Berikut adalah 10 film terburuk 2021 yang membuat tahun ini seburuk seperti tahun 2020. SPOILER ALERT bagi kamu yang mungkin belum nonton filmnya.
Tahun 2021 bisa kita katakan adalah “tahun 2020 jilid 2”. Mengapa gue katakan demikian? Karena seperti kita tahu, pandemi COVID-19 masih terus merajalela. Bahkan ketika tulisan ini dibuat, situasi kembali parah lagi dengan kehadiran varian Omicron.
Alhasil seperti hal-nya tahun 2020 lalu, agar bisa melewati seluruh waktu-waktu yang tidak asyik ini, nonton film menjadi salah satu aktivitas yang kita lakukan. Namun sayangnya, terlepas banyak film-film keren yang dirilis pada tahun ini, begitu jugalah dengan jumlah film terburuk yang muncul pada tahun ini.
Yang mana akhirnya, membuat aktivitas nontonnya menjadi gak asyik. Bahkan, membuat kita jadi ingat lagi dengan Mr. Corona. Nah berikut adalah 10 film terburuk 2021 tersebut.
Ingat! 10 film ini merupakan pilihan SUBYEKTIF serta yang sejauh ini telah gue saksikan. Apabila ada film terburuk yang gak masuk ke daftar ini, berarti gue memang belum menyaksikannya atau memang sudah tahu kalau filmnya bakalan buruk jadi ya gue gak nonton filmnya.
Contents Navigation
Film Terburuk 2021
10. Red Notice
Film terburuk 2021 yang pertama adalah film yang menampilkan Dwayne Johnson (Black Adam), Gal Gadot (Wonder Woman), dan Ryan Reynolds (Deadpool) ini.
Sebenarnya, film ini bukannya buruk. Namun lebih ke mengecewakan. Padahal selain memiliki premis dan unsur pencurian telur Cleopatra antik yang di atas kertas seru, juga seluruh performa aktornya, sangat fun dan oke.
Apalagi chemistry ketiganya ketika berkumpul, mereka terlihat seperti teman-teman lama yang sedang bersenang-senang di depan kamera. Oh ya belum lagi cameoCameo dalam industri film mengacu pada penampilan singkat atau kejutan dari selebriti atau tokoh terkenal... Ed Sheeran yang sangat konyol itu.
Namun kesemua hal tersebut menjadi rusak oleh pengaturan naskahnya yang sangat berantakan. Pokoknya semua terlihat sangat terburu-buru. Sehingga lumayan banyak terdapat adegan yang semestinya oke, menjadi kurang memuaskan. Kalau bukan karena penampilan dan chemistry ketiga aktornya ini, dijamin Red Notice akan jauh lebih buruk lagi hasilnya.
9. Chaos Walking
Film terburuk 2021 selanjutnya adalah adaptasi novel The Knife of Never Letting Go karya Patrick Ness ini. Well ya, gue sadar kalau lumayan banyak moviegoers yang gak suka dan juga gak ngerti dengan filmnya.
Sejujurnya, film ini sih memiliki premis yang menarik dan gampang dimengerti. Pada dasarnya, Chaos Walking mengisahkan dunia dystopia yang mana dunia dystopia dalam film ini, hanya berisikan pria saja. Dan mereka semua bisa mendengarkan apa yang dipikirkan atau diucapkan sesamanya di dalam otaknya.
Nah ketika karakter Viola (Daisy Ridley) yang notabene wanita, kembali ke bumi, ia kaget kalau keadaan dunianya sudah seperti demikian. Hal yang sama juga dirasakan oleh seluruh pria di lokasinya. Gara-gara ini singkat kata, seluruh pria ingin membunuh Viola.
Untunglah pria muda yang ia temui, Todd (Tom Holland) tidak demikian. Ia malah ingin lebih dekat dan menyelamatkannya dari rekan-rekan warganya tersebut. Bagaimana lumayan menarik bukan?
