Meskipun banyak yang memuji penampilan Rachel Zegler, skor live action Snow White oleh kritikus di Rotten Tomatoes cukup rendah. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik ketidaksukaan terhadap film tersebut.
Studio tampaknya lebih memilih untuk fokus pada adaptasi versi live action dari film animasi Disney klasik ketimbang menghadirkan cerita-cerita baru. Tentu hal ini merupakan sebuah pilihan yang menuai banyak pro dan kontra.
Meskipun rasa nostalgia bisa sangat kuat, kita sebenarnya bisa mengulang kembali menonton film animasi tersebut jika ingin mengingat ceritanya. Oleh karena itu, untuk membuat remake live action Disney terasa berharga, seharusnya mereka menawarkan sesuatu yang baru.
Skor Live Action Snow White di Rotten Tomatoes

Snow White memang mendapat banyak pujian setelah tayang, tapi tampaknya juga kritik tajam terhadap film ini di situs Rotten Tomatoes. Menjelang perilisan global akhir pekan ini, film yang bermasalah ini mencatat rating yang sangat rendah di platform ulasan tersebut.
Peluncuran film Snow White di Hollywood awal pekan ini juga tidak berjalan dengan baik. Hal ini karena kekhawatiran mengenai isu-isu di luar film, terutama pandangan politik dari bintang-bintangnya. Selain itu, kontroversi penggunaan CGI untuk menggambarkan para kurcaci juga dapat menimbulkan sorotan negatif terhadap film ini.
Sayangnya, kekhawatiran tersebut terbukti benar. Hal itu terlihat dari kritik keras dari perwakilan komunitas difabel pada acara premier, serta ulasan yang tidak memuaskan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa film ini mungkin akan mencatat salah satu pembukaan box office terburuk dalam sejarah, membuat masa depan Snow White terlihat suram.
Film ini pertama kali terdaftar di Rotten Tomatoes dengan angka skoring Tomatometer mencapai 45% (kini 46%), dan menerima berbagai ulasan negatif. Adam Nayman dari Toronto Star menyatakan bahwa Disney sepertinya telah kehilangan daya tariknya dengan tambahan terbaru dalam deretan remake live action mereka.
Ia menulis, “Tidak ada keajaiban dalam film garapan Marc Webb ini, tetapi tetap ada sesuatu yang aneh; mengeluarkan $250 juta untuk memproduksi film yang sama sekali tidak berhasil adalah jenis seni yang kelam itu sendiri.”
Tara Brady dari Irish Times mengkritik berbagai kelemahan film tersebut, termasuk penggunaan CGI untuk karakter kurcaci, yang mencerminkan kekhawatiran umum tentang versi live action film itu.
Ia menyatakan, “Kelemahan yang paling mencolok berasal dari cara yang bermasalah dalam mereproduksi materi animasi … Pencahayaan yang selalu seperti saat maghrib sangat mengganggu untuk dilihat. Yang paling parah, keputusan untuk ‘mengubah’ kurcaci menjadi seperti kartun di samping aktor manusia sangat bermasalah.”