Dengan kemajuan zaman, gamer sekarang bisa memilih bermain menggunakan smartphone dan/atau PC.
Berdasarkan survei dari Kominfo, gamer di Indonesia mencapai 170 juta orang dengan 84% bermain menggunakan smartphone-nya dan 43% menggunakan PC.
Razer sebagai salah satu penyedia peripheral mengeluarkan produk controller yang bisa digunakan untuk smartphone dan PC demi menambah kenyamanan bermain.
Kishi V3 Pro menjadi jawaban bagi kalian yang membutuhkan controller tapi males bolak-balik menghubungkan melalui bluetooth.
Lantas bagaimana pengalaman Penulis bermain game dengan Razer Kishi V3 Pro?
Simak review Razer Kishi V3 Pro berikut ini.
Contents Navigation
Unboxing Razer Kishi V3 Pro

Pertama Penulis akan bahas box dari Razer Kishi V3 Pro terlebih dahulu. Produk Razer kali ini hadir dengan kombinasi warna hijau dan putih.
Di bagian depan box terdapat foto dan tipe produk, logo Razer, serta berbagai kompatibilitas dari perangkat ini.
Di bagian atas polos hanya terdaapt sebuah strap untuk menggantung box, di bawah dan di kanan terdapat berbagai macam disclaimer, termasuk disclaimer penggunaan tinta yang ramah lingkungan.
Untuk bagian kiri terdapat spesifikasi singkat, isi box, dan beberapa hal yang dibutuhkan untuk penggunaan Razer Kishi V3 Pro. Di bagian belakang terdapat berbagai macam penjelasan dalam banyak bahasa.

Box dari Razer Kishi V3 Pro cukup sulit dibuka, sehingga bagi kalian yang akan membeli produk ini agar tidak ada kerusakan yang terjadi.

Di dalam box Razer Kishi V3 Pro kalian akan mendapat:
- 1 Razer Kishi V3 Pro
- 3 pasang rubber cushions atau bantalan karet
- 2 pasang thumb stick
- 1 buku manual
- 1 sticker razer
- 1 manual untuk rubber cushions
Bantalan karet dari Razer Kishi V3 Pro hadir untuk menyesuaikan perangkat yang kalian gunakan, jika menggunakan iPhone maka perlu memasang karet tipe A, Android tipe B, dan iPad mini menggunakan tipe C.
Desain Razer Kishi V3 Pro

Kesan pertama Penulis setelah membuka box dan melihat Razer Kishi V3 Pro adalah “wah makin lama nih mainnya” karena bentuknya sudah berupa gamepad/joystick.
Untuk tombol pada V3 Pro masih sama seperti V2 Pro, dan karena platform yang lebih luas menjadikan posisi tombol tersebar sehingga mencegah salah tekan.
Bagi Penulis yang memiliki lebar telapak tangan ±18 cm tidak ada masalah dalam menjangkau semua tombol dari Kishi V3 Pro. Bagi yang memiliki ukuran tangan lebih kecil, tidak perlu khawatir karena semua tombol masih nyaman ditekan meskipun dibagian pinggirnya.
Razer Kishi V3 Pro memiliki dimensi 110.8 mm X 244.8 mm X 64.3 mm (L x W x H) dan ketika dilebarkan mencapai 334.8 mm dengan berat mencapai 268 g tanpa smartphone.
Karena ukurannya yang cukup panjang, Penulis bisa cukup nyaman bermain karena lengan bagian bawah benar-benar ditopang oleh arm rest di kursi sehingga mengurangi rasa pegal ketika bermain dalam waktu yang lama.
Ukuran device maksimal yang bisa dipasangkan pada Kishi V3 Pro ini adalah tablet dengan layar 8 inci.
Selain ukuran layar 8 inci, ketebalan device maksimum yang disarankan oleh RAZER adalah 12.32 mm. Penulis menggunakan Realme C55 yang memiliki ketebalan 7,89 mm terlihat melayang meskipun sudah menggunakan cushion B yang khusus untuk Android.


Sama seperti lini produk Razer lainnya, Kishi V3 Pro hadir dengan warna full hitam dan warna putih pada tombol-tombolnya. Varian Pro ini juga tidak diberikan lampu RGB oleh Razer.
Apabila controller ini tidak dilebarkan, tidak ada logo Razer sama sekali. Dan bila dipanjangkan juga logo Razer di bagian tengah kurang terlihat.
Build quality dari Razer Kishi V3 Pro cukup baik, tidak ada feel kosong ketika digenggam. Bagian grip-nya terasa mantap di tangan, dilapisi tekstur halus yang bikin genggaman lebih nyaman dan tidak licin, meskipun tangan mulai berkeringat.
Razer Kishi V3 Pro mengambil layout controller XBOX, bukan controller PS. Penggunaan layout tersebut sepertinya dipengaruhi oleh kemampuan perangkat sebagai controller untuk PC Windows.
Desain tombol-tombolnya pun dibuat responsif dengan susunan yang familiar layaknya kontroler konsol—ada tombol ABXY, dua thumbstick, D-Pad, shoulder button, dan trigger yang semuanya punya kualitas klik yang solid dan responsif.


