Apakah kalian tahu pesan yang beredar di media sosial sekarang? pesan tersebut menginformasikan bahwa setidaknya ada kurang lebih 16 game yang berbahaya bagi anak – anak pada zaman sekarang. Tentu pesan tersebut informasi yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri. Sekadar informasi, ini bukan pertama kali pesan berantai ini ramai muncul di aplikasi pesan instan. Sebelumnya, pesan serupa pun sempat beredar.
Pada pesan sebelumnya, terdapat perbedaan dengan yang sekarang, pesan sebelumnya hanya menyebutkan 15 judul game yang berbahaya dan kali ini menjadi 16, dengan judul gim Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) Mobile Legends sebagai tambahannya. Lalu apakah informasi ini memang benar langsung dari Kemendikbud sendiri? ada berbagai game yang terdaftar pada pesan tersebut, dan Mobile Legend lah yang paling banyak dipertanyakan. Wajar saja, pada tahun ini, siapa yang tidak mengenal game moba analog ini, Adapun judul-judul gim tersebut adalah World of Warcraft, Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Kombat, Future Cop, Carmageddon, Shelshock, Raising Force, Atlantica, Conflict Vietnam, Bully, Grand Theft Auto, dan yang pasti Mobile Legend.
Tentu game yang lagi booming di Asia ini banyak dipertanyakan, kenapa game moba analog ini bisa masuk kedalam game yang berbahaya bagi anak – anak, apakah alasannya? menurut sebuah penelitian dari Iowa State University Amerika Serikat yang mengungkap, main gim yang mengandung unsur kekerasan dapat menyebabkan seorang anak “mati rasa”.
“Anak akan mudah melakukan kekerasan dan kehilangan empati, tidak bisa menghormati orangtuanya atau kepada orang lain,”
Mereka juga menyebutkan, “Anak akan tidak bisa fokus belajar, apalagi yang ada iming-iming hadiah gim sebesar Rp 7 milliar. Sangat mengganggu pikiran anak, tidak pernah bisa tidur malam sampai jam 03.00, sehigga sulit bangun pagi apalagi subuhan.”
Lalu apakah mungkin bahwa game Mobile Legend dapat di blokir di Indonesia? belum ada kepastian lebih lanjut dari kemendikbud sendiri, tentu dengan adanya hal ini, terjadi pro dan kontra di antara masyarat Indonesia, ada yang mendukung dan menolak akan hal ini, lalu bagaimanakah kelanjutan ini? mari kita tunggu bersama – sama.
