Pasti kamu pernah menonton film Indonesia yang sebenarnya bukan horor, tapi bikin tegang, karena memiliki unsur-unsur horor seperti adegan berdarah, psikologis, atau misteri pembunuhan ala slasher.
Biasanya, film-film semacam itu terkenal sebagai “horror-adjacent” karena meskipun memiliki elemen horor, mereka tidak secara resmi mendapat kategori sebagai film horor.
Beberapa film Indonesia juga memiliki karakteristik ini, meskipun tidak dianggap sebagai film horor oleh pihak produksi. Jika kamu penasaran apa saja film-film tersebut, baca artikel berikut ini, ya!
Contents Navigation
Film Indonesia Non-Horor yang Sukses bikin Tegang
8. Modus Anomali (2010)
Rio Dewanto adalah pemeran utama dalam film ini. Bukan hanya di Indonesia, film ini juga dirilis di berbagai negara. Judul internasional untuk film ini adalah Ritual.
Ceritanya mengenai sebuah keluarga yang memiliki dua anak yang sedang berlibur di sebuah kabin di tengah hutan. Ini adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh keluarga yang senang berpetualang.
Namun, mereka terkejut ketika tiba-tiba ada seorang tamu yang datang tanpa diundang. Sebelum mereka menyadari apa yang sedang terjadi, laki-laki yang menjadi kepala keluarga tersebut tiba-tiba terpisah dari keluarganya.
Kemudian, saat dia menemukan beberapa jam alarm di tengah hutan, dia harus berusaha secepat mungkin agar dapat bertemu dengan keluarganya. Sementara itu, ada juga keluarga lain di sekitar yang mungkin terkait dengan kejadian aneh yang dia alami.
7. Rumah Dara (2009)
Film Indonesia kategori non horor yang bikin tegang selanjutnya ialah Rumah Dara. Rumah Dara menghadirkan ketakutan yang sebenarnya. Kejadian dalam cerita ini bisa terjadi pada siapa saja.
Rumah Dara mengisahkan sekelompok orang biasa yang hanya ingin mengantarkan teman mereka ke Bandara. Ini adalah kegiatan yang biasa dan tidak aneh sama sekali.
Kemudian mereka berjumpa dengan Maia yang mengklaim baru saja menjadi korban perampokan. Dengan menyiratkan simpati, mereka mengajak Maia untuk pulang bersama.
Dari situlah segalanya dimulai, saat Maia mengundang mereka untuk singgah di rumah keluarganya. Namun, keluarga Maia tidak seperti keluarga biasanya.
Situasi menjadi aneh ketika mereka berkumpul untuk makan malam bersama. Secara berturut-turut, mereka semua pingsan, dan kemudian menghadapi suatu hal yang jauh lebih menakutkan daripada kematian.
6. Kala (2007)
Film produksi MD Pictures garapan Joko Anwar ini merupakan salah satu film yang segar dan jarang ditemui di industri perfilman Indonesia. Film ini mengusung konsep neo-noir dengan nuansa psikologis yang kuat.
Meskipun demikian, film non-horor ini tetap mengandalkan unsur kultur lokal dan elemen supernatural yang membuatnya dapat dikategorikan sebagai film horor.
Ceritanya mengisahkan tentang Janus, seorang pria yang menyelidiki sebuah kasus yang penuh dengan keanehan, sehingga membuatnya meragukan realitas yang ada.
5. Hangout (2016)
Film komedi garapan sutradara Raditya Dika ini mengusung konsep misteri ala film horor slasher. Film ini juga memiliki unsur komedi yang membuatnya terasa segar. Menampilkan Dinda Kanyadewi dan Prilly Latuconsina, film ini menghadirkan adegan kekerasan yang berkonsep parodi slasher.
Ceritanya mengisahkan sekelompok teman yang berlibur di sebuah pulau dengan villa yang terpencil dan mewah. Namun, keadaan menjadi misterius dan menakutkan ketika ada satu sosok misterius yang menyerang mereka satu per satu.
4. The Night Comes for Us (2018)
Banyak yang tidak menyadari bahwa film aksi garapan sutradara Timo Tjahjanto ini memiliki konsep horor splatter, dengan kekerasan dan darah yang dieksplorasi secara intens oleh sang pengarah.
Meskipun beberapa orang menyebutnya sebagai thriller, genre tersebut tidak menyajikan adegan kekerasan dan darah seintens film yang dibintangi oleh Joe Taslim dan Abimana Prasatya ini.
Selain itu, film ini juga telah ditayangkan di Fantastic Fest, sebuah festival film yang fokus pada genre horor, fiksi ilmiah, dan aksi. Ceritanya mengisahkan tentang seorang tukang pukul bernama Ito yang kembali ke keluarga kriminalnya di Jakarta.
Ia bekerja dengan sebuah Triad Asia Tenggara yang kejam. Ia terjebak dalam intrik pengkhianatan dan kekacauan ketika Triad tersebut memulai kampanye berdarah untuk ekspansi teritorial mereka.
3. Fiksi. (2008)
Film debut garapan sutradara Mouly Surya ini hanya dikategorikan sebagai drama thriller, namun sebenarnya merupakan film horor dengan elemen psikologis yang menakutkan.
Film ini berhasil menciptakan ketidaknyamanan bagi penonton sepanjang adegan dengan menggunakan teror yang mengancam kestabilan mental.
Selain itu, film ini juga menawarkan cerita dan konsep yang segar sejak pertama kali rilis. Kisahnya mengikuti perjalanan Alisha yang selalu merasa tidak nyaman tinggal di rumahnya yang besar dan dingin.
Segalanya berubah ketika ia bertemu dengan Bari, yang mengajarkan padanya arti sebenarnya dari cinta. Namun, kehidupan Alisha menjadi semakin rumit ketika ia mulai meragukan realitas dirinya sendiri.
2. Hoax (2018)
Film garapan sutradara Ifa Isfansyah ini memiliki genre drama, tetapi segmen kedua film ini mengusung genre horor dengan penampilan apik dari Tara Basro.
Selain itu, film ini juga memiliki pesan yang memprovokasi pikiran yang jarang kita temui dalam industri film lokal.
Ceritanya mengisahkan tentang tiga bersaudara yang pulang ke rumah masing-masing setelah berkumpul untuk buka puasa. Namun, di antara mereka, hal-hal fatal mulai terjadi yang menguak sifat masing-masing karakter.
1. Pengkhianatan G30S/PKI (1984)
Film ini merupakan film dokumenter drama politik Indonesia. Kita mengklasifikasikan film ini sebagai film horor karena berisi tentang penampilan grafis eksploitasi dan kekerasan. Film ini juga merupakan propaganda garapan sutradara Ariffin C. Noer.
Isi film ini menggambarkan situasi sebelum dan setelah terjadinya kudeta. Pada saat ekonomi sedang kacau, PKI dan TNI AU menculik dan membunuh enam jenderal dengan tujuan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno.
Baca Juga: