Waktu mendengar kabar ini sebenarnya kami juga bingung. Selfie secara berlebihan dikategorikan sebagai keterbelakangan mental? tentu tidak semudah itu ferguso. Kami rasa tidak ada hal yang bakal membuat kamu sakit hanya karena mengambil foto selfie.
Pada tahun 2014 lalu, American Psychiatric Association menetapkan istilah “Selfitis” untuk mengacu pada kelainan mental berupa kegemaran mengambil foto selfie. Dan seperti sejalan dengan pendapat kami, berita tersebut cuma Hoax Belaka.
Berawal dari Hoax, Peniliti merasa penasaran dengan kemungkinan terjadinya Kelainan Mental Akibat Selfie Berlebihan
Sekelompok peneliti dari Notthingham Trent University dan Thiagarajar School of Management di India rupanya penasaran. Walau didasari oleh berita bohong, kemungkinan bahwa orang yang sering Selfie secara berlebihan mengalami gangguan mental tetap belum dipastikan.
Untuk itulah mereka melakukan studi dengan melibatkan 225 mahasiswa dari kedua kampus. dan Hasilnya? tim peneliti mengklaim bahwa kelainan mental “Selfitis” ternyata memang nyata.
“Kami nampaknya bisa mengkonfirmasikan keberadaan (selfitis) dan telah membuat ‘Skala Perilaku Selfitis’ pertama di dunia untuk mengevaluasi kondisi subyek,” tutur Dr. Mark Griffiths dari Departement Psikologi Nottingham Trent University.
Tidak Semua Orang Setuju dengan Hasil Studi Tersebut
Walaupun sudah dianggap nyata oleh kedua universitas tersebut, tidak semua pihak setuju dengan hasil studi diatas. Dr. Mark Salter, juru bicara The Royal College of Psychiatrists menyuarakan kritik dan mengatakan bahwa fenomena “selfitis” seharusnya tidak ada dan tidak seharusnya ada.
“Ada kecenderungan untuk melabeli serangkaian perilaku kompleks manusia dengan satu kata. Tapi ini berbahaya karena bisa membuat sesuatu menjadi nyata, padahal sebenarnya tidak,” kata Salter.