Namun pada akhirnya, Chaos Walking berakhir sangat mengecewakan. Terlepas Holland dan Ridley telah mengeluarkan performa maksimalnya, namun film ini sebenarnya sudah salah set dari awal.
Maksudnya? Film ini pada esensinya sama seperti adaptasi novel dystopia sejenis: The Hunger Games dan Divergent. Yang mana kedua film tersebut memiliki dunia, premis, dan twist kontinuitas yang sangat kompleks.
Sehingga agar audiens yang belum baca novel orisinilnya bisa mengerti, maka film pertamanya, harus menjadi film set-up yang mendalam. Pokoknya harus membuat audiens yang belum baca, benar-benar paham dan tertarik banget untuk mengikuti keseluruhan kisahnya hingga selesai.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka tak heran jika film pertama The Hunger Games dan Divergent, masing-masing berdurasi sekitar 140 menit atau 2 jam. Bahkan The Maze Runner saja yang tadinya juga mau singkat-singkat saja durasinya, harus menjadi 113 menit.
Nah Chaos Walking, bukannya mengikuti mereka, malah nekad hanya berdurasi 109 menit atau satu setengah jam lebih sedikit saja. Alhasil ya tak heran, jika adaptasi yang ditampilkan tidak terasa dalam dan memuaskan. Jujur sampai saat ini, gue masih tepok jidad dengan keputusan yang mereka ambil ini.
8. Space Jam: A New Legacy
Film selanjutnya yang masuk kategori film terburuk tahun 2021 ini adalah sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... Space Jam: A New Legacy. Gue inget banget ketika berumur 10 tahun menyaksikan film Space Jam (1996). Juga tentunya, gue inget banget dengan soundtrack ‘I Believe I Can Fly’ milik R. Kelly itu.
Walau mungkin sekarang terlihat dan terdengar biasa-biasa saja, namun tak memungkiri keduanya masih sangat abadi dan menjadi kenangan masa kecil indah hingga detik ini. Gue bahkan ingat dulu menjadi sok-sok ikutan suka olahraga bola basket setelah nonton filmnya.
Nah kenangan indah tersebut gue selalu berharap tidak dirusak oleh sebuah sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... yang mengecewakan atau kalau perlu, jangan ada sekuelnya karena Space Jam pertama sudah sempurna. Tapi seperti kita ketahui, sekuelnya akhirnya dibuat dan dirilis pada bulan Juli 2021.
Ketika menyaksikan trailerTrailer adalah cuplikan singkat dari sebuah film yang dirilis sebagai promosi sebelum film tersebut tayang... Space Jam: A New Legacy, jujur gue masih menaruh harapan besar setidaknya, filmnya masih menghibur seperti film pertamanya dulu. Itu saja yang gue harapkan titik.
Nah ketika akhirnya menyaksikan sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... ini, gue langsung mau nangis bombay. Bukannya karena terharu nostalgis, namun gue mau nangis karena apa yang gue takutkan menjadi kenyataan.
Ya, film Space Jam: A New Legacy seharusnya jangan disetujui pembuatannya. SekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... ini gak lebih dari sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... sekaligus reboot modern dari Space Jam. Yang membedakan hanya twist modern-nya dan sosok fokus bintang basketnya yang kini adalah LeBron James.
Sudah begitu sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... ini gak lebih dari sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... “jualan”. Pasalnya film ini banyak banget menampilkan Intellectual Property (IP) seri dan film Warner Bros lain seperti: Harry Potter dan Game of Thrones.
Oh ya, filmnya juga banyak banget menampilkan produk-produk top (baca: iklan) seperti yang juga biasa dilakukan oleh Sony. Setidaknya, Sony tidak terlalu banyak dan masih fokus dengan cerita filmnya.
Sedangkan ini? Jujur gue pun langsung meyakini kalau sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... ini memang dibuat untuk menambah kantong WB saja tanpa mempedulikan fans film orisinilnya sama sekali.
7. 8-Bit Christmas
Apakah ada dari kalian yang menyaksikan juga film ini? Atau setidaknya mendengar? Ya, terkecuali kamu pelanggan HBO Max, gue yakin kalian gak tahu film ini. Gue saja “kecelakaan” banget ketika menemukan film ini.