Tombol trigger di bagian belakang sudah mengadopsi teknologi optical, yang ketika ditekan terasa seperti mouse bahkan suaranya pun sama.
Untuk tombol ABXY juga sudah optical, namun ketika Penulis menekannya terasa seperti terlalu dalam. Berbeda dengan tombol D-Pad, yang juga sudah optical namun tidak terasa tenggelam.
Meskipun begitu, perasaan kurang nyaman pada tombol ABXY dari Razer Kishi V3 Pro tidak berpengaruh terhadap responsifitas ketika digunakan untuk bermain game.

Hal menarik dari versi V3 Pro ini adalah keberadaan port USB-C passthrough dan audio jack 3.5mm, jadi para pengguna bisa tetap ngecas dan pakai earphone kabel saat main game.
Namun, Penulis tidak menyarankan hal tersebut, lebih baik lepas dulu charger kalian baru kemudian pasang earphone demi keamanan.
Performa Kishi V3 Pro

Sebelum membahas bagaimana rasa bermain dengan Razer Kishi V3 Pro, Penulis ingin membahas aplikasi Razer Nexus.
Razer Nexus merupakan aplikasi yang disediakan oleh Razer untuk remap tombol, enable audio haptic, hingga game library.
Aplikasi ini cukup seamless untuk digunakan bahkan pada smartphone “kentang” sekalipun. Sayangnya aplikasi ini hanya tersedia untuk mobile dan tidak untuk PC.
Kenapa Penulis menyangkan hal tersebut? Karena Razer Kishi V3 Pro bisa digunakan sebagai controller untuk bermain game PC. Jadi, kalau mau mengatur actuation point harus pasang smartphone terlebih dahulu, cukup ribet.
Masalah muncul ketika bermain game bertema balapan, seperti F1 24. Penulis tidak bisa mengatur sebanyak apa tekanan kepada trigger L2 sehingga menyebabkan ban mobil selalu terkunci ketika mengerem.
Meski tekanan pada trigger tidak bisa diatur, teknologi cutting-edge Tunneling Magnetoresistance (TMR) pada thumbstick memungkinkan Penulis mendapatkan waktu terbaik karena mobil menjadi lebih nurut ketika masuk dan keluar tikungan.

Polling Rate dari Razer Kishi V3 Pro juga bisa diatur melalui Razer Nexus. Untuk mobile device maksimal polling rate adalah 2000 Hz, sedangkan PC bisa mencapai 8000 Hz.

Ketika bermain game Black Myth Wukong dan Stellar Blade, Kishi V3 Pro berjalan dengan sempurna. Semua pergerakan karakter Penulis sesuai dengan perkiraan, dan tidak terasa ada delay.
Hal ini terbukti dengan Penulis yang cukup sering melakukan perfect dodge dan parry untuk menghindari serangan musuh.
Setelah puas dengan bermain game PC, Penulis lanjut bermain game PUBG Mobile dan Mobile Legends. Awalnya terdapat masalah ketika layar smartphone ditekan maka koneksi ke Kishi V3 Pro juga akan terputus. Untuk menghindari hal tersebut Penulis harus sedikit menekan controller ke arah smartphone.

Banyaknya jumlah tombol pada Razer Kishi V3 Pro memungkinkan kalian untuk melakukan segalanya, baik mengambil item, membeli item, menyerang menggunakan semua skill, dan lainnya.
Penulis paling suka adalah tombol auto-capture karena untuk mengabadikan momen penting hanya butuh tekan satu tombol saja.
Getaran pada Razer Kishi V3 Pro juga sangat enak, bahkan lebih baik daripada Dual Sense milik PS5 atau controller XBOX.
Selain itu, haptic ini juga bisa menyesuaikan dengan suara, semakin keras suaranya maka semakin keras getarannya sehingga pemain terasa bertarung secara langsung.

Untuk konektivitas Razer Kishi V3 Pro menggunakan USB type-C yang langsung terhubung ke smartphone.
Penulis tidak mengetahui berapa besar daya yang ditarik dari smartphone untuk menggunakan Razer Kishi V3 Pro. Ketika Penulis mencoba bermain Mobile Legends dengan setting grafis medium dan refresh rate High melawan AI selama ± 12 menit, baterai berkurang 4%.
Kesimpulan
Harga dan Ketersediaan
Ketika menuli artikel ini, Penulis belum menemukan varian Pro dari Razer Kishi V3 di marketplace Indonesia.
Berdasarkan pada website Razer, Kishi V3 Pro dibanderol 149 USD, sama seperti Razer Kishi Ultra. Jika melihat dari Razer Flagship Store di market hijau, Kishi Ultra dijual dengan seharga Rp2.689.000,- dan kemungkinan harga Kishi V3 Pro juga sama. Untuk garansi, Razer memberikan garansi selama 1 tahun dan tidak ada ADP.