MCUMovieReview Film

Review Spider-Man: Homecoming (2017): Debut MCU Spidey Yang Sukses Menghapus Trauma Terdahulu

Setelah kekecewaan di Spider-Man 3, akhirnya semua kekecewaan terobati dengan film ini. Inilah review Spider-Man: Homecoming nya!

Mungkin hanya Spider-Man yang erat asosiasinya dengan kata trauma. Ya bagaimana tidak?Setelah resepsi kurang memuaskan yang didapatkan Spider-Man 3 (2007) dan, resepsi sangat mengecewakan yang didapatkan dua film The Amazing Spider-Man, maka tak heran jika TRAUMA menjadi kata yang sangat momok.

Spesifiknya, kata tersebut menjadi hantu menyeramkan setiap kali kita ingin menyambut adaptasi live-action terbaru dari si muka jaring ini. Termasuk ketika menyambut film perdana Spider-Man di rana MCU ini.

Kesuksesan MCU Belum Tentu Menjamin

Spider Man Homecoming Writers Didnt Want Talking Suit Header
Spider-Man: Homecoming | Marvel Studios

Mungkin kalian heran dengan pernyataan sebelumnya. “Loh bukannya MCU sudah sukses? Pasti baguslah Spider-Man: Homecoming”. Benar kok guys. Rana sinematik superhero Marvel milik Kevin Feige ini memang sudah membahana banget kesuksesannya.

Namun seperti yang kita lihat sejauh ini, toh kesuksesannya tidaklah 100% mulus. Terbukti Iron Man 3 (2013), Thor: The Dark World (2013), Black Widow (2021), dan Eternals (2021), adalah film-film MCU yang mendapatkan respon kurang menyenangkan.

Melihat dan menggabungkan seluruh fakta tersebut, maka sekali lagi tidaklah heran jika kita tetap merasa trauma dengan Spider-Man: Homecoming. Namun untungnya, rasa trauma tersebut berhasil hilang dari dalam diri setelah menyaksikan film arahan Jon Watts (Cop Car) ini.

Reboot Kontinuitas Yang Sangat Fun dan Rapih Banget

Yap dengan kata lain, Spider-Man: Homecoming adalah debut sekaligus reboot Spider-Man  yang cukup memuaskan. Walau ya memang trilogi Spider-Man tetap yang paling terbaik, namun setidaknya film ini jauh lebih oke dari dua film The Amazing Spider-Man milik Andrew Garfield.

Plus Watts dan tim sukses melanjutkan dan mengkoneksikan pengenalan Peter Parker aka Spider-Man (Tom Holland) di Captain America: Civil War (2016) dengan sangat halus dan tertata banget. Pokoknya film ini benar-benar enteng dan fun banget layaknya seperti rata-rata film MCU lainnya.

Namun terlepas demikian, seperti yang telah kamu baca di awal review Spider-Man: Homecoming ini, sayangnya film ini masih dalam kategori CUKUP MEMUASKAN alias tidak 100% memuaskan. Mengapa demikian?

Tidak Bisa Lepas Dari Iron Man

Well, faktor utama yang membuat review Spider-Man: Homecoming tidak memenuhi kapasitas kekerenannya adalah adanya sosok Tony Stark aka Iron Man (Robert Downey Jr.). Jujur ya, semenjak dulu gue melihat trailer yang menampilkan keduanya, gue udah merasa was-was.

Gue was-was kalau sosok Iron Man akan membuat Spidey di film solonya ini tidak begitu maksimal penampilannya. Terlebih seperti kita ketahui, Robert Downey adalah salah satu sosok aktor yang sangat karismatik. Ya dia memang Iron Man.

Dan ternyata rasa was-was ini terbukti. Memang secara skenario adalah Iron Man yang menemukan dan merekrut Spidey. Juga, setiaknya dalam film ini, keterlibatannya hanya dalam beberapa scene yang penting saja.

Namun bagi gue, tetap saja aspek ini yang membuat film ini tidak terasa 100% film solo Spidey. Film ini bagaikan Iron Man 3.5 atau The Amazing Adventures of Iron Man and Spider-Man (ya judul ini gue karang sendiri he..he).

