Spyware Pegasus menjadi pembahasan yang serius lantaran sudah berhasil membobol WhatsApp. Lalu bagaimana usaha dari Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam menangkal Pegasus tersebut?
Pertanyaan itulah yang banyak disodorkan kepada Komisi I DPR RI, Anggota DPR RI Sukamta pada saat rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhonny G Plate.
Begini Cara Kominfo Atasi Spyware Pegasus di WhatsApp
Menkominfo menanggapi pertanyaan tersebut dengan menyatakan jika pihaknya akan bekerja sama dengan badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Demi menjaga seluruh siber Indonesia dari serangan jahat spyware Pegasus.
Jhonny juga menyebutkan jika Kominfo akan bertukar informasi dengan BSSN mengenai masalah serius ini. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi dari serangan Pegasus.
“Hal yang geo-strategis tentunya kita harus bicara dengan lembaga yang lebih berkompeten, yaitu BSSN. Kominfo setelah ini akan terus mempatroli urusan siber” ungkap Jhonny seperti yang Dafunda Tekno kutip dari CNN Indonesia.
Seperti informasi sebelumnya, Serangan Pegasus ini diduga mulai berkembang sejak Mei 2019 dan sudah menyerang sebanyak 1.400 pengguna WhatsApp seluruh dunia.
Dengan memanfaatkan celah keamanan pada video call WhatsApp sudah ada 100 korban diantaranya adalah para aktivis politik hingga wartawan. Serta target utama dari spyware Pegasus ini adalah para pejabat pemerintahan.
Motif Spyware Pegasus di WhatsApp
Spyware di WhatsApp ini sebenarnya tidak membobol percakapan di platform milik Facebook itu. Namun disaat dia masuk ke ponsel korban, maka spyware itu dapat mengumpulkan segala data di perangkat smartphone. Data-data itu berupa foto, nomor kontak, email, lokasi korban, data histroy browsing hingga rekaman audio dan kamera.
Will Cathart, Head of WhatsApp juga menyebutkan jika targetnya adalah data penting di ponsel targetnya. WhatsApp dibobol adalah sebagai jalan masuk dari kode-kode jahat yang telah dibuat.
“Pengguna WhatsApp yang ditargetkan akan menerima videocall, tetapi bukan panggilan normal” cetus Will Catchart.
Disaat ponsel sudah berbunyi, maka penyerang tersebut secara diam-diam melakukan transmisi kode jahat untuk menginfeksi ponsel para korban dengan spyware untuk menerima pesan dan informasi lain.
Sasaran dari spyware ini bukanlah orang awam. Jika masyarakat awam yang diserang maka akan menghabiskan waktu mereka dan biaya tools nya itu cukup mahal. Jadi tidak mungkin orang awam akan menjadi korban dari spyware WhatsApp ini.