Review Film Old ini tidak mengandung SPOILER apapun.
Bagi kalian yang fanboy sutradara dan master twist film horor / thriller modern, M. Night Shyamalan (The Sixth Sense), pastinya kalian sudah tahu sejak lama dengan gaung film Old ini.
Ya semenjak mengetahui premisnya hampir sekitar 1 tahun lalu, banyak dari kita yang sudah gak sabar untuk segera menyaksikan Old. Sebenarnya bahkan dari judulnya saja, kita sudah merasa tertarik untuk mengetahui karya teranyar sutradara keturunan India ini.
Apalagi ketika mengetahui premisnya, wah makin gak sabaran lagi kita untuk segera menyaksikan Old. Namun mungkin beberapa dari kalian ada yang belum tahu dengan plot kisahnya yang hype ini? Langsung saja simak keseluruhan review film Old nya berikut ini.
Contents Navigation
Pantai Indah Yang Membuat Usia Bertambah Cepat
Ya, seperti yang kita saksikan dari sub-judul review film Old tersebut, film ini mengisahkan sebuah Pantai pribadi (private beach) yang terletak dalam lingkungan resort yang sangat indah.
Nah karena sifatnya yang sangat pribadi, jadi hanya beberapa tamu resornya saja yang diberi tahu dan diundang untuk melipir ke lokasi tersebut. Yang mengundang adalah manajer resornya yang diperankan oleh Gustaf Hammarsten (Bruno).
Dan salah satu tamu yang ia undang, adalah keluarga Cappa. Tentunya ketika mereka menerima tawaran ini, keluarga ini gak menaruh kecurigaan apapun. Ya namanya juga, tawaran gratis sudah begitu, ke pantai pribadi yang bisa bebas-bebas dan enak-enak lagi he..he.
Sesampainya di lokasi, mereka bertemu keluarga undangan lainnya. Awalnya mereka semua memiliki tujuan yang sama. Ya, mereka ingin bersantai dan menghilangkan semua masalahnya. Apalagi untuk suami istri Cappa, Guy (Gael Garcia Bernal) dan Prisca (Vicky Krieps).
Keduanya membutuhkan sekali liburan ini, demi menyenangkan kedua anak mereka, Trent (Nolan River) dan Maddox (Alexa Swinton). Namun keinginan untuk memiliki quality time bersama keluarga ini, langsung berubah menjadi keanehan yang super freakish.
Pasalnya mereka tanpa angin dan tanpa hujan, langsung mengalami penuaan yang lumayan cepat. Padahal mereka baru beberapa jam saja di pantai tersebut. Terbukti baru beberapa jam disitu, Trent yang pada awal filmnya masih berusia 6 tahun, langsung bertambah menjadi 11 tahun dalam beberapa jam saja.
Lalu beberapa jam lagi, ia bertambah lagi, bertambah lagi, dan bertambah lagi. Begitu juga dengan keluarga lain yang ada di pantai tersebut. Lalu dikala masih bingung dengan fenomena ini, tiba-tiba terjadi juga beberapa peristiwa kematian, dan hilangnya kewarasan karena stres tidak ada jalan keluar dari pantai tersebut.
Wah ada apa nih ya? Kok pantainya bisa seperti ini? Well, silahkan nonton filmnya untuk mengetahui jawabannya oke?
Eksekusi Premis Keren Khas Shyamalan
Mari kita mulai review film Old ini dengan aspek-aspek positifnya dulu. Pertama adalah terkait eksekusi premisnya yang unik itu.
Dan oh ya hampir lupa, sebenarnya premis kisah Old ini bukanlah 100% plot orisinil seperti pada film-film Shyamalan sebelumnya. Kisah Old ini, merupakan adapatsi dari novel grafis Perancis, Sandcastle (2010) karya Pierre Oscar Levy.
Jadi ya, Shyamalan bisa kita katakan melakukan eksekusi adaptasi kisah yang oke. Bahkan jujur saking okenya, gue sampai lupa kalau film ini merupakan naskah adaptasi. Pokoknya kerasa seperti film miliki Shyamalan banget.
Jadi karena oke banget, even bagi kamu yang belum pernah baca Sandcastle, akan bisa langsung mengikuti dan memahami kisahnya.
Lokasi dan Sinematografi Yang Memanjakan Mata
Aspek positif lain yang bisa gue sampaikan dalam review film Old ini, adalah lokasi syuting pantainya dan juga sekaligus sinematografinya yang sangat indah.
WOW guys, WOW! Lokasi yang Shyamalan pilih untuk resor dan pantainya ini benar-benar indah banget. Pokoknya, kalau melihat pasti kita bakalan langsung kepingin masuk ke dalam layar. Memangnya dimana lokasinya?
Melansir halaman Wikipedia filmnya, lokasi syutingnya adalah di Republik Dominika. Well, pantas saja indah. Karena Dominika memanglah salah satu negara dengan obyek wisata dan pantai yang indah banget.
Alhasil dengan fakta tersebut, otomatis, sinematografi yang Shyamalan tampilkan pun juga sangat indah. Pokoknya kalau sampai gak terpesona, entahlah gue mau ngomong apalagi.
Twist Generik
Setelah ngomongin aspek positifnya, marilah kita sekarang membicarakan aspek negatif dari Old. Dan sayangnya kelemahan utamanya justru pada kekuatan khas Shyamalan selama ini.
Ya, Shyamalan yang selalu identik dengan twist dan pengungkapannya yang sangat luar biasa itu, sayangnya selama beberapa film terakhirnya, sudah berkurang “magisnya”. Bahkan bisa gue katakan, semenjak film The Village (2004), twist Shyamalan mulai terasa generik.
Memang sih kalau mau jujur, twist film Shyamalan biasa-biasa semua. Namun, kalau kita perhatikan, film-film terdahulunya memiliki twist dan pengungkapan yang entah bagaimana masih terlihat dan terasa exciting.
Ambil contoh saja The Sixth Sense (1999) dan The Village (2004). Walau twist-nya kalau kita pikir umum banget, namun secara keseluruhan, masih terasa keren. Nah untuk Old ini, pengungkapannya masih khas Shyamalan.
Spesifiknya, ia mengungkapkannya pada akhir-akhir, namun ia padu padankan dengan puncak finale ceritanya sehingga, terasa smooth tapi tetap mengejutkan. Namun masalahnya disini, twist kisahnya terasa generik saja. Kita terkejut tapi terkejut biasa saja bukan, “SUPER WOW” seperti ketika menyaksikan twist The Village atau bahkan Split (2016).
Masih Sangat Menghibur dan Penuh Misteri
Namun terlepas twist-nya yang sangat generik dan penampilan beberapa aktornya yang standar-standar saja, Old tetaplah sebuah sajian yang penuh misteri dan sangat menghibur. Mungkin beberapa dari kalian, bakalan ada sih yang gak suka.
Tapi melalui ulasan review film old ini, bisa gue jamin sekali lagi, kalau kalian akan terhibur banget. Apalagi, filmnya memberikan pesan moral terselubung terkait usia dan waktu yang tidak banyak, dan juga makna alegori dari aktivitas isolasi mandiri (ISOMAN) selama awal-awal pandemi COVID-19 dulu.