Apabila sosok Tony hanya tampil sebagai mentor dari jarak jauh saja seperti yang terdapat di salah satu adegannya dimana ia menggunakan kostum Iron Man robot yang ia kendalikan dari India, hal tersebut jauh lebih efektif. Walau memang, cara tersebut tetap membuat kehadirannya dalam film ini masih sangat dominan.

Seharusnya Hanya Ada Spider-Man Saja

Sehingga dengan pernyataan tersebut, maka benar banget kalau semestinya, film ini hanya menampilkan Spider-Man saja sebagai pahlawannya. Oke memang sih sekali lagi secara skenario, Spider-Man MCU ini tidak bisa lepas dari Iron Man.

Dan juga dalam konteks real-life, Holland masih sangat baru nan “hijau” dalam proyek superhero yang sebesar ini. Namun pada saat yang sama kalau kita perhatikan secara seksama, sebenarnya Holland lebih dari mampu untuk menahkodai debut solo Spider-Man nya ini.

Tapi ya pada akhirnya kita bukanlah kreatif atau duo penulis nasakhnya: Jonathan Goldstein dan John Francis Daley (Horrible Bosses). Jadi ya pada akhirnya kita mau tak mau, harus menerima saja skenario yang ditampilkan.

Penampilan dan Chemistry Holland Yang Mengagumkan

Walau demikian, setidaknya kekurangan tersebut berhasil tertutupi dengan performa dan chemistry keren antara Holland dengan Downey. Keduanya benar-benar terlihat bagaikan murid-mentor yang sesungguhnya. Bahkan bisa dikatakan bagaikan ayah-anak.

Penampilan individual keduanya pun juga patut diacungi jempol. Untuk Downey, rasanya kita gak perlu panjang lebar lagi. Ya dia Tony Stark, dia Iron Man. Namun yang mungkin terasa beda dan lebih keren, adalah sosoknya yang tampil lebih dewasa.

Dalam film ini Tony telah dan harus menjadi sosok mentor. Sehingga kedewasaan dan kebijaksanaan, harus ia tampilkan dibalik sosoknya yang masih suka egois dan ngelenyeh itu. Dan bisa kita katakan, Downey sukses menampilkan sosok Tony yang sudah lebih matang ini.

Tom Holland Adalah Iterasi Spider-Man Yang Kita Tunggu-Tunggu

Lalu bagaimana dengan performa individu Holland sebagai Spidey? Well, semenjak gue menyaksikan debutnya di Captain America: Civil War, gue udah merasa asyik banget dengan Spider-Man versinya ini.

Dan ketika akhirnya ia debut melalui Spider-Man: Homecoming ini, keasyikan tersebut kian menjadi-jadi. Pasalnya Holland memerankan Spider-Man yang secara teknis masih sangat muda.

Memang, Spidey Garfield dan Tobey Maguire juga sama-sama remaja. Tapi secara tampilan dan pembawaan, keduanya tersebut jauh lebih dewasa dan matang. Sehingga kesan fun dan witty-nya normal-normal saja.

Namun ketika kita melihat penampilan Holland, yap itulah Spider-Man yang selama ini kita lihat di komiknya. Benar-benar masih angsty, witty, pokoknya labil dan polos remaja banget deh. Dan kerennya gak seperti dua seniornya tersebut, baru Holland rasanya yang sukses memiliki keseimbangan antara Peter dan Spidey-nya.

Seimbang Antara Lucu dan Seriusnya

Nah masih membicarakan rana keseimbangan, satu hal lagi yang keren dari Peter-Spidey Holland, ia juga bisa seimbang antara kapan harus serius dan kapan harus lucunya. Keduanya benar-benar imbang. Walau ya memang sih terkadang ada momen serius tapi Spidey-nya tetap memberikan komen kocak.

Hal ini tentunya sangat menyegarkan Mengingat Peter dan Spidey Maguire sangat baper dan kasihan banget dan Peter dan Spidey Andrew yang sangat kelam dan menderita. Versi Holland memang ada momen mirisnya, tapi sekali lagi untungnya masih sangat seimbang dengan unsur keceriannya.

Vulture Bukan Musuh Spider-Man Yang Benar-Benar Mengancam

Sayangnya bukan hanya keterlibatan Iron Man saja yang menjadi hal negatif yang bisa kita simpulkan dari review Spider-Man: Homecoming ini. Sosok villain, Adrian Toomes aka Vulture (Michael Keaton), sayangnya juga tidak begitu mengancam.

