Sejumlah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Cabang Jember mendatangi rumah seorang YouTuber, stevansyoung pada Jumat (17/10/2025) sore. Kedatangan para kader Nahdlatul Ulama (NU) tersebut bertujuan untuk meminta klarifikasi langsung terkait sebuah video di kanal YouTube “Stevansyoung” yang terkesan menyinggung dan melukai perasaan warga NU.
Banser mendatangi stevansyoung di kediamannya yang berada di kawasan Perumahan Rich Village, Kecamatan Patrang, Jember, sekitar pukul 16.30 WIB. Permasalahan ini bermula dari video berdurasi sekitar 15 menit berjudul “Kenapa Trans7 Diboikot! Sini Gua Jelasin” yang diunggah oleh stevansyoung.
Video tersebut membahas polemik tayangan viral di salah satu program Trans7 yang sebelumnya menuai kecaman luas karena merendahkan kiai dan lembaga pesantren. Namun, alih-alih meredam kontroversi, narasi dari Stevanus justru memperkeruh suasana dan memancing reaksi keras dari kalangan NU.
Wakil Komandan Satuan Banser Cabang Jember, Muhammad Irwan, mengungkapkan kekecewaan mendalam atas unggahan tersebut.
“Kami sangat kecewa dan menyayangkan terhadap tayangan video yang sudah ramai diposting oleh yang bersangkutan,” ujar Irwan.
Irwan menjelaskan bahwa narasi serta intonasi Stevanus dalam video itu seolah menggiring opini publik, menegaskan bahwa stasiun televisi tersebut tidak perlu meminta maaf.
“Seakan Trans7 yang telah meminta maaf atas tayangannya itu tidak perlu. Bahkan katanya, Trans7 itu sudah benar,” tegasnya, menyoroti anggapan pembelaan YouTuber tersebut terhadap pihak Trans7.
Lebih lanjut, Irwan menekankan bahwa konten Stevanus terkesan tidak menghormati nilai-nilai dan tradisi pesantren serta para kiai.
“Pesantren punya ciri khas tersendiri yang tidak perlu disampaikan oleh orang yang tidak memahami tradisinya. Konten tersebut membuat kami kecewa karena pesantren adalah lembaga yang memiliki nilai dan tradisi tersendiri yang seharusnya dihormati,” tambahnya.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf YouTuber

Menanggapi kedatangan Banser dan kecaman publik, stevansyoung memberikan klarifikasi. Ia mengakui sengaja membuat video tersebut dengan tujuan awal yang berbeda, yaitu untuk mengalihkan perhatian publik dari isu pemboikotan Trans7 ke isu kebijakan publik yang lebih substansial.
“Konten tentang Trans7 itu saya buat agar orang-orang lebih fokus pada isu Undang-Undang tentang reses yang sedang dibahas di DPR,” jelas Stevanus.
“Saya minta untuk stop membahas ini, kita lebih fokus soal Undang-Undang reses.”
Namun, ia menyadari niatnya tersebut tidak tersampaikan dengan baik dan justru menimbulkan salah paham. Stevanus mengakui bahwa pilihan kata dan narasinya telah melukai perasaan banyak pihak.
“Tetapi ternyata konten yang saya buat masih melukai hati teman-teman NU dan Banser. Mohon maaf, saya ternyata kurang bisa mengelola kata-kata yang pantas,” tuturnya, menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh kader NU, Banser, dan masyarakat pesantren.
Sebagai tindak lanjut, Stevanus Revaldo telah menyetel video kontroversial tersebut dalam mode privat. Hingga berita ini diturunkan, video tersebut tidak dapat diakses lagi oleh publik.
Baca Juga: