TOEI, yang merupakan rumah produksi pemegang dua franchise tertua di Jepang (Kamen Rider dan Super Sentai) punya tradisi unik untuk memeriahkan perayaan ulang tahun kedua franchise tersebut. Yakni mempertemukan keduanya dalam sebuah film crossover. Pertama kali, proyek ini rilis pada tahun 2011 silam dan sempat berhenti di tahun 2017.
Namun pada pertengahan 2021 kemarin, mereka kembali merilis film crossover antara Kamen Rider dengan Super Sentai, yang kali ini berfokus kepada Kamen Rider Saber dan Kikai Sentai Zenkaiger sebagai dua seri yang sedang tayang pada waktu itu.
Namun bukannya mendapat pujian, sekali lagi crossover ini kurang mendapat sambutan baik dari beberapa penggemar. Sehingga kami meyakini ada beberapa alasan mengapa TOEI di masa depan sudah tidak perlu lagi meneruskan proyek ambisius itu.
Apa saja alasannya? Dafunda telah merangkumnya dalam ulasan berikut ini. Langsung saja kita simak pembahasannya sekarang juga.
1. Fanservice Tanpa Dasar Cerita Yang Kuat
Sebetulnya, tujuan utama dari proyek ini hanya sebagai ajang fanservice kepada penggemar yang berandai-andai jika dua superhero tersebut berada di satu layar. Sayangnya, seringkali mereka tidak menyiapkan latar belakang cerita yang membuat beberapa penggemar tertarik untuk menontonnya.
Dengan durasi yang tidak sampai 120 menit, rasanya mereka akan selalu menemui kesulitan untuk menulis dasar cerita yang bisa dinikmati penonton. Bahkan beberapanya mengatakan, latar cerita game Kamen Rider saja masih memiliki latar belakang cerita yang menarik ketimbang proyek mimpi basah TOEI itu.
2. Kualitas CGI Yang Jauh Dari Standar
Beberapa tahun belakangan, franchise dengan durasi tayang tahunan ini kerap mendapat ejekan dari penggemar sesama superhero lain (Ultraman). Tsuburaya yang memang gencar berpromosi secara global itu saat ini punya kualitas CGI yang lebih baik ketimbang beberapa tahun sebelumnya.
Sayangnya, TOEI seakan tidak mempunyai niat untuk memperbaiki kekurangan ini. Beberapa kali, kualitas CGI yang biasa mereka gunakan untuk seri televisi juga mereka hadirkan dalam proyek film. Padahal proyek film seperti ini seharusnya punya alokasi dana yang lebih banyak dari yang biasa mereka dapatkan pada seri televisinya.
3. Beberapa Serinya Tidak Cocok Untuk Melakukan Crossover
Ini mungkin alasan yang bersifat subjektif. Namun kami rasa, proyek-proyek crossover antara Kamen Rider dan Super Sentai ini sebetulnya hanya cocok untuk serial yang punya konsep yang sama.
Kami ambil contoh Superhero Taisen pertama, yang mempertemukan pasukan Gokaiger dengan Kamen Rider Decade. Secara konsep keduanya punya kemiripan, yaitu dapat berubah menjadi pendahulunya. Sehingga masih dapat kami temukan korelasi yang dapat mendukung aspek ceritanya.
Namun dalam proyek Superhero Taisen setelahnya, beberapa seri kerap mereka paksakan untuk dibuatkan crossover tersebut. Seperti Super Hero Taisen GP 3 (2015). Pada waktu itu, kami hampir mengira jika proyek ini merupakan movie Kamen Rider karena durasi kemunculan pasukan Ninninger begitu singkat dan tidak punya build-up yang bisa kami mengerti.
Penyakit ini kembali lagi pada Superhero Senki beberapa waktu lalu. Dimana sekali lagi, porsi antara Kamen Rider dan Super Sentai tidak merata bahkan berat di Kamen Rider nya saja.
Itulah tadi ketiga alasan mengapa proyek Superhero Taisen milik TOEI sebaiknya tidak usah dilanjutkan lagi walau untuk merayakan ulang tahun franchise mereka. Kalau tanggapan kalian bagaimana nih mengenai proyek tersebut?