Awalnya memang ia terlihat sukses merepotkan Spidey. Namun seiring berjalannya film, toh kita melihat Spidey lumayan cepat untuk menemukan kelemahan dan mengalahkannya. Jadi tidak terlalu susah banget.

Justru yang jauh lebih bersinar adalah Adrian Toomes-nya. Pertama, ia memiliki motivasi yang sangat manusiawi dan emosional. Pada dasarnya Toomes tidak ingin mencuri berbagai sisa-sisa teknologi alien pasca Battle of the New York di The Avengers (2012) itu. Toomes benar-benar terpaksa.

Lalu memasuki twist anti klimaksnya, terungkap kalau ia adalah ayah kandung dari gebetan Peter, Liz (Laura Harrier). Dan ketika momen inilah kita sebagai audiens langsung merasa “Jleb” hati ini seperti yang Peter rasakan.

Nah twist-twist manusiawi inilah yang setidaknya masih membuat kita sangat peduli (care) dengan sosoknya ini. Namun ya, gue ingin melihat Vulture bukan Adrian Toomes. Tapi yeah seperti kita ketahui, untuk urusan villain, Marvel selalu lebih banyak miss daripada hit-nya. Jadi gak heran juga jika Vulture disini kurang menggigit.

Zendaya dan Jacob Batalon Adalah Pendukung Keren

Untungnya kekecewaan kita terhadap Vulture tersebut masih terobati dengan aspek-aspek pendukung lainnya seperti penampilan keren Keaton sebagai Toomes, kostum yang masih terlihat badass, dan tentunya penampilan dari karakter-karakter pendukungnya.

Dan dari semua karakter pendukungnya, adalah duo karakter sahabat Peter: MJ (Zendaya) dan tentunya Ned Leeds (Jacob Batalon). MJ, memang hanya sangat sebentar munculnya di film ini. Namun setiap ia muncul, ia selalu menampilkan penampilan yang sangat mencuri perhatian.

Sayang sekali kapasitas karakternya dalam film ini memang harus seminim itu. Untung saja di sekuelnya, Spider-Man: Far From Home (2019), MJ mendapatkan treatment yang lebih baik.

Nah untungnya keminiman MJ ini tertutupi dengan betapa maksimalnya penggunaan Ned Leeds. Dan Batalon pun juga sangat keren dan lucu dalam menghidupkan karakternya.

Dalam film keduanya ini, Batalon sukses membuktikan kalau ia memanglah salah satu calon aktor keren selanjutnya. Oh ya, chemistry-nya dengan Holland pun juga sangat keren. Pokoknya memang seperti dua sahabat yang akrab banget.

Pembuka Trilogi Spider-Man Yang Fun & Menghapus Trauma

Pada dasarnya, Spider-Man: Homecoming memiliki inti premis serupa dengan film-film Spider-Man sebelumnya yaitu, perjuangan Peter dalam menyeimbangkan kehidupannya sebagai Peter, anak SMA 17 tahun, dan sebagai Spider-Man, superhero yang ramah tetangga itu.

Dan bisa dikatakan kalau Spider-Man: Homecoming sukses besar dalam memberikan kesegaran pada premis legendaris tersebut. Hal ini sekali juga didukung oleh performa Holland yang sangat keren sebagai Peter dan Spidey-nya.

Sehingga dengan pendapat tersebut, maka bisa kita simpulkan melalui review Spider-Man: Homecoming ini bahwa film ini, adalah pembuka trilogi Spider-Man MCU serta sekaligus reboot Spidey yang fun banget. Pokoknya back to basic gitu.

Dengan pendapat tersebut, otomatis rasa trauma kita terhadap adaptasi film live-action Spider-Man terdahulu (terutama The Amazing Spider-Man mikik Garfield) langsung sirna.

Nah melihat hal tersebut, maka kini melalui review The Amazing Spider-Man ini, marilah kita mengucapkan terima kasih serta respek kita terhadap Presiden Marvel Studios, Kevin Feige, yang sukses mengembalikan Spider-Man ke rumahnya yang seharusnya ini.

Jadi, THANK YOU MR. FEIGE! Semoga review Spider-Man: Homecoming ini bermanfaat ya!

Pastikan untuk selalu kunjungi Dafunda agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari kami seputar dunia Game, Movie, Anime dan Pop Culture.

Leave Comment

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications