Inilah 5 lagu terkeren dan legendaris dari album A Night at the Opera milik band rock legendaris Inggris, Queen.
Mungkin beberapa dari kalian bingung dan bahkan mengeluh, “Queen melulu nih dari kemaren. Gak ada pembahasan musik lain apa?” Dan gue paham sih apabila kalian komplain seperti ini. Tapi tentunya ada alasan kuat mengapa dari kemarin gue membahas Queen atau Freddie Mercury.
Pasalnya selain akan merayakan 30 tahun kematian Freddie pada tanggal 24 November 1991, juga pada bulan ini (dalam timeline sejarah karir mereka), terdapat 4 album yang dirilis.
- Made in Heaven: 6 November, 1995
- Sheer Heart Attack: 8 November, 1974
- Jazz: 10 November, 1978
- A Night at the Opera: 21 November, 1975
Nah ketika tulisan ini dibuat, sudah tanggal 22 November 2021. Atau spesifiknya, satu hari lewat dari perilisan A Night at the Opera dan 2 hari sebelum perayaan 3 dekade kematian Freddie. Dengan fakta ini, maka logislah jika daftar ini dibuat.
Tanpa perlu panjang lebar lagi, inilah 5 lagu terkeren dan legendaris dari album A Night at the Opera, album legendaris ke-4 milik Queen. Seperti biasa kelima pilihan lagu ini bersifat SUBYEKTIF.
Contents Navigation
5. You’re My Best Friend
Lagu terkeren dan legendaris dari album A Night at the Opera milik band rock legendaris Inggris, Queen yang pertama, adalah hit dari basis tangan dingin mereka, John Deacon ini.
Sama hal-nya seperti lagu-lagu Deacon lainnya, ‘You’re My Best Friend’ menampilkan komposisi yang kalau dalam bahasa gampangnya, ‘Rock adem’. Adem, nyiur, tapi tetap terdengar gahar. Lagu ini pada dasarnya ditujukan ke istri Deacon, Veronica Tetzlaff.
Liriknya, benar-benar menggambarkan betapa sang istri, bukan hanya sekedar istri. Namun bagi Deacon, Tetzlaff jugalah sahabat baiknya. Lagu ini bisa gue katakan adalah sleeper hit dari album ini. Tapi ya begitulah lagu-lagu milik Deacon bukan? Gak disangka-sangka keren dan jadi hit besar.
Walau lagu ini memiliki makna peromantisan terhadap pasangan, tapi kita juga bisa menggunakannya terhadap sahabat atau teman baik kita terlepas apapun gender-nya.
4. ‘39
Lagu terkeren dan legendaris dari album A Night at the Opera milik band rock legendaris Inggris, Queen selanjutnya adalah lagu akustik folk milik gitaris Brian May ini.
Selain memiliki komposisi musik dan lirik yang bersifat sing along, lagu ini faktanya memiliki makna lirik yang sangat gokil dan fiktif edukatif. Jadi, lagu ‘39’ mengisahkan penjelajah luar angkasa yang melakukan penjelajahan selama satu tahun .
Namun ketika mereka balik ke bumi mereka semua kaget karena situasi di bumi bukanlah satu tahun kemudian. Melainkan, sudah 100 tahun kemudian. Sehingga seperti yang kita baca di lirik lagunya, mereka semua kaget karena sudah tidak melihat apalagi mengenal saudara mereka lagi.
Karena rata-rata mereka sudah meninggal semua. Dan menurut May, lagu ini terinspirasi dari ketertarikannya dengan teori efek Time Dilation terhadap teori relativitas (E = MC2) milik fisikawan legendaris, Albert Einstein.
Kalau kamu mengerenyitkan dahi dan berkata, “buset mau bikin teori fisika apa lagu sih ini?” well, jangan heran. Karena Brian May sendiri kuliahnya di jurusan Astrofisika. Ia memang dari dulu ingin menjadi fisikawan.
Tapi walau pada akhirnya ia berkarir sebagai rocker, May kini sudah menyandang gelar Doktor Astrofisika. Yap dengan kata lainnya lagi, May adalah nerd rocker!
3. Lazing on Sunday Afternoon
Mungkin inilah salah satu lagu top tiga dari album ini. Dan alasannya, lagu ini memiliki lirik yang santai dan sedikit nyeleneh khas Freddie tapi, tetap dikemas dengan balutan Rock serta musik opera klasik ala-ala 1900an yang terdengar berkelas nan elegan.
Dalam menyanyikannya, Freddie juga terdengar sangat santai namun tetap terdengar sangat sulit. Ya kamu dengar saja deh. Pasalnya Freddie dalam menyanyikannya menggunakan gaya vokal operatik yang biasanya digunakan oleh penyanyi opera pada umumnya.
Oh ya satu lagi yang membuat lagu ini unik dan keren, adalah durasinya yang hanya 1 menit dan 8 detik. Oke anggap saja 10 detik ya. Namun gokilnya walau durasinya sesingkat itu, lagunya tetap terdengar sangat padat dan kaya layaknya lagu-lagu berdurasi 3-4 menit.
2. Bohemian Rhapsody
Yap siapa sih yang gak tahu dengan lagu ini? Even kamu bukan fanboy Queen pun, pastinya tahu deh dengan lagu yang meroketkan nama mereka di awal karirnya ini. Bahkan seperti kita ketahui, lagu ini dijadikan inspirasi sekaligus judul film biopik Freddie yang diperanakan oleh Rami Malek (Mr. Robot) itu.
Kelebihan lagu ini tentunya dengan seluruh komposisinya yang super jenius itu. Mereka bisa menggabungkan 3 komposisi yaitu: Klasik, Pop, dan Hard Rock sehingga, menjadi kesatuan lagu yang sangat padu dan gokil banget.
Selain itu, makna liriknya yang menggunakan kata “Bismillah” dan tidak pernah pernah bisa ter-intepretasikan dengan pasti tersebut, kian membuat lagu ini terasa gokil dan abadi hingga detik ini.
1. The Prophet’s Song
Nah inilah lagu Queen dari album A Night at the Opera yang bagi gue adalah lagu terbaiknya. Bukannya mau sok beda sendiri. Tapi setelah terus mengeksplorasi Queen hampir 25 tahun lamanya, gue pun akhirnya menyadari satu hal.
Yaitu, sekeren-kerennya ‘Bohemian Rhapsody’, ‘The Prophet’s Song’ jauh lebih epik dan dari hit besar tersebut. Mengapa? Lagu ciptaan May ini memiliki komposisi musik dan juga layering yang lebih kompleks.
Lagu ini kalau gue umpamakan seperti lagu ‘Because’ milik The Beatles, tapi 3 kali lebih kompleks dan ribet komposisi layering musiknya. Selain itu durasinya lebih panjang dari ‘Bohemian Rhapsody’.
Namun walau lebih lama dan lebih kompleks, justru kedua aspek inilah yang membuat lagu mengenai mimpi banjir bah layaknya kiamat yang dialami oleh May ini kian terasa gokil. Gak percaya? Langsung saja deh dengarkan guys!
Itulah tadi 5 lagu terkeren dan legendaris dari album A Night at the Opera milik band rock legendaris Inggris, Queen. Dari kelima lagunya ini, yang manakah yang merupakan favorit kalian? komen di bawah ya.
Pastikan untuk selalu kunjungi Dafunda atau instal aplikasinya di playstore agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari kami seputar dunia Game, Movie, Anime dan Pop Culture.