Yang membuat gue tertarik karena judul dan tampilan posternya yang tentunya, membuat kita-kita yang besar dengan console Nintendo (NES), langsung tertarik untuk menontonnya. Dan memang sih, film ini memiliki tema fokus pada NES.
Berlatar pada masa sekarang dan akhir 80an, film ini secara back & forth mengisahkan Jake Doyle (Winslow Fegley & Neil Patrick Harris) yang dari kecil ingin banget memiliki NES. Seperti kita tahu, NES pada pertengahan 80an seperti PS5 atau Nintendo Switch saat ini.
Namun sayangnya kala itu, ibu dan ayah Jake tidak setuju karena mereka telah mendengar dampak negatif yang bisa disebabkan oleh video game yang tentunya salah satunya adalah kecanduan. Gak mau menyerah begitu saja, Jake pun mencoba berbagai cara dan kesempatan agar bisa mendapatkan NES-nya.
Alhasil, sepanjang filmnya pun kita menyaksikan usaha dan petualangan Jake untuk mendapatkan NES-nya. Nah logikanya dengan premis ini, kita semua ingin ending-nya Jake mendapatkan NES-nya.
Well, sayangnya ending tersebut TIDAK ADA! Yang ada justru ia mendapatkan rumah pohon (tree house) yang indah banget di belakang rumahnya. Dan film ini mengatakan kalau rumah pohon yang merupakan pemberian ayah Jake, John (Steve Zahn), adalah pemberian yang jauh lebih bermakna dari NES.
Memang sih twist ini maksudnya ingin menginspirasi dan menghari birukan kita. Tapi ya gak banget sih bagi gue twist ini. Pasalnya twist ini sangat bertentangan dengan premisnya. Kita sudah menginvestasikan waktu kita untuk mengetahui bagaimana Jake akhirnya mendapatkan NES, ya semestinya penghargaan twist atau ending-nya, ya dia mendapatkan NES-nya dong.
Lalu, film ini menampilkan adegan kalau orang tua kala itu sudah melakukan protes dan bahkan membentuk kelompok orang tua anti video game. Loh? Bukankah gerakan ini baru ada dan marak pada dekade 90an? Dengan kesemua aspek negatif tersebut, alhasil membuat film yang fun dan super menarik ini, menjadi buang-buang waktu percuma saja.
6. Resident Evil: Welcome to Raccoon City
Oke untuk film ini, mungkin gue gak akan terlalu panjang menjelaskannya. Karena beberapa hari lalu Dafunda baru saja mengunggah review filmnya. Jadi mungkin hanya sedikit rekap saja disini.
Pada intinya, Resident Evil: Welcome to Raccoon City entah mengapa masih mengecewakan banget saja. Bahkan ending-nya yang langsung habis gak jelas begitu saja, membuat kita-kita yang fanboy game-nya menjadi kesal banget.
Oke, gue kasih kredit positif disini. Setidaknya film ini sudah berusaha keras untuk sesuai dengan kisah game-nya. Namun karena filmnya maksain untuk mengadaptasi sekaligus plot 3 game pertamanya, alhasil membuat semuanya menjadi kacau binti berantakan.
Belum lagi, beberapa karakter seperti Albert Wesker (Tom Hooper) dan tentunya, Leon S. Kennedy (Avan Jogja), merusak karakteristik badass nan keren kedua karakter RE klasik tersebut.
Intinya, apabila kamu berencana untuk nonton film ini di bioskop pada tanggal 30 Desember 2021 ini, sebaiknya alihkan saja uang tiketnya untuk menambah traktiran makan-makan tahun baru.
5. Paranormal Activity: Next of Kin
Dalam beberapa tahun terakhir banyak banget film yang mana sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam..., prekuelPrekuel (prequel) adalah jenis karya seni yang menceritakan peristiwa yang terjadi sebelum cerita utama. Dalam..., atau reboot-nya, gak kita minta sama sekali untuk ada atau lanjut. Dan salah satunya adalah Paranormal Activity ini.
