Filter by Kategori
NewsViral

Jepang-India Akan Lakukan Pertukaran Warga, Target Lebih dari 500.000

Jepang dan India perkuat aliansi strategis, program pertukaran warga ini memicu serangkaian protes di Jepang. Cek untuk selengkapnya.

Pertemuan bersejarah antara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Perdana Menteri India Narendra Modi di Tokyo pada Jumat, 29 Agustus 2025, menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.

Kesepakatan ini mencakup investasi masif, aliansi pertahanan, dan program pertukaran warga dalam skala besar. Namun, di tengah optimisme kedua pemimpin, kebijakan ini justru memicu gelombang protes di berbagai kota besar di Jepang.

Dalam konferensi pers, Ishiba dan Modi menyepakati kerangka kerja baru yang berfokus pada sektor keamanan ekonomi. Industri krusial seperti semikonduktor, mineral penting, kecerdasan buatan (AI), farmasi, dan bioteknologi menjadi prioritas utama.

Selain itu, deklarasi kerja sama pertahanan tahun 2008 juga direvisi untuk mencakup latihan gabungan, transfer teknologi militer, serta penguatan aliansi strategis.

Jepang dan India akan lakukan pertukaran warga melalui aliansi

Investasi Jumbo dan Program Pertukaran Warga

Salah satu poin paling ambisius dari kesepakatan ini adalah komitmen Jepang untuk menanamkan investasi swasta di India senilai 10 triliun yen (sekitar Rp1.000 triliun) dalam 10 tahun ke depan, menjadikan India sebagai pusat manufaktur dengan teknologi Jepang.

Tak kalah penting, kedua negara menyepakati program pertukaran warga dengan target lebih dari 500.000 orang dalam lima tahun. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 50.000 orang adalah warga India yang sangat terampil dan akan datang ke Jepang untuk studi, pelatihan kerja, dan riset teknologi.

“India tumbuh dengan cepat melalui inovasi. Jepang memiliki teknologi canggih. Bersama, kita dapat mengubah dunia,” ujar PM Ishiba.

Sementara Modi menyebut kesepakatan ini sebagai “jembatan manusia” yang mempererat hubungan kedua negara.

Jepang meluncurkan program ini untuk mengatasi tantangan demografi serius, yaitu populasi yang menua dan angka kelahiran yang menurun drastis. Pemerintah berharap dapat memanfaatkan dinamisme ekonomi India dan tenaga kerja terampilnya, terutama di sektor teknologi, untuk mendorong pertumbuhan ekonominya sendiri.

Gelombang Protes di Jepang

Meski pemerintah optimis, ribuan warga Jepang turun ke jalan di Tokyo, Osaka, dan Yokohama. Mereka memprotes kebijakan tenaga kerja asing dengan membawa spanduk bertuliskan “Tolak Invasi Tenaga Kerja Asing!” dan “Utamakan Pemuda Jepang!”.

Warga menyuarakan kekhawatiran bahwa kedatangan tenaga kerja asing akan menekan upah lokal dan mengambil alih lapangan pekerjaan. Beberapa pengamat menilai sebagian besar protes ini karena sentimen nasionalis dan xenofobia yang khawatir dengan masuknya budaya dan tenaga kerja dari luar.

Terlepas dari protes, PM Ishiba tetap optimis bahwa kesepakatan ini tidak hanya akan memperkuat ekonomi kedua negara, tetapi juga berpotensi mengubah peta geopolitik Asia dan dunia. Tantangan terbesar Jepang saat ini adalah menyeimbangkan diplomasi internasional dengan kegelisahan rakyatnya.


Baca Juga: