Berita TeknologiTekno

Uber Kembali Harus Menelan Kerugian Yang Besar

Seperti yang diketahui, Uber Technologies Inc merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di jaringan transportasi berasal dari San Francisco, California. Mereka berhasil membuat sebuah aplikasi penyedia transportasi yang dapat menghubungkan para penumpang dengan sopir.

Dengan adanya layanan transportasi modern seperti ini, tentu lebih memudahkan antara para penumpang dengan sopir kendaraan dalam hal antar jemput. Perusahaan ini fokus untuk layanan penjemputan di berbagai kota di seluruh dunia. Namun ada kabar yang tidak baik untuk tahun ini bagi Uber.

Uber Kembali Merugi

Uber kini kembali menelan kerugian yang begitu besar. Hal tersebut membuat mereka harus mencoba untuk menenangkan para investor dan kembali untuk memperoleh keuntungan.

Seperti yang Dafunda Tekno kutip dari Reuters, Uber tercatat mengalami kerugian hingga USD 1,16 miliar atau kisaran Rp 16,2 triliun pada kuartal III 2019. Angka tersebut meningkat dari jumlah kerugian USD 986 juta pada periode sama tetapi di tahun sebelumnya.

Para investor memandang ini akan berdampak negatif, dimana harga saham Uber menjadi anjlok sebanyak 5,5 persen. Walaupun terbilang sangat besar, namun kerugian tersebut sebenarnya masih terbilang kecil dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang mencapai hingga USD 5,2 miliar.

Secara keseluruhan, pendapatan Uber berjumlah USD 3,81 miliar yang naik hampir 30 persen sejak tahun lalu. Tetapi biaya pengeluaran dari Uber sendiri mencapai 4,92 persen.

Uber Berjanji Untuk Membalikkan Keuntungan Perusahaan

Disamping itu perusahaan sudah berjanji akan mengembalikan keuntungan di akhir tahun 2021. Salah satu faktor yang meyakinkan adalah mereka tetap optimis di bisnis ride hailing dan terus untuk berkembang secara global.

“Kami tahu ada ekspektasi terkait keuntungan dan kami dapat memperkirakan akan terpenuhi di tahun 2021” cetus CEO Uber, Dara Khosrowshahi.

Selain itu ia juga ikut menekankan bahwa efesiensi dan keuntungan adalah prioritas perusahaannya, tidak ada lagi kata mengejar pertumbuhan secara masif. “Prioritas kami sudah mulai berubah” ungkap dara.

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.