Kalaupun kita meminta, adalah sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... Paranormal Activity: The Ghost Dimension (2015) atau PA7. Tapi pada akhirnya keputusan diambil untuk me-reboot keseluruhan franchise-nya dengan tampilan dan juga rasa yang lebih modern.
Well, keputusan yang salah besar. Oke, film ini memang menampilkan unsur sekte (cult) yang sedikit disegarkan. Lalu kisah asal-usul si iblis Toby, diperbaharui, dan kitapun juga masih lumayan kaget-kaget.
Namun pada akhirnya secara keseluruhan, semua filmnya tidak memberikan yang lebih baru dan segar lagi. Semuanya persis sama seperti film-film PA terdahulu. Lalu unsur super mengganggu dari film ini adalah ketidak-konsistensian pengarahannya.
Spesifiknya, terkadang filmnya menampilkan dari sisi ‘found footage’ pada umumnya, namun pada beberapa adegan lainnya, angle-nya dirubah menjadi sudut pandang ketiga layaknya film-film non ‘found-footge’.
4. Home Sweet Home Alone
Sama seperti Paranormal Activity: Next of Kin, Home Sweet Home Alone adalah sekuelArti sekuel dalam film mengacu pada film yang dibuat sebagai kelanjutan dari film sebelumnya. Dalam... sekaligus reboot halus dari franchise film keluarga klasik Home Alone yang gak kita minta sama sekali.
Namun tidak seperti Next of Kin yang setidaknya masih membuat kita penasaran dan kaget-kaget sedikit, Home Sweet Home Alone dari awal menyaksikan trailerTrailer adalah cuplikan singkat dari sebuah film yang dirilis sebagai promosi sebelum film tersebut tayang...-nya, sudah membuat kita tepok jidad bahkan, kesal sendiri.
Terlihat banget kalau film ini ya gak perlu ada. Oke, film ini menampilkan Archie Yates sebagai sosok “Kevin McCallister baru”. Yates memerankan sosok bernama Max Mercer. Dan seperti kita tahu, Yates sangat mempesona sebagai Yorki dalam film ngelenyeh hit, Jojo Rabbit (2019).
Tapi sebagai Max dalam film ini? Sayangnya tidak ada kharismanya sama sekali. Pokoknya sangat satu dimensional performanya. Sudah begitu yang sangat ofensif dari film ini, adalah kita malah kasihan dengan duo malingnya dan bukannya mendukung Max.
Yang ada, Max malah terlihat seperti bully menyebalkan dalam film ini. Satu-satunya yang bagus dari film ini, adalah kembalinya Buzz McCallister yang masih diperankan oleh Devin Ratray.
3. Locked Down
Semenjak pandemi COVID-19 berlangsung, tak heran jika kemudian banyak film Hollywood yang mengambil tema atau bahkan berjudul yang disesuaikan dengan keadaan.
Nah Locked Down adalah salah satunya. Jujur ketika mengetahui film ini, rasa excited gue tinggi banget. Mengingat dua pemain utamanya adalah dua nama jagoan: Chiwetel Ejiofor (Doctor Strange) dan Anne Hathaway (The Dark Knight Rises).
Lalu temanya juga sesuai dengan situasi dunia kita. Namun ketika akhirnya menyaksikan, 100% BORING! Chemistry Hathaway dan Ejiofor pun juga tidak begitu bagus. Ketika menyaksikannya, seakan keduanya sibuk dengan dunianya masing-masing.
Belum lagi plot-nya lumayan nyeleneh. Bayangkan filmnya mengisahkan keduanya yang berencana untuk merampok permata $3 juta untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Lalu filmnya juga mengisahkan bagaimana keduanya berjuang mempertahankan hubungan yang sudah mulai merapuh.
Ya intinya sih, plot film ini biasa banget. Gak ada yang istimewa. Mungkin kalau chemistry Ejiofor, setidaknya film ini masih bisa selamat. Tapi ya, sayangnya semuanya kacau yang akhirnya membuat kita langsung berkata, “Film apaan sih? Gak jelas!”
