorotan dimulai karena celah keamanan yang sangat rentan bahaya, serta bug Stagefright pada OS tersebut membuat pengguna ponsel hampir 500 juta pengguna Android dalam zona bahaya.

Bug Stagefreiht disini adalah selama ini dikenal salah satu bug yang sangat berbahaya. Dengan celah keamanan yang ada membuat orang yang tidak bertanggung jawab bisa memanfaatkan untuk mengontrol dan mengambil seluruh isi data ponsel Android dari jarak jauh.

Bug Stagefright ini ditemukan pertama kali oleh firma keamanan Zimperium pada Juli 2015.

Kemudian ditemukan bug Stagefright baru dengan versi 2.0 pada Oktober 2015. Bug ini bisa saja menyerupai file seperti mp3, atau mp4. Jadi siapa saja pengguna Android yang membukanya, orang lain akan bisa melakukan eksekusi program yang berbahaya.

Namun Google sempat membantah mengenai hal tersebut dengan memperlihatkan data. Menurut Google, mengenai bahaya bagi pengguna Android dan menyebabkan kekhawatiran banyak orang itu bertolak berlakang dengan data yang telah dijelaskannya. Bahkan operasi sistem Android sudah diklaim oleh Google sudah tidak seberbahaya dulunya.

“Mengenai data yang kami miliki sangat bertentangan dengan isu yang membuat publik menjadi gundah untuk menggunakan Android”, kata Adrian Lugwig, Lead Security Engineer Android seperti yang dihimpun pada laman Recode.

Kerentanan Turun Drastis

Hasil dari data yang diliput dalam laporan bertajuk ” Android Security of the Union”, pihak Google telah mengklaim, sepanjang tahun 2015 silam, persentasi yang dimiliki oleh perangkat Androis yang dipasangi aplikasi tingkat membahayakannya seidikit sekali.

Jika di nyatakan kedalam persen jumlah nya hanya 0,5 persen dari total semua perangkat Android yang sudah tersebar keseluruh pelosok dunia saat itu. Google juga menyatakan angka tersebut tidak ada perbandingan jauh dengan temuan yang dicatat pada 2014 lalu.

Google juga mengambil langkah sigap sepanjang 2015 untuk berupaya agar aplikasi-aplikasi yang beredar itu akan jauh dengan aplikasi-aplikasi jahat yang terkandung malware dan juga berbagai program-program jahat lainnya.

Dalam upaya tersebut, Google terus memberikan update terhadap ponsel Android mereka. Menurut Google itu adalah langkah yang tepat untuk memangkas berbagai instalasi aplikasi yang berbahaya pada ponsel pengguna. Dari hasil yang dicata oleh Google sudah memangkas sebanyak 40 persen jika dibandingkan pada tahun 2014.

Aplikasi mata-mata (spyware) yang beredar di Android kini sudah menurun sampai 60 persen dengan tersisa hanya 0,02 persen instalasi.

Disamping itu cara update yang diberikan oleh Google kini kian terkontrol. sejak hadir Android versi 5.0, Google sendiri yang mengambil alih peran untuk memberikan update keamanan, tanpa ada campur tangan produsen hardware atau ponsel lagi.

Fitur Keamanan Sudah Bisa Diandalkan

Google baru memperkenalkan fitur keamanan baru pada Android baru mereka yakni Android 6.0 Marshmallow. Google telah memberikan enkripsi penyimpanan penuh baik itu dari penyimpanan internal dan juga dengan eksternal.

Mengenai aplikasi yang ingin melakukan update akan dimintai ijin terlebih dahulu, dan nantinya pengguna bisa mengatur segala data yang ingin dibagikan atau tidak dengan aplikasi tertentu.

Menurut pengamat juga menilai, sekarang saatnya Google mengambil langkah untuk menaruh perhatian yang lebih ke toko aplikasinya, karena mengingat Serikat European Union (EU) merencanakan akan menuntut Google mengenai tuduhan sudah memonopoli dengan bundling aplikasi seindiri pada ponsel-ponsel dengan sistem operasi Android.

Google tentu bisa mengambil kebijakan yang tepat, yang tidak disukai oleh EU adalah cara kerja di toko aplikasinya, setidaknya keamanan yang dimiliki oleh aplikasi yang berbayar lebih terjamin.

Untuk mendapatkan informasi mengenai laporan keamana pada Android 2015 bisa melihat pada tautan ini.

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks