2K Games, salah satu penerbit video game terbesar yang berbasis di California meminta maaf setelah sejumlah halaman resminya diretas. pihak penerbit video game juga meminta maaf atas banyaknya komentar ofensif dikirimkan menggunakan akun mereka.
Baru-baru ini ada sejumlah serangan di dunia maya terhadap video game populer. Lizard Squad, kelompok peretasan terkenal dari Inggris mengklaim bahwa mereka berada dibalik serangan itu.
Serangan tersebut ditujukan untuk Call of Duty dan Fortnite, serta mengancam pemimpin Partai Buruh Inggris, Jeremy Corbyn.
Akun Media Sosial 2K Games Diretas dan Memposting Kata-kata Rasis
Hal tersebut menyebabkan anggota Lizard Squad dilaporkan dan ditangkap pada 15 November lalu. Pada tanggal yang sama, serangan cyber kembali muncul dan kali ini targetnya yaitu salah satu penerbit game yaitu 2K Games.
Dari penyerangan ini menyebabkan sejumlah pernyataan ofensif yang bernada rasis dibuat di sejumlah halaman media sosial resmi mereka. 2K Games terkenal dengan permainan olahraga mereka, menghasilkan franchise tahunan dalam seri NBA dan WWE.
Game tahun ini telah menerima lebih banyak kritik dari biasanya, dengan banyak yang berpendapat bahwa game belum selesai dan menampilkan sejumlah gangguan.
Memposting Pesan Rasis, Pengikut 2K Games Menduga Akun Diretas
Pada 15 November, halaman Facebook utama yang sebelumnya tidak digunakan selama beberapa tahun mulai memposting pesan rasis. Tetapi banyak pengikutnya sudah menduga bahwa halaman tersebut telah diretas, sehingga tidak ada masalah lain yang muncul.
Halaman Facebook yang didedikasikan untuk game WWE memposting pesan serupa. Pesan tetap terpublikasi selama beberapa jam, hingga akhirnya dihapus ketika 2K berhasil mendapatkan kembali akses ke akun mereka.
Setelah berhasil mengambil alih akun, mereka memposting permintaan maaf ke akun WWE dengan menyatakan:
“Akun media sosial di 2K dikompromikan Jumat malam yang lalu. Sayangnya, materi yang diposting tidak mencerminkan nilai 2K atau mitra kami. “
Karena masalah ini, 2K kemungkinan akan mencari cara untuk meningkatkan keamanan akun mereka. Saat ini tidak diketahui siapa yang berada di balik peretasan ke halaman media sosial mereka. Tampaknya sedang menjadi tren bahwa video game menjadi subjek serangan cyber yang semakin umum.