2. Karen
Judul dan ide film ini berdasarkan istilah atau sebutan gaul saat ini terhadap seorang wanita kulit putih yang merasa paling benar, hebat, dan sempurna. Saking merasa demikian, iapun selalu merendahkan bahkan anti kulit hitam. Intinya ya perempuan menyebalkan dan rasis.
Nah film ini juga menampilkan cerita demikian. Jadi dalam film ini, Karen Drexler (Taryn Manning) memiliki tetangga baru, pasangan suami istri kulit hitam, Malik (Cory Hardrict) dan Imani (Jasmine Burke).
Semenjak melihat keduanya pindah, Karen langsung merasa kalau keduanya adalah sosok berbahaya. Pokoknya ia merasa keduanya seperti tipikal kulit hitam kebanyakan. Alhasil, ia dengan berbagai cara ingin mengusir keduanya dari lingkungan rumahnya.
Walau kita di Indonesia tidak ada ras kulit hitam atau African-American, tetap saja ketika melihatnya kita merasa tidak nyaman banget. Belum lagi akting Manning sebagai Karen-nya benar-benar dapat.
Tapi sekali lagi, jangan salah sangka ya! Karen tetaplah film yang sangat ofensif. Dan yang membuat gue makin tepok jidad, yang memproduksi filmnya adalah BET Original Movies.
Seperti kita tahu, BET adalah singkatan dari Black Entertainment Television. Jadi dengan kata lain, film ini diproduksi oleh ras kulit hitam untuk merendahkan mereka sendiri. Ya selamat datang di dunia terbalik guys!
1. Music
Well, inilah film terburuk 2021 yang sukses membuat gue memberikan rating 0 dari 5 bintang untuk pertama kalinya. Gue kira, Karen adalah film yang sudah sangat ofensif tahun ini atau sepanjang masa.
Tapi “sayangnya” ia masih kalah dengan film musikal milik vokalis wanita, Sia ini. Yap, Sia yang nyanyi ‘Chandelier’ itu. Waduh guys, film ini benar-benar deh ofensifnya. Pada dasarnya film ini ingin mengajak kita untuk semakin peka terhadap autisme.
Namun sayangnya, Sia salah banget dalam mengeksekusi semuanya. Pertama, ia menggunakan model langganan sekaligus anak baptisnya, Maddie Ziegler. Bukan masalah Maddie-nya. Namun masalahnya disini, Maddie bukan penderita autis. Dan ia disuruh Sia untuk memerankan sosok penderita autis.
Kedua, Sia katanya (“KATANYA!”) sudah melakukan riset 3 tahun lebih untuk membuat film ini. Namun jujur gue sangat mempertanyakan cara dan upaya risetnya. “APA YANG LO RISET SIA?”
Semua perangai autistik karakter Music (Ziegler) (ya nama tokoh utamanya, Music), adalah tipikal karakteristik kalau (maaf banget) kita melihat orang-orang yang mengejek atau mengira bagaimana penderita autis itu. Padahal, autis itu ada banyak tipenya dan banyak juga yang terlihat normal atau seperti mereka yang non-autis.
Ketiga, film ini memang berfokus pada karakter Music yang memandang dunia dari sudut pandangnya sebagai penderita autis. Tapi pada akhirnya film ini gak lebih dari sekedar film drama romantis antara kakak tiri Music, Kazu (Kate Hudson) dan Ebo (Leslie Odom Jr.).
Oh ya, Music juga terlihat bagaikan video klip panjang dari lagu / musik milik Sia. Mau lebih jauhnya lagi nih, bahkan beberapa reviewer film YouTube yang menderita autis, juga sangat mengecam film ini. Oh Sia, sebaiknya lo bikin musik aja deh ya!
Itulah tadi 10 film terburuk 2021 yang membuat tahun ini seburuk seperti tahun 2020. Dari 10 film ini, yang manakah yang sayangnya kamu telah saksikan?