Dalam sejarah DOTA 2, Shanghai Major memang harus diakui merupakan salah satu penyelenggaraan turnamen profesional terburuk. Untuk sebuah turnamen besar yang total hadiahnya mencapai USD 3 juta atau sekitar 39 Milyar Rupiah, ada banyak kesalahan yang justru membuatnya terlihat murahan. Masalah teknis dari booth yang tak kedap suara, jadwal tanding yang melorot, masalah streaming, hingga yang lebih personal seperti konflik Gabe Newell dan mantan host Shanghai Major, 2GD menghiasi turnamen yang satu ini. Berita baiknya, terlepas dari semua kekacauan ini, ia masih menghadirkan kualitas pertandingan yang pantas untuk diacungi jempol.
Didominasi oleh tim-tim dari kawasan Amerika Utara dan SEA, dengan tim China yang harus gugur terlebih dahulu, Shanghai Major memang bisa dibilang penuh kejutan. Tim dari Korea Selatan, MvP Phoenix, misalnya, dengan scene DOTA 2 yang masih terbilang baru dibandingkan game kompetitif lainnya, berhasil tampil begitu memesona dan berhasil jadi tim underdog yang maju cukup jauh dan menundukkan tim-tim yang lebih diunggulkan. Namun pada akhirnya, hanya dua yang terbaik yang berhak melangkah ke babak Grand Final. Pertempuran antara dua tim yang berdiri di bawah kepemimpinan dua teman lama yang sempat berjuang di satu bendera yang sama.
Babak Grand Final akhirnya mempertemukan dua buah tim dengan performa luar biasa di turnamen ini – Liquid dan Secret. Ini menjadi juga jadi pertarungan antara dua teman lama – Kuroky yang menjadi kapten Liquid serta Puppey yang menjadi otak di balik tim Secret. Kombinasi draft hero yang penuh strategi dengan eksekusi skill yang fantastis berujung pada pertandingan Grand Final yang memang pantas untuk diacungi jempol. Namun pada akhirnya, tim Secret lah yang berhasil mengangkat piala sebagai pemenang, mengalahkan tim Liquid dengan skor 3-1.
Menjadi yang pertama, Secret berhak membawa pulang hadiah utama sebesar USD 1.110.000 atau sekitar 14,4 Milyar Rupiah, sementara Liquid “hanya” berhak atas uang USD 405.000 atau sekitar 5,2 Milyar Rupiah. Sedangkan ditempat ketiga ditempati oleh tim yang sempat memenangkan The International tahun lalu – Evil Geniuses (EG) dengan total hadiah USD 315.000 atau 4 Milyar Rupiah. Posisi keempat lah yang bisa dibilang sebagai kejutan, karena ia berhasil direbut oleh tim yang tak pernah diperkirakan sebelumnya – MvP Phoenix yang berhak membawa pulang USD 255.000 atau sekitar 3,3 Milyar Rupiah.
Selamat untuk Secret yang sudah memperlihatkan aksi yang luar biasa dan berjuang dengan keras. Harapan kami untuk turnamen mendatang, semoga mimpi buruk penyelenggaraan ini tidak terulang di Manila Major, yang akan diselenggarakan di awal Juni 2016 mendatang. Dan semoga akan ada perwakilan dari Indonesia yang bisa ikut memeriahkan kejuaraan tersebut.