Menurut sebuah studi baru, inilah cara yang bisa diterapkan oleh bioskop untuk meningkatkan penjualan tiket.
Tak memungkiri kalau nyawa utama dari sebuah bioskop adalah hasil penjualan tiket. Semakin banyak tiket yang terjual (terlepas bagus atau tidak filmnya), maka semakin untung dan jalan saja laju bisnisnya.
Namun memang, merupakan tantangan tersendiri bagi pihak bioskop untuk melakukan ini. Terlebih pada masa pandemi seperti sekarang. Tapi kalau dilihat lagi, rata-rata bioskop di seluruh dunia masih stabil banget sih penjualan tiketnya.
Walau demikian, bioskop mana sih yang gak ingin meningkatkan penjualan tiketnya lebih jauh lagi? Nah oleh karenanya, baru-baru ini ada sebuah studi baru yang seluruh bioskop bisa terapkan agar bisa menggapai ini semua.
COVID & Harga Tiket Mahal
Melansir ScreenRant, studi baru yang seluruh bioskop bisa terapkan ini berasal dari studi yang dilakukan oleh tiga institusi. Spesifiknya: Quorum yang merupakan perusahaan riset perfilman, Cultique yang merupakan firma konsultasi merek dagang (brand), dan Fanthropology yang merupakan perusahaan fan engagement.
Nah berdasarkan studi yang dilakukan ketiganya, muncul kesimpulan bahwa agar bioskop bisa menjual tiketnya lebih banyak lagi, adalah jika mereka meningkatkan protokol kesehatan COVID-19 dan juga mengurangi harga tiket serta konsesi makanannya.
Kesimpulan ini mereka dapatkan dari survey yang mereka lakukan terhadap 25.000 individu yang biasa rajin ke bioskop pra-pandemi. Dan hampir 505 (setengahnya), menjawab kalau mereka kini sudah enggan banget untuk nonton ke bioskop seperti era pre-COVID dulu.
Dan rata-rata alasan keenganan mereka karena betapa minimnya teater yang mewajibkan audiensnya untuk menunjukkan bukti vaksinasi dan yang paling besar alasannya, adalah betapa mahalnya harga tiket serta konsesi makanan dan minuman ringannya.
Ingin Experience Bioskop Murah
Sehingga berdasarkan penemuan tersebut, tersimpulkan bahwa orang-orang baru mau nonton di bioskop lagi kalau mereka harus mengeluarkan kocek yang lebih sedikit. Menurut ketiganya, kesimpulan yang didapat ini sangatlah darurat dampaknya bagi keberlangsungan bioskop ke depannya.
Khawatirnya, tendensi orang untuk lebih memilih nonton dari rumah entah melalui home video atau layanan streaming kian lebih besar. Yang mana sekali lagi, tendensi ini nantinya akan mematikan bisnis bioskopnya.
Ya memang studi ini ada benarnya juga. Namun bagi gue hal ini masih bisa diatasi banget kok. Namun itu pendapat gue ya. Bagaimana kalau tanggapan kalian dengan studi ini? silahkan komen di bawah.
Pastikan untuk selalu kunjungi Dafunda agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari kami seputar dunia Game, Movie, Anime dan Pop Culture